Rabu, 22 Oktober 2014

DeJaVu


Once upon a time…nah, yesterday actually, my friend asked me about dejavu phenomena.

Dejavu is a phenomenon when we experience an event and suddenly we feel that we’ve ever experienced it though factually we’ve never experienced it before (confused? No wonder. Dejavu is categorized as a strange and confusing phenomenon).

My friend, a church youth leader as he is, asked me the spiritual meaning of dejavu. I’m certainly not a spiritual genius, nor a religious cleric, so I can only offer a simple alternative explanation to him.

Dejavu isn’t considered re-experiencing event, but it is more likely re-experiencing dream.
Yes, it is a dream, a dream that we didn’t remember when we wake up, a dream that is stored in our unconscious mind.

When we experience a particular event, voila, the dream suddenly emerges to our conscious mind. When the dream emerges, our mind may not remember that it was a dream, instead confuse it as a familiar event in the past.
We may think that we’ve experienced this event before, while actually we’ve just dreamt it before.
That’s an alternative explanation of the dejavu phenomena.

What’s the impact to our spirituality (if there’s any)?
Dejavu is another evidence of God’s omniscience.

God, who knows what we’re going to experience in the future, planted a fraction of His knowledge to us in the form of dream and He managed to keep that dream veiled.
When we encounter a particular event, that dream, which was God’s knowledge of future, emerges.
The emergence of the dream is somewhat God’s implied message to us that He knew ahead of what we’re going to encounter long before we actually face it.

This is a comforting message to those who have wariness about the future, who feel uncertain that God cares for them in daily basis, who aren’t sure of walking in the right path.
It is God’s solemn message that He’s still watching us and in charge of our lives.

Some of prominent scientific readers who happen to stumble across this article (hopefully) may think: This is outrageous, this is pseudo-science!
Oh yes, this is indeed a pseudo-science, but since you cannot verify it empirically, then I still have the right to impose my explanation.

Kamis, 09 Oktober 2014

Doa Didorong-Dorong, Benar atau Keliru?



Hai teman-teman yang dikasihi Tuhan Yesus,

Terdapat banyak opini yang berkembang di kalangan Kristiani mengenai 2 praktek yang (katanya) umum dijumpai di kalangan karismatik, yaitu fenomena 'rebah dalam Roh' yang dikait-kaitkan dengan 'didoakan dengan didorong-dorong supaya rebah'.

Saya akan coba share opini dari apa yang saya ketahui dan alami mengenai kedua hal tersebut. Sharing ini khususnya saya tujukan kepada rekan-rekan karismatik yang tentunya familiar dengan kedua hal tersebut.

----------

Rebah dalam Roh
Apakah 'rebah dalam Roh' adalah fenomena alkitabiah?

Jawabannya adalah: Ya.


Bil 23:2-4
Ketika Bileam memandang ke depan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka Roh Allah menghinggapi dia.
Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;
tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.


Ketika Bileam 'dihinggapi' Roh Allah (Roh Allah turun ke atas dia), maka Bileam mengalami manifestasi kuasa Roh berupa:
Rebah ke tanah, mendengar firman Allah, mendapat penglihatan, tetapi dengan mata tetap tersingkap (terbuka).

Kita lihat dsini bahwa meski Bileam rebah ke tanah oleh kuasa Roh, tetapi ia masih tetap menyadari apa yang terjadi pada dia (matanya tersingkap).
Bileam tidak mengalami 'black-out' seperti pada kasus-kasus yang umum dijumpai pada fenomena kerasukan/kesurupan.

Pengalaman Saul:


1 Sam 19:23-24
Lalu pergilah ia ke sana, ke Nayot, dekat Rama dan pada diapun hinggaplah Roh Allah, dan selama ia melanjutkan perjalanannya ia kepenuhan seperti nabi, hingga ia sampai ke Nayot dekat Rama.
Iapun menanggalkan pakaiannya, dan iapun juga kepenuhan di depan Samuel. Ia rebah terhantar dengan telanjang sehari-harian dan semalam-malaman itu. Itulah sebabnya orang berkata: "Apakah juga Saul termasuk golongan nabi?"


Ketika Roh Allah hinggap di atas Saul, maka Saul kepenuhan seperti nabi. Ketika Saul bertemu dengan Samuel, maka ia kepenuhan sambil rebah sehari-harian di bawah kuasa Roh Kudus.

Dari kedua ayat tersebut dapat kita tarik ksimpulan bahwa fenomena rebah oleh Roh itu Alkitabiah.

------------

Apakah kepenuhan Roh Kudus harus diikuti dengan rebah?

Tentu saja tidak.


Alkitab mencatat tidak semua peristiwa dihinggapi Roh Kudus/kepenuhan Roh Kudus selalu diikuti dengan rebah.
Alkitab bahkan hanya mencatat 2 peristiwa dimana orang-orang rebah setelah dihinggapi Roh Kudus.

Karenanya, pendapat bahwa orang yang dijamah Roh Kudus harus rebah (sebagai tanda 'sah' sedang dijamah) adalah keliru.
Bisa saja rebah tetapi tidak harus rebah.

Alkitab lebih banyak mencatat bahwa ketika seseorang dpenuhi/dhinggapi Roh Kudus, maka ia mengucapkan nubuat atau pernyataan-pernyataan dari Roh Kudus.



Bil 23:2-4
Ketika Bileam memandang ke depan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka Roh Allah menghinggapi dia.
Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;
tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.


Ketika Roh hingga pada Bileam, maka ia mengucapkan sanjak (sanjak berkat dan nubuat untuk Israel).

Rebah bukanlah tujuan dari kepenuhan Roh.  

Tujuan dari kepenuhan Roh adalah pernyataan ilahi.

1 Sam 19:23-24 (Amp)
So he went on to Naioth in Ramah; and the Spirit of God came upon him also, and as he went on he prophesied until he came to Naioth in Ramah.
He took off his royal robes and prophesied before Samuel and lay down stripped thus all that day and night. So they say, Is Saul also among the prophets?


Ketika Roh hingga di atas Saul, maka ia bernubuat sepanjang hari (istilahnya: kepenuhan seperti nabi).

2 Taw 15:1-2
Azarya bin Oded dihinggapi Roh Allah.
Ia pergi menemui Asa dan berkata kepadanya: "Dengarlah kepadaku, Asa dan seluruh Yehuda dan Benyamin! Tuhan beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya.


Ketika Roh Allah hingga atas Azarya, ia pergi dan berbicara kepada Raja Asa mengenai peringatan Tuhan.


2 Taw 20:14-15
Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh Tuhan di tengah-tengah jemaah,
dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman Tuhan kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.


Ketika Yahaziel dhinggapi Roh, maka ia pun berseru mengenai rencana pembebasan Tuhan.


Bil 11:24-26 (Amp)
So Moses went out and told the people the words of the Lord, and he gathered seventy men of the elders of the people and set them round about the Tent.
And the Lord came down in the cloud and spoke to him, and took of the Spirit that was upon him and put It upon the seventy elders; and when the Spirit rested upon them, they prophesied [sounding forth the praises of God and declaring His will]. Then they did so no more.
But there remained two men in the camp named Eldad and Medad. The Spirit rested upon them, and they were of those who were selected and listed, yet they did not go out to the Tent [as told to do], but they prophesied in the camp.


Ketika Roh Allah hingga atas 70 tua-tua, maka mereka bernubuat dan memuji-muji Tuhan.


Kis 10:44-46
Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu.
Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa
karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga,
sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah
. Lalu kata Petrus:


Ketika Roh Kudus turun (hinggap ke atas) Kornelius, maka mereka spontan memuliakan Allah dan berbahasa roh.

Kis 19:6
Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.


Ketika Roh Kudus turun (hinggap ke atas) murid-murid di Efesus, maka mereka spontan bernubuat dan berbahasa roh.


Kis 2:2-4,11b
Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."


Ketika Roh Kudus turun ke atas para murid dalam bentuk lidah api yang hinggap di atas setiap orang, maka mereka spontan berkata-kata dalam bahasa lain yang isinya memuliakan perbuatan-perbuatan besar Allah.

Jadi, kepenuhan Roh Kudus tidak selalu dan tidak harus ditandai oleh fenomena rebah, melainkan lebih banyak diikuti oleh keluarnya pernyataan Tuhan, baik dalam bentuk pujian, pesan Tuhan maupun nubuatan.

Ketika Roh Kudus turun/hinggap ke atas seseorang dan memenuhi orang itu, maka pernyataan ilahi akan datang.

Perhatikan himbauan Paulus mengenai pertemuan jemaat:


Ef 5:18-19
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.


Orang yg 'penuh Roh' akan menghasilkan ekspresi-ekspresi ilahi yang memberkati dan membangun.

Saya sering melihat teman-teman karismatik yang mengalami turunnya pengurapan.
Tanda awal dari turunnya pengurapan umumnya adalah bahasa roh yg semakin kuat dan anggota tubuh yang bergetar (semua terjadi dalam keadaan sadar, bukan black-out).


Bahasa roh yang menguat adalah baik, getaran anggota tubuh (biasanya tangan) juga tidak salah, tetapi yang penting adalah apa pernyataan ilahi di balik semua itu.

Ketika roh manusia bsinggungan dengan urapan, maka roh manusia akan bereaksi dan seringkali akan mempengaruhi anggota tubuh.


Misal,
Lidah bergetar semakin kuat, tangan bergetar dengan kuat.
Tapi getaran itu bukanlah tujuan urapan.
Tujuan dari urapan adalah pekerjaan Tuhan.
Apakah pekerjaan yang Ia ingin kita lakukan?
Itu yang perlu kita cari tau dengan doa.

Saran saya,
Kalemkan bahasa roh, tenangkan anggota tubuh, lalu berdoa minta hikmat apa yang Tuhan ingin kita lakukan dengan urapanNya itu.

--------

So apakah praktek doa dengan dorong-dorong itu benar?

Tentu saja tidak.

Praktek mendoakan dengan didorong-dorong agar (yang didoakan) rebah adalah bentuk kedagingan.

Kita tidak perlu 'membantu' Tuhan utk merebahkan orang.
Tuhan bisa lakukan sendiri jika Ia mau (dan Ia tidak selalu mau).

Kita tidak perlu juga 'membantu' Tuhan menciptakan kesan pada jemaat seolah kuasa Tuhan sedang bekerja.

Jika Tuhan sedang mencurahkan kuasaNya maka manifestasi akan terjadi, tidak perlu kita 'bantu-bantu'.

Bagi kami para pengerja karismatik yang terbiasa mendorong-dorong jemaat saat sedang medoakan dengan tujuan merebahkan, ketahuilah bahwa perbuatan semacam itu telah menimbulkan sandungan dan sindiran di kalangan non-karismatik.

Biarlah Tuhan bekerja sesuai kehendakNya, tak usah kita tambah-tambahkan dengan kedagingan.

Tuhan Yesus memberkati.


Mengubah Batu Menjadi Roti?


Mat 4:1-4
Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."


Kisah pencobaan pertama di padang gurun cukup relevan bagi gereja masa kini yang hidup pada era ketika materialisme, narsisisme dan hedonisme sedang merambah.
Materialisme adalah mengukur standar keberhargaan berdasarkan materi yang dimiliki, Narsisisme adalah cinta akan diri sendiri,  
Hedonisme adalah menikmati kesenangan hidup.

Mari kita lihat bersama-sama.

Yesus sudah berpuasa selama 40 hari 40 malam, kemudian Iblis datang untuk mencobainya.

Perhatikan disini bahwa puasa Tuhan Yesus sudah selesai setelah 40 hari 40 malam.

Apa artinya?
Pada saat itu,
Tuhan Yesus sudah berhak untuk makan.

Ia sudah boleh buka puasa.

Di saat itulah,
Iblis datang mencobainya.

Iblis bukan makhluk bodoh.
Sebodoh apakah Iblis jika ia mencobai Yesus Sang Anak Allah pada saat Tuhan Yesus sedang berpuasa?
Justru karena licik, maka Iblis datang mencobai Yesus Kristus setelah selesai masa puasaNya.

Iblis mengatakan:
'Jika Engkau Anak Allah...'

Apakah Iblis tau bahwa Yesus adalah Anak Allah?
Iblis tau.

Lalu mengapa Iblis menggunakan kalimat tersebut?
Karena Iblis sedang berusaha untuk 'memancing' Tuhan Yesus.

Apa sih arti yang identik dengan kata 'Anak Allah'?

Jabatan 'Anak Allah' itu identik dengan 'kedudukan',
Kedudukan akan menggambarkan 'status'.
Bersamaan dengan status akan datang 'hak'.
Apa sajakah hak-hak Anak Allah?
Banyaaaaak

Anak Allah itu berhak mendapatkan pemeliharaan Allah,
Anak Allah itu berhak mendapatkan jaminan Allah,
Anak Allah itu berhak mendapatkan fasilitas dari Allah,
Anak Allah itu berhak mendapatkan otoritas dari Allah,
Anak Allah itu berhak mendapatkan perlindungan dari Allah
Anak Allah itu berhak menikmati sumber daya dari Allah,
Pokoknya hak, hak dan hak.

Familiar dengan hal ini?
Mungkin kita sering dengar di gereja?
Dengan diiringi tepuk tangan gegap-gempita dari jemaat?

Yesus Kristus adalah Anak Allah dan berhak atas semua itu.
Juga benar bahwa kita adalah anak-anak Allah yang berhak atas semua itu juga.

Iblis seolah mengatakan:
'Hei, Kau ini Anak Allah.
Kau punya hak atas pemeliharaan Allah.
Sekarang puasaMu sudah selesai.
Gunakanlah otoritasMu untuk mengklaim pemeliharaan Allah.
Ubahlah batu ini jadi roti!'


Iblis menggoda Yesus Kristus untuk bertindak menggunakan hakNya sebagai Anak Allah.

Semuanya pas.
Puasa sudah selesai,
Otoritas punya,
Status dan kedudukan cocok.
Apa lagi yang kurang???


Apa tindakan Yesus Kristus?

Tuhan Yesus berpikir dalam hatiNya :
'Masih kurang satu'
BAPA belum menyuruh Aku untuk melakukannya.

Yesus memang adalah Anak Allah.
Tapi Ia tidak lupa,
Bahwa Ia juga adalah Hamba Allah.


Ia punya hak,
Tapi hakNya tidak boleh lebih ditonjolkan lebih dari kewajibanNya.

Sebagai hamba, Ia wajib taat.

Bapa belum menyuruhNya untuk buka puasa.
Bapa tidak menyuruhNya untuk mengubah batu menjadi roti.

Bapa belum mengeluarkan firman.

Yesus Kristus berpikir :
Jika Bapa mau Aku puasa 1 hari lagi,
Aku akan melakukannya.


Yesus Kristus tau suara BapaNya.
Ia tau pikiran yang terlintas itu bukanlah dari Bapa.

Karena itu Ia menjawab:
'Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.


Artinya, Ia menunggu approval Bapa.
Menunggu Bapa berkata: Ya!
Itulah Hamba.

Yesus Kristus berpendapat:
'Aku tidak akan mati karena tidak makan roti. HidupKu di tangan Bapa. Walau Aku punya hak dan otoritas, tapi Aku adalah hamba yang melakukan keinginanNya dan Ia belum inginkan Aku untuk makan.'

Antara hak dan kewajiban.
Utamakan mana?
Pilih mana?
Pilih hak-hak Anak Raja?
Ataukah dahulukan tugas Hamba Raja?
Ikuti kehendak Anak Raja?
Ataukah taati perintah Sang Raja?
Pilih mana?
Kristus memilih ke-Hamba-an.

---------

Praktek mengubah batu menjadi roti.
Pernah dengar?

Mungkin belum.

Kalo praktek ini pernah denger ga :
Mengubah motor menjadi mobil?

Caranya?
Tumpang tangan dan perkatakan berulang-ulang :
'Kamu jadi mobil!


Kok bisa?
Ya bisa dong,
Kamu kan anak Allah yang punya otoritas!

-----------
Saya selalu berpikir bahwa pencobaan di padang gurun bukanlah Iblis muncul secara nyata di hadapan Kristus.
Jika Iblis muncul dalam keadaannya sebagai Iblis, siapakah yang mau mengikuti penyesatannya?
Kekuatan tipu daya Iblis adalah karena ia tidak terlihat.
Iblis itu berselubung, bersembunyi, mengendap di ketiadaan sambil melontarkan sengatan dalam benak kita.
Demikianlah saya membayangkan bahwa Iblis hadir di padang gurun di samping Kristus tidak secara nyata. Ia datang mcobai Kristus dengan bisikan seolah bisikan itu adalah suara hati Kristus itu sendiri.

Mengapa demikian?
Karena bgitulah kita mngalaminya!

Iblis berbisik pada kita seolah suara itu adalah benak kita sendiri.

Dan apakah kamu sudah pernah mendengar bisikan :

Ayo...kamu anak Allah, kamu anak Raja, klaimlah hakmu, ubahlah keinginanmu menjadi nyata dengan menggunakan kuasa kerajaan. Kamu berhak memperoleh dan menikmatinya.
Gunakan otoritasmu...
2 Tim 3:2
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

2 Tim 4:3
Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Kristus mendahulukan kewajibanNya, Ia menanti-nanti kehendak BapaNya sebelum bertindak. Ia merendahkan diri di hadapan Bapa.
Begitulah perhambaan yang menjadi teladan bagi kita semua.

Berhati-hatilah terhadap segala pikiran klaim-klaim-klaim
Tidak semua pemikiran 'klaim hak' adalah dari Bapa kita di Sorga.   

Lebih penting lagi,
Status kita sebagai anak Allah tidak berarti segala keinginan kita pasti juga keinginan Bapa.

Tuhan Yesus memberkati.

 

Trikotomi



1 Tes 5:23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Dalam nas tersebut, Paulus mengkategorikan manusia menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Tubuh
2. Jiwa
3. Roh

Alkitab tidak menjelaskan spesifik perbedaan antara tubuh, jiwa dan roh,
Ketiga bagian ini saling berinteraksi sedemikian rupa (apalagi jiwa dan roh itu tak-kasat mata) sehingga manusia sulit membedakan antara tubuh, jiwa dan roh,
Hanya dalam kondisi tertentu saja kita bisa dengan lebih mudah membedakan antara tubuh, jiwa dan roh.

Misal,
Ketika seseorang sedang kesurupan/kerasukan,
Dalam keadaan tersebut, kita bisa membedakan antara jiwa dengan roh.
Atau ketika seseorang sedang mempraktekkan proyeksi astral (ngerogoh sukmo).
Di situ bisa jelas terlihat perbedaan antara tubuh dengan jiwa dan roh.
Di luar kondisi-kondisi khusus itu kita hanya mengasumsikan saja.

Marilah sekarang kita berasumsi.

1. TUBUH

Tubuh adalah wadah jasmaniah yang menjadi jembatan antara jiwa-roh dengan alam fisik.
Tubuh memiliki keinginannya sendiri, yaitu keinginan yang terkait kebutuhan dasar bertahan hidup.
Kebutuhan dasar antara lain: Makan, minum, perlindungan, penyaluran seks maupun istirahat.
Tubuh bertumbuh dari pemenuhan kebutuhan dasar.
Contoh, ketika tubuh sedang lemas maka tubuh akan 'menyuarakan kebutuhannya' utk beristirahat.

2. JIWA

Jiwa melibatkan proses mental.
Proses mental yang dimaksud adalah: Pikiran, perasaan, imajinasi dan kehendak.

Jiwa bertumbuh dari pembelajaran.
Saya tidak akan tau siapa saya jika saya tidak belajar mengenai diri saya.
Jika jiwa tidak belajar, maka jiwa tidak akan tau.
Pembelajaran mental akan mengisi pikiran kita, lalu apa yg kita pikir akan mempengaruhi perasaan kita, kemudian pikiran dan perasaan akan mewarnai imajinasi kita, dan berdasarkan proses mental itu kita mengambil keputusan (berkehendak).

Selama manusia hidup di bumi, maka jiwa ini sangat terkait dengan tubuh.
Tubuh yang tidak berfungsi baik akan menghambat pembelajaran jiwa karena tubuh tidak dapat memfasilitasi pembelajaran yang dbutuhkan jiwa.

Pembelajaran yang dilakukan oleh jiwa akan mengembangkan 'kesadaran akan diri sendiri' dan membentuk 'kepribadian'.
Pikiran, perasaan dan imajinasi akan saling berinteraksi sebagai 'pertimbangan'.
Dari hasil pertimbangan itu, dihasilkanlah 'kehendak' yang diwujudkan melalui 'tindakan'.
Konsistensi seseorang dalam melakukan proses mental itulah yang disebut 'kepribadian'.

Jiwa adalah proses berpikir dan pengambil keputusan.
Tubuh akan menjalankan keputusan dari jiwa.

Peran jiwa itu sangat penting.
Jiwa adalah diri seseorang.
Saya adalah apa yang jiwa saya pelajari mengenai diri saya dari semua pengalaman saya.

Jiwa memiliki keinginan, yaitu ingin dianggap berharga dan ingin merasakan kesenangan (kebahagiaan),
Maka itulah beberapa orang berkata bahwa manusia adalah makhluk emosional.
Apabila seseorang merasa berharga dan senang (bahagia), maka ia akan merasa keberadaannya penting.

Keinginan dianggap penting itulah hasrat yang terus-menerus dicari dan ingin diwujudkan jiwa.
Tingkat hasrat itu akan mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa dan mengambil tindakan.

Kedagingan


Ketika seseorang belum diperbaharui rohnya, maka keinginan tubuh dan keinginan jiwa akan sangat mempengaruhi orang itu.
Orang-orang yang belum diperbaharui rohnya akan berusaha mencapai kepuasan tubuh dan kepuasan jiwa dengan cara-cara yang ia pelajari/tiru dari lingkungan tempat ia dibesarkan (dunia).

Sayangnya, beberapa cara dari dunia ini tidak sesuai dengan prinsip maupun jalan-jalan Tuhan.
Keinginan tubuh dan keinginan jiwa yang tidak sesuai jalan-jalan Tuhan adalah keinginan daging.

Kedagingan adalah jiwa dan tubuh yang mengikuti cara-cara dunia yang tidak sesuai jalan-jalan Tuhan.

3. ROH

Roh, inilah yang sukar bagi sebagian besar orang untuk dipahami.

Mengapa?
Roh manusia tidak aktif dan tidak berperan signifikan sebelum 'kelahiran baru'.

Sebelum roh dipulihkan, kita merasakan peran roh pada saat tertentu saja.
Misalnya ketika mlewati suatu tempat lalu tiba-tiba merasa takut tanpa ada penjelasan logis, rasa takut yang tiba-tiba itulah 'suara' roh.
Roh manusia berusaha memberi tau sesuatu, tetapi jiwa (kesadaran dan logika) tidak dapat memahaminya.

Jika tidak pernah diajar mengenai alam roh, maka jiwa tidak dapat memahami apa yang terjadi di alam roh. Jiwa tidak tau mengapa tiba-tiba muncul rasa takut atau tiba-tiba tubuh merinding.

Para dukun, paranormal dan penganut spiritisme belajar mengenai alam roh, namun sayangnya mereka mendapatkan ilmunya dari sumber-sumber sesat dan mereka diajarkan untuk mengambil keuntungan atasnya.

Ketika kita mengenal Allah yang benar, disucikan oleh darah Anak Domba, didiami oleh Roh Kudus dan belajar firman Tuhan, maka seharusnya kita mulai bisa memahami apa itu roh (setidaknya roh kita sendiri).
Sangat disayangkan bahwa orang yang sudah lahir baru kadang tidak memahami apa itu roh karena ia tidak diajarkan mengenai hal tersebut.
Jiwa bisa memahami tentang roh jika ada yang mengajarkannya.

Roh adalah penghubung antara tubuh-jiwa dengan alam rohani.
Roh-lah yang menjadi sarana untuk merasakan dan melihat ke alam roh.
Tuhan memberikan manusia roh agar manusia dapat berinteraksi dalam alam rohani.

Allah adalah Roh, manusia harus peka rohnya untuk dapat berinteraksi dinamis dengan Allah. 

Ketika seseorang kerasukan, rohlah yang dirasuki karena roh merupakan penghubung ke jiwa-tubuh.
Ketika roh seseorang dikuasai, maka tubuh-jiwa-nya tidak berdaya dan terpaksa mengikuti sabotase tersebut.
Ketika seseorang black-out (tidak sadar) karena dirasuk, maka jiwanya ditutup/terselubung dan roh serta tubuhnya ditunggangi/dikuasai.

Pada saat seorang dukun melakukan ngerogoh sukmo (proyeksi astral), yang terjadi adalah:
Roh jahat dalam diri dukun tersebut memberikan jiwanya kuasa atas rohnya sendiri.
Dukun itu bebas menentukan (jiwanya bebas berkehendak) untuk keluar-masuk dari tubuhnya maupun keluar-masuk alam roh.
Itulah kondisi dimana jiwa dan roh terhubung/tersambung.

Jiwa dan roh seharusnya tidak tersambung kecuali atas kehendak Roh Kudus.
Mengapa?
Karena berbahaya sekali jika jiwa (keinginan) seseorang diberikan kuasa atas rohnya.
Jika orang itu masih kedagingan, maka rohnya akan dieksploitasi untuk tujuan kedagingan.

Ibr 4:12
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.


Jika ada hamba Tuhan/pendeta/rohaniwan Kristen yang berkata bahwa ia bisa kapanpun mengalirkan karunia Roh, maka saya akan meragukan ke-hamba-annya.

Kuasa Roh Kudus memisahkan jiwa dan roh.
Dalam keadaan terpisah, jiwa manusia tidak memiliki kuasa untuk memanfaatkan roh.
Itulah mengapa karunia Roh tidak dapat dialirkan menurut kemauan pemegangnya, melainkan hanya atas kehendak Roh Kudus.

Ketika Roh Kudus berkehendak, maka Ia akan menghubungkan sementara antara jiwa dan roh sehingga seseorang dapat bekerjasama mengalirkan karunia Roh.
Itulah kerjasama. Roh Kudus bekerjasama dengan manusia, bukan sabotase.
Ketika Roh Kudus memberi kesanggupan tetapi manusia tidak mau, itulah 'memadamkan Roh'.

1 Tes 5:19
Janganlah padamkan Roh


Setan gemar menghubungkan antara jiwa dan roh manusia.
Ia melakukannya agar manusia beroleh sensasi 'menjadi seperti Allah'.

--------

Roh manusia adalah alat utama untuk mengenali kehadiran Tuhan.
Jiwa manusia belajar dan menimbang-nimbang logika mengenai Tuhan, tetapi ketika roh dijamah Tuhan maka roh itu akan langsung bersaksi kepada jiwa melalui suatu inspirasi yang tidak dapat dilukiskan oleh logika dan inspirasi itu akan sangat menggugah jiwa untuk membuat keputusan.

Rm 8:16
Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Kesaksian ini digemakan dalam roh manusia dan gemanya melampaui segala akal (proses mental jiwa).

Ketika Tuhan berfirman kepada seseorang, dari dalam hatinya akan timbul keyakinan yang begitu kuat dan teguh hingga logika dan akal sehatnya tidak dapat memadamkan keyakinan tersebut.

Tuhan menanamkan firman pada roh orang itu dan roh tersebut bersaksi dengan kuat hingga jiwa dan tubuh orang tersebut mengikuti (walau mungkin tidak memahami).

---------

Kekristenan adalah agama kesaksian, bukan agama logika.
Ke-Tritunggal-an Allah kita imani karena kesaksian dalam hati kita.
Kesaksian itu terjadi dalam roh kita oleh Roh Kudus.
Kita percaya Yesus Kristus bukan semata karena pembelajaran logika, tetapi karena roh kita dijamah Roh Kudus.

Beberapa diantara beruntung telah melihat Kristus dalam keilahiannya sehingga percaya bahwa Ia adalah Allah, tetapi tidak semua seperti itu.

Banyak konsep fundamental Kristiani itu sangat sukar diterima logika tetapi bertengger dengan mantap sebagai kesaksian dalam hati kita.
Roh kita telah terjamah dan menghasilkan iman yg melampaui akal-budi.

--------

Saya menyadari banyak 'logika-ist' yang berusaha me-logika-kan hal-hal di dalam kekristenan.
Tanpa sadar para logikaist ini menjauhkan kita dari pemahaman akan roh.
Mereka seolah berpendapat bahwa segala peristiwa 'rohani' dalam kekristenan harus dapat dilogikakan, or else sesat.

Perhatikan penuturan Paulus ini:

1 Kor 14:14
Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.
Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.


Paulus mengajarkan adanya 2 proses yang berbeda, yaitu proses rohani dan proses akal budi.
Roh bisa berdoa tetapi pada waktu bersamaan akal-budi tidak sedang berdoa.
Lho kok bisa?
Ternyata bisa.

Para logika-ist akan berusaha membantah hal ini dengan satu dan lain argumen logis, tetapi Alkitab mengatakan bisa.
Kita bisa berdoa di luar akal-budi, yaitu berdoa dalam roh (berbahasa roh).

Contoh lain,
Fenomena holy laughter.
Mengapa tubuh manusia bisa tertawa terbahak-bahak tanpa akal-budinya memahami mengapa ia tertawa?
Itu karena rohnya sedang dijamah Tuhan.
Tuhan sedang menyatakan diri kepada roh orang itu sebagai Allah sumber sukacita.
Roh orang itu lalu bereaksi dan tertawalah dia (tanpa akal-budinya mengerti kenapa ia tertawa).
Seseorang bisa tertawa, bisa menangis, bisa tiba-tiba bernubuat, bisa mendapat penglihatan tanpa terlebih dahulu direncanakan oleh akal-budi.
Sama seperti bahasa roh, dia timbul dari roh yang langsung mengirim sinyal ke lidah tanpa melewati akal-budi (akal-budi tidak tau apa yang akan diucapkan lidah).

Tentu saja jika jiwa tidak diajarkan mengenai hal di atas, maka jiwa tidak akan memahaminya dan tidak bisa menerimanya.
Jiwa manusia biasanya menolak apa yang tidak dipahaminya (memang ini adalah mekanisme pertahanan hidup) kecuali jika jiwa telah mengalaminya sendiri.

Para logikaist mungkin akan menolak ketidak-terlibatan akal-budi dalam bahasa roh.
Karena para logika-ist tidak mengalaminya, maka mereka tidak memahaminya dan mungkin menolaknya.
Alasan yang diberikan logika-ist adalah praktek bahasa roh pernah terjadi tetapi sudah berhenti (sayangnya alasan ini tidak sola-scriptura melainkan penafsiran yang dipaksakan).

Saya sangat mengerti bahwa tujuan mereka baik, yaitu agar Jemaat tidak terjebak dalam spiritisme,
Namun sangat disayangkan bahwa berkat melimpah tidak mereka peroleh dari karunia Roh karena mereka tidak dapat menerima fenomena tersebut secara akal-budi.

Di sisi lain, rasanya perlu diingatkan karunia Roh bukanlah syarat keselamatan.
Pihak yang menutup diri terhadap karunia Roh jugalah sesama saudara dalam Kristus yang telah menerima keselamatan.

------

Karena roh dijadikan Tuhan sebagai penghubung pada alam rohani, maka ROH KUDUS bertahta di roh manusia.
ROH KUDUS akan mengubah roh manusia ('lahir baru') dan menuliskan hukum-hukumNya dalam roh itu.
Dengan kehadiran Roh Kudus, maka roh manusia akan rindu untuk melakukan kebenaran (sesuai dengan apa yang dituliskan dalam loh hatinya).

Yeh 11:19; 36:26
Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat,Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

Ibr 8:10
Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah Firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.


Hukum inilah yang nanti memisahkan antara keinginan jiwa dengan roh.

Roh itu penurut.
Pada dasarnya siapapun yang berkuasa atas orang itu, maka rohnya akan menurutinya.
Jika orang itu kedagingan, maka rohnya akan digunakan untuk tujuan kedagingan.
Jika orang itu dikuasai Roh Kudus, maka rohnya akan berkeinginan kuat mengikuti Roh Kudus.

Roh manusia hidup dari makanan rohani.
Makanan rohani itu adalah firman Tuhan, hadirat Tuhan dan pengurapan.

Ya, hadirat Tuhan dan pengurapan juga penting.

Semakin sering roh manusia menyerap makanan rohaninya, maka rohnya akan semakin kuat dan kepribadiannya semakin menyerupai Roh Kudus (kepribadian Roh Kudus tercermin dalam buah-buah Roh).
Semakin kuat roh seseorang, maka semakin peka ia dengan alam rohani di sekitarnya, yaitu untuk memahami kehendak Allah.

Jiwa bisa saja memahami secara mental seluruh ajaran firman Tuhan, tetapi rohlah yang bisa mengaitkan relevansinya untuk pribadi orang itu, untuk Gerejanya dan untuk masyarakatnya. 

(Kalangan karismatik umumnya menyebut hal ini sebagai 'rhema'. Pada dasarnya rhema mmiliki arti yang sama dengan 'logos'. Kedua istilah ini sering dibedakan penggunaannya semata untuk diferensiasi antara 'perkataan masa lalu' dengan 'perkataan masa kini')

Saya menyadari ada orang-orang yang membaca firman, lalu mengutip ayat sesuai kemauan logikanya, kemudian melakukan klaim atasnya, diikuti dengan desakan agar Tuhan memenuhinya.
Jika orang itu masih relatif petobat baru, maka itu Tuhan menyediakan kasih karunia baginya sebagai bayi rohani,
Namun jika usia orang itu sudah seharusnya menuju kedewasaan rohani, maka ia bisa saja jatuh dalam kedagingan karena ia berjalan dengan pemikirannya sendiri.

Ams 3:5
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.


Terkadang ketika saya tidak sedang berdoa, tiba-tiba roh saya mendapat inspirasi.
Kadang hanya 1 saja kalimat yang bergema di hati saya (roh saya),
Tetapi dari 1 kalimat itu, tiba-tiba berbagai-bagai ayat mengalir sambung-menyambung di pikiran saya, yaitu sesuatu yang saya tidak terpikir sebelumnya.
Kurang dari 1 detik saja segala ayat-ayat itu mengalir dan terangkaikan menjadi suatu pengajaran tetapi butuh banyak aparagraf bagi saya untuk menuangkannya kepada orang lain.

Itulah hikmat Tuhan.
Hikmat itu diberikan pada roh dan mengalir ke pikiran, yaitu sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Terkadang suatu ayat bisa saya artikan secara logika tetapi belum bisa benar-benar saya terima di hati saya.
Lalu saat hikmat itu datang, maka ayat itu baru bisa saya pahami dan terima sepenuhnya tanpa keraguan, sekalipun maknanya berbeda dengan apa yang logika saya tafsirkan.
Saya paham bahwa semua proses itu adalah 'hadiah' dari Tuhan, sehingga tidak bisa kita sombong atasnya.

-------

Roh dan jiwa akan saling mempengaruhi.
Jiwalah yang memutuskan. Jiwa itu kesadaran dan manusia harus memutuskan dalam kesadaran.

Roh manusia (yang membawa keinginan Tuhan) akan berusaha mempengaruhi jiwa dan tubuh.
Kita tau bahwa jiwa dibesarkan dengan mempelajari cara-cara dunia sehingga keinginan-keinginannya tidak selalu selaras dengan Firman Tuhan. Tubuh pun memiliki keinginannya sendiri akan 'kenyamanan'.

Jika roh kuat maka ia akan peka pada kehendak Tuhan (iman).
Dengan iman yang kuat, maka jiwa akan mengikuti keinginan roh.

Dengan bertambah kuatnya roh (dengan iman dan otoritas yang semakin besar) dan dengan bertambahnya pemahaman jiwa akan firman Tuhan, maka keinginan jiwa akan semakin selaras dengan keinginan roh.

Jiwa perlu menemukan makna hidupnya di dalam Pribadi Tuhan dan di dalam hubungan persekutuannya dengan Tuhan,
Hanya dengan begitulah maka keinginan jiwa bisa terpuaskan,
Yaitu rasa bahagia dan 'makna diri' sesuai keinginan Tuhan, bukan lainnya.

Mendisiplinkan tubuh juga penting, yaitu mengatur dan membiasakan tubuh untuk menyangkali keinginan dasar demi mendahulukan kehendakNya.
Tubuh bisa dilatih seiring berjalannya sehingga membentuk kebiasaan.
Olahragawan mendisiplinkan tubuh agar kuat, lalu mengapa rohaniwan tidak dapat mendisiplinkan tubuh untuk ibadah?

Ketika roh, jiwa dan tubuh selaras dengan Roh Kudus, itulah manusia rohani.

Mzm 104:1
Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak


Tuhan Yesus memberkati.

Rabu, 08 Oktober 2014

Kemanakah Pasca Kematian?



Beberapa sekte seperti Saksi-Saksi Yehowa (SSY) dan Advent Hari Ke-7 (SDA) meyakini bahwa orang-orang mati akan berada dalam keadaan 'tertidur' (inactive, tidak tau apa-apa) sampai pada saat mereka dibangkitkan pada akhir jaman untuk diadili.

Saya tidak setuju dengan pendapat di atas.

Ada setidaknya 4 nas yang ingin saya angkat:


Pertama adalah perumpamaan orang kaya dan Lazarus.

Digambarkan di nas itu bahwa si orang kaya disiksa di alam maut (hades/dunia orang mati), bukan di lautan api (gehenna/neraka).
Artinya, ada tempat siksaan sebelum lautan api.

Di tempat itu Abraham, Lazarus dan orang kaya ada dalam keadaan hidup, bukan tertidur.


Kedua, ksaksian Tuhan Yesus:

Mat 22:32
Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.


Tuhan Yesus menyatakan bahwa Abraham, Ishak dan Yakub adalah orang-orang yang hidup (mereka tidak tertidur sekalipun mereka sudah mati secara jasmaniah).

Demikian juga Musa dan Elia ternyata muncul saat peristiwa transfigurasi Tuhan Yesus di atas gunung.
Artinya, Musa (yang secara jasmaniah sudah mati) tidaklah tertidur, melainkan hidup dan aktif.

Jika Bapa kita adalah senantiasa Allah orang hidup, maka kita sangat bisa berharap bahwa mereka yang mati dalam Kristus juga hidup di hadapan Tuhan, bukan tidur sampai akhir jaman.


Ketiga, di kitab Wahyu:

Why 6:9-10
Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"
Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.


Di nas ini kita melihat ada jiwa-jiwa yang sudah hidup sebelum masa kebangkitan pertama.
Mereka hidup di hadapan Tuhan sambil menunggu kegenapan martir-martir lainnya.


Keempat, ksaksian di kitab Ibrani:

Ibr 12:1
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.


Penulis kitab Ibrani mngatakan bahwa para saksi-saksi iman mengamati segala perbuatan kita, yaitu mereka yang sudah terlebih dahulu meninggalkan dunia ini dalam kemenangan iman. Tentu saja para saksi ini tidak mengamati sambil tertidur.

-----------

Dari keempat nas ini, rasanya tidak salah untuk mengabarkan pada jemaat bahwa siapapun yang percaya pada Kristus akan langsung berada bersama-sama Kristus setelah kematiannya.

Lucifer, apakah benar eksis?



Jika kita membaca Alkitab dalam Bahasa Indonesia, kita tidak akan temukan satu pun tulisan nama 'Lucifer'.

Nama 'Lucifer' hanya akan kita temukan pada Alkitab berbahasa Inggris versi King James (KJV).

Isiah 14:12 (KJV)
How art thou fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! how art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!

Dengan 1 rujukan berdasarkan Alkitab versi King James, bisakah kita menyimpulkan bahwa nama asli Iblis adalah Lucifer?
Perlu kita ketahui bahwa penamaan Iblis sebagai 'Lucifer' adalah penafsiran saja.

Istilah Lucifer adalah bahasa latin dari 'Bintang Timur'.
Bahasa Ibrani dari Bintang Timur adalah 'Heylel ben Shakhar'.
Bahasa Inggrisnya adalah Son of the Morning'.
Jadi apakah Iblis bernama asli Heylel? Atau Luficer? Atau Son of Morning? Atau Bintang Timur?

Tidak dapat dipastikan.

Lucifer/Heylel/Son of Morning/Bintang Timur (arti literal=Pembawa Cahaya) adalah GELAR yang menyatakan peran/fungsi, tidak pasti berarti 'nama'.
Alkitab tidak menyatakan dengan pasti siapa nama asli Iblis.

Mari coba kita bahas apa yang mungkin menyebabkan terjadinya penafsiran bahwa Iblis bernama asli Lucifer.

Saya ingatkan bahwa ini adalah penafsiran, bukan doktrin mutlak.

--------------

Ada 2 nas yang sering digunakan untuk menunjuk pada Iblis.

Yes 14:12-17
"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.
Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang,
yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?

Yeh 28:13-19
Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu.
Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya.
Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.
Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya.
Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.
Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang akan memakan habis engkau. Dan Kubiarkan engkau menjadi abu di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu.
Semua di antara bangsa-bangsa yang mengenal engkau kaget melihat keadaanmu. Akhir hidupmu mendahsyatkan dan lenyap selamanya engkau."


Judul dari nas itu adalah 'Ejekan tentang Raja Babel' dan 'Nyanyian Ratapan mengenai Raja Tirus'.

Jika kita hanya melihat konteks dari ayat itu, maka kita akan sepakat bahwa ayat itu hanya berbicara tentang seorang Raja Babel dan Raja Tirus yang hidup pada jaman tersebut.

Tapi bisakah ayat ini diterapkan untuk merujuk pada suatu Raja lainnya?

Nas di Yesaya ini diberi judul 'ejekan'.

Bicara tentang 'ejekan',
Ketika seseorang mau mengejek, terkadang ia menggunakan pembandingan.

Misal:
Dasar situ mirip monyet!
Maka 'monyet' dgunakan untuk menunjukkan kepada siapa yang diejek itu dibandingkan.

Saya pribadi berpendapat:
1. Nas itu secara kontekstual berbicara tentang Raja manusiawi yang hidup pada jaman ayat itu diucapkan, tapi
2. Nas ini juga merujuk pada kepada siapa Raja manusiawi itu dibandingkan
Raja Tirus dibandingkan dangan sesuatu dan Raja Babel dibandingkan dengan sesuatu juga.


***********

Mari kita sekarang spekulasikan alternatif 2 di atas,
Siapakah yang dbandingkan dengan Raja Babel dan Tirus?


Part 1 - Kedudukan di Atas

"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!

1. Raja Babel dibandingkan dengan sosok ciptaan Allah yang diberi gelar 'Lucifer'

Lucifer artinya pembawa cahaya.
Sosok ini memiliki fungsi serupa Bintang Timur (Planet Venus) di langit pagi.

Kita memahami bahwa semua ciptaan menggambarkan secara terbatas kemuliaan Penciptanya.

Bintang Timur (Planet Venus) adalah bintang yang mengawali datangnya fajar. Sesaat setelah bintang itu muncul maka fajar akan menyingsing.
Jadi, Bintang Timur yg dimaksud pada Yesaya 14:12 adalah ciptaan yang berfungsi memberikan tanda akan kedatangan Tuhan.

Sebagai Pembawa Cahaya, tentu saja sosok ini diciptakan dengan kemampuan memancarkan 'terang'.
Karena ia memiliki 'terang', maka ia berada pada posisi yang tinggi agar ciptaan lain dapat melihat terangnya dan memuliakan Penciptanya.

Namun begitu, si Pembawa Cahaya ini jatuh ke bawah dari kedudukannya yang tinggi. 

2. Raja Tirus dibandingkan dengan sosok yang pernah memiliki kedudukan sorgawi

Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu.
Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya.
Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.


Saya sangat meragukan jika ayat ini hanya kontekstual pada Raja Tirus saja.
Saya sangat yakin Yehezkiel dalam inspirasi ilahi sedang membandingkan Raja Tirus dengan sesosok makhluk.

Makhluk ini:
  • Berada (kemungkinan bermukim) di taman Allah yaitu taman Eden (kemungkinan taman yg dimaksud ini adalah di Sorga, bukan bumi)
  • Ia memilki kedudukan dekat kerub yang berjaga (kerub itu dikenal sebagai pembawa Tahta Allah). Jika kedudukannya ada di dekat Kerub, berarti ia kemungkinan memiliki hirarki sorgawi yang tinggi. Terjemahan literal mengartikan bahwa makhluk ini adalah 'kerub yang diurapi'.
  • Ia memiliki akses keluar-masuk ke Gunung Kudus Allah

Nas di Yehezkiel bisa jadi melengkapi Nas di Yesaya,
Bahwa ada makhluk sorgawi yang:

  • Berdiam di Taman Eden Sorgawi
  • Memiliki kedudukan hirarkis yang tinggi di Sorga dan memiliki akses keluar-masuk Gunung Kudus Allah
  • Diberikan gelar Bintang Timur, Putera Fajar
  • Diciptakan dengan terang yang memancar dari dirinya

Paulus menulis:

2 Kor 11:14
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.


Come to think, jika dahulu ia adalah malaikat pembawa terang, memang pas juga jika ia menyamar sebagai 'malaikat terang'.


Part 2 - Kejatuhan dan Hilangnya Kedudukan

"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!

Si Pembawa Cahaya ini jatuh dari kedudukannya di atas.
Mengapa ia jatuh?

Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit (sorga), aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!


Makhluk sorgawi ini ambisius.
Ia hendak mendirikan takhtanya lebih tinggi dari kedudukannya.
Ia hendak berada di atas segala ciptaan Allah lainnya (para malaikat) dan hendak menyamakan diri dengan Allah.
Tentu saja makhluk ini tidak ingin berada lebih tinggi dari Allah, ia hanya ingin 'disamakan' dg Allah.

Yudas berkata:

Yud 1:6
Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar


Makhluk ini diberikan batas-batas kekuasaan.
Namun ia ingin lebih.

Mengapa ia ingin lebih?

Yehezkiel menulis:

Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.
Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya.
Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.
Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu.


Makhluk sorgawi ini jatuh dalam kesombongan.
Saya yang memiliki terang dalam dirinya awalnya bersyukur dan memuliakan Allah, tetapi lambat-laun terlalu terpesona dengan terangnya sendiri sehingga ia merasa lebih 'terang' daripada segala ciptaan Allah lainnya.

Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa.

Makhluk ini punya banyak kualitas.

penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu.


Saya menangkap kesan bahwa mahkluk ini sombong dengan segala yang dimilikinya dan mulai menyombongkannya.

Kedudukannya yang tinggi menjadikannya memiliki sebagian malaikat-malaikat di bawah kendalinya.
Ada kemungkinan makhluk ini menyombongkan diri dan menipu para malaikat yang ada di bawah kekuasaannya.

Why 12:9
Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.


Ia ingin menjadi seperti Allah.
Dengan tema itu pula ia menggoda Hawa.

Atas kesombongannya terhadap malaikat lain dan ambisinya untuk menyamai Allah, maka ia dihakimi dan dihukum.
Ia kehilangan kedudukannya dan terlempar dari sorga.

Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya.


Part 3 - Natur yang Rusak

Si Pembawa Cahaya ini dipecahkan dan jatuh ke bawah.

Ia 'dipecahkan'.
Artinya, cahaya kemuliaan sorgawi telah dirampas paksa darinya.
Kini segala sesuatu yang ia lakukan, dilakukannya dari keinginan dirinya sendiri.

Sejak 'dipecahkannya', maka ia tidak lagi bertindak atas nama Tuhan.
Ia menjadi suatu makhluk yang baru, bukan lagi mewakili Allah, tidak lagi bersifat sorgawi, tetapi murni merepresentasikan dirinya sendiri.
Ia bertindak atas prakarsa dirinya sendiri.

Yoh 8:44
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.


Saya membaca ayat itu dan berpikir, mengapa Kristus berkata 'sejak semula'?
Apakah Tuhan ciptakan 'pembunuh manusia', apakah Tuhan ciptakan 'pendusta' dari mulanya?
Saya tidak sependapat dengan pemikiran seperti itu.

Merujuk pada nas Yesaya, maka Iblis lahir ketika Bintang Timur 'dipecahkan' dan kehilangan kedudukannya.
Tuhan yang memecahkannya.
Sejak itu Iblis bertindak atas dirinya sendiri.
Sejak dipecahkan dan jatuh ke bumi, Lucifer 'mati' dan lahirlah Iblis (diabolos=pendakwa) atau Setan (satanas=musuh).

Yehezkiel menulis:

Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang akan memakan habis engkau.


Saya tidak tau darimana muncul gambaran bahwa Iblis itu merah padam dan berapi.
Apakah dari ayat ini?

Konsekuensi dari dipecahkannya kemuliaan Allah yg menaungi makhluk itu adalah makhluk itu kini menjadi penuh dengan segala keinginan jahat yang berkobar di dalam dirinya dan keinginan jahat itu memakannya seperti api.

Iblis (yang lahir pada saat kejatuhannya dari sorga) menjadi begitu jahat karena ia kehilangan kemuliaan dan terang ilahi.
Sifat jahat Iblis ada bukan karena Allah menciptakannya jahat tetapi karena ia terbuang dan kehilangan kemuliaan Allah.

Orang bilang kegelapan lahir karena ketiadaan terang.
Maka kejahatan lahir karena tiadanya kemuliaan Allah.


*****

Penutup

Alkitab tidak pernah menulis bahwa nama asli Iblis adalah Lucifer.
Lucifer bisa jadi adalah 'gelar', bisa juga adalah 'nama'.
Alkitab lebih sering menyebut makhluk ini sebagai Setan/Iblis yang merujuk pada 'profesinya' sebagai 'musuh yang mendakwa'.

Jikapun ia dahulu Lucifer, ia kini bukan lagi 'Lucem-Ferre'.
Ia sekarang hanya menyamar sbg 'lucem-ferre'.


Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...