Selasa, 01 April 2014

Visi yang Meleset (Kisah Simson)



Kisah Simson sangat menginspirasi saya karena saya dihadapkan pada beragam pengalaman yang membuat saya teringat pada kisah Simson.

Bayangkan seorang yang diberikan pengurapan begitu kuat tetapi tidak ada yang mengajarkan bagaimana mengendalikannya.

Simson adalah seorang
yang mengandalkan urapan, yang berpendapat bahwa segala masalah pasti beres karena urapan yang dimilikinya.
Ia begitu mengandalkan urapan sampai lupa bahwa urapan yang ia miliki
bukan karena perkenanan Tuhan pada dirinya melainkan karena janji Tuhan pada Israel.

Yap.
Urapan itu datang menanggapi tujuan Tuhan yang besar, bukan karena diri pribadi.

Berikut adalah visi Tuhan atas Simson:

Hak 13:5
Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin."

Atas tujuan itulah maka Simson diberikan urapan yang sangat hebat yang tidak pernah lagi diberikan pada siapapun.
Syaratnya pun sederhana yaitu tidak gunting rambut.
Bukankah di sini Tuhan begitu baik pada Israel dan seorang Simson?

Tapi Simson mengira urapan yang didapatkan adalah eksklusif bagi dirinya, suatu karunia bagi diri-nya.
Hak 16:20
Lalu berserulah perempuan itu: "Orang Filistin menyergap engkau, Simson!" Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia.

 
Simson mengira bahwa urapan Tuhan adalah tanda perkenanan Tuhan atas dirinya hingga ia menjadi sombong.
Memang Tuhan telah beberapa kali 'membela' Simson dengan memberinya kemenangan, tetapi hal itu melenakan Simson yang ia mengira bahwa Tuhan akan senantiasa berkenan kepadanya dan bisa diajak kompromistis terhadap firmanNya sendiri.

Simson seolah berkata:
'Tuhan ternyata memahami kondisi saya buktinya kekuatan saya masih ada. Tuhan pasti maklum terhadap saya. Ia tidak pernah menghukum saya ataupun menarik urapanNya. Mungkin juga Tuhan senang dengan jasa-jasa saya yang telah membunuh sekian banyak Filistin yang mengganggu saya.'

Simson lupa bahwa jasa-jasanya masih jauh dari yg diharapkan Tuhan.
Simson menggunakan urapan itu untuk hal-hal berkenaan dengan kepentingan pribadinya saja.

Tuhan ingin Simson membebaskan Israel, bukan membunuh orang Filistin di seputar lingkar hidupnya!

Dalam pemerintahannya yang 20 tahun, hanya beberapa kali ia mencari gara-gara dengan orang Filistin. Itupun terjadi karena kepentingan pribadinya terusik.
Jika Simson tidak terusik, ia tidak berkonfrontasi dengan Filistin.

Tuhan 'terpaksa' menggunakan perkara 'asmara kedagingan' untuk menggerakkan Simson melawan Filistin.
 
Hak 14:4
Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada TUHAN asalnya: sebab memang Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Karena pada masa itu orang Filistin menguasai orang Israel.


Tuhan sebenarnya tidak ingin Simson kawin dengan perempuan asing.

Taurat sudah melarang hal tersebut,
Tapi hanya dengan kasus kedagingan itulah Simson bisa tergerak untuk melawan Filistin.

Simson tidak berhasrat mewujudkan visi Tuhan, ia hanya ingin memenuhi keinginan dagingnya saja. Di sisi lain, Tuhan sudah memberikannya urapan
yang besar dan Tuhan bukan seorang yang gampang-gampang menarik kembali apa yang sudah dikaruniakanNya.

Simson ibarat orang yang lahir dengan kekayaan berlimpah tetapi tidak punya hati untuk menggenapi kehendak Tuhan, makanya perkara kedaginganlah
yang Tuhan gunakan untuk membentuk Simson.

Saya harus akui bahwa hingga saat ini pun perkara kedaginganlah yang Tuhan gunakan agar saya mendekat kepadaNya.
Jika semuanya baik-baik saja, maka saya suam-suam kuku.
Sekilas membaca ayat ini, orang bisa salah paham seolah Tuhan yang mengatur terjadinya kawin silang.
Sebenarnya bukan begitu.
Tuhan ijinkan itu terjadi walau bukan kehendakNya yang sempurna.
Saat panggilan rohani tidak ditanggapi, maka pukulan daginglah yang datang.
Fokus Tuhan adalah pada keselamatan umatNya.

--------

 
Simson juga kurang menghormati firman Tuhan.

Perhatikan ayat ini :

Hak 16:1
Pada suatu kali, ketika Simson pergi ke Gaza, dilihatnya di sana seorang perempuan sundal, lalu menghampiri dia.


Ya.
Seorang nazir Allah yang dikuduskan sejak dalam kandungan ternyata hidup tidak disiplin dan jatuh dalam percabulan.

Simson tidak hidup disiplin.
Ia tidak hidup mengendalikan diri.
Hidupnya dikendalikan oleh hawa nafsunya.

Namun begitu,
Simson tetap memiliki pengurapan dari Tuhan.

Setelah ia tidur dengan perempuan sundal, terjadilah:

Hak 16:2-3
Ketika diberitahukan kepada orang-orang Gaza: "Simson telah datang ke sini," maka mereka mengepung tempat itu dan siap menghadang dia semalam-malaman itu di pintu gerbang kota, tetapi semalam-malaman itu mereka tidak berbuat apa-apa, karena pikirnya: "Nanti pada waktu fajar kita akan membunuh dia."
Tetapi Simson tidur di situ sampai tengah malam. Pada waktu tengah malam bangunlah ia, dipegangnya kedua daun pintu gerbang kota itu dan kedua tiang pintu, dicabutnyalah semuanya beserta palangnya, diletakkannya di atas kedua bahunya, lalu semuanya itu diangkatnya ke puncak gunung yang berhadapan dengan Hebron.


Simson tetap perkasa!

Disinilah kita memahami apa kata Paulus:

Rm. 11:29
Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.


Ketika Allah membrikan pengurapan, Ia tidak menyesalinya.

Inilah yang kadang menjadi jerat bagi para hamba Tuhan yang diurapi.

Seperti kasus Simson,
Hamba Tuhan yang diurapi bisa saja tetap mengalirkan urapan (karunia rohani) meski mereka sedang dalam keadaan berdosa (hidup dalam kedagingan).

Urapan tidak langsung lenyap saat mereka berbuat dosa!

Mengapa?

Urapan (karunia rohani) diberikan oleh Tuhan untuk kepentingan orang lain.

Tuhan sayang pada umatNya sehingga Ia memberikan urapanNya.

1 Kor 12:4-7
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.


Simson memiliki urapan untuk kepentingan Israel, urapan itu tidak langsung ditarik karena Simson cacat karakter.
Jika si pemegang urapan tidak menyadari hal tersebut, maka urapan itu akan berbalik menghancurkan dia.

--------

Bayangkan saja,
Simson melakukan dosa, hidup dalam kedagingan dan tidak serius menjalankan visi Tuhan.
Tapi setiap kali dibutuhkan, urapan itu akan bekerja.

Allah setia pada janjiNya walau manusia tidak setia.

Saya yakin itulah faktor
yang membuat Simson 'merasa' seolah Tuhan akan bkenan kepada dia apapun yang dilakukannya.

Itulah yang mendorong Simson berani membocorkan rahasia sumber urapannya.

Simson merasa terlalu aman dalam 'toleransi' Tuhan, padahal kesabaran Tuhan menunda hukuman adalah agar manusia bertobat.

2 Ptr 3:9
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat

Tuhan tidak berdusta.

Tuhan tidak menyangkali komitmen yang sudah Ia ucapkan.

Ketika Simson melanggar perkara prinsip, maka Tuhan meninggalkan dia.
Urapannya lenyap, Simson dikalahkan dan dipermalukan.
Dari sanalah ia mulai belajar mengenal keadilan Tuhan.

--------

Masih sangat jauh jasa Simson dbandingkan visi Tuhan dalam hidupnya.
Walau begitu, Tuhan tetap baik.

Simson bertobat dan Tuhan berikan dia kesempatan untuk tercatat bersama-sama jajaran pahlawan Israel.
Jumlah yang ditewaskan Simson di akhir hayatnya lebih banyak dari jumlah yang ditewaskan Simson sepanjang hidupnya.


Ketika ia fokus pada tujuan Tuhan, hasilnya lebih banyak ketimbang saat ia menggunakaan urapan untuk tujuan egoismenya.

Namun pada akhirnya ia tetap gagal mewujudkan impian Tuhan, yaitu memimpin dan melihat pembebasan Israel dari Filistin selagi ia masih hidup.
Berhati-hatilah dengan urapan yang Tuhan telah berikan padamu.
Berhati-hatilah agar urapan itu tidak menjadi jerat karena kita merasa layak menerima urapan tersebut dan melupakan tugas utama kita

Tidak ada komentar:

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...