Rabu, 02 April 2014

Panggilan Tuhan - Visi Pribadi



Panggilan Tuhan

Ams 29:18 (Amp)
Where there is no vision, the people perish; but he who keeps the law --blessed is he.
 


Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang berkeluh-kesah bahwa hidupnya itu-itu saja?
Bangun pagi, mandi, berangkat kerja, sibuk di kantor, makan siang, lanjut sibuk lagi, tekanan memenuhi target, pulang kerja, mandi, tidur dan berulang lagi dari awal.

Saya pernah bertemu dengan seorang
yang sharing demikian pada saya.  
Orang itu merasa hidupnya sangat membosankan.
Memang setiap hari ada tantangan baru di kantor, ada situasi
yang variatif di tempat kerja, tetapi siklus rutinitas itu membosankannya dan ia seperti merasa dikelilingi kabut yang membuatnya mudah mengeluh.

Fenomena ini tidak lepas dari pengamatan Salomo yang bijak, yang mana ia tuangkan dalam Kitab Pengkotbah.

Pkh 1:5-8

Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.
Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali.
Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu.
Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar.


Ketika seseorang mengalami hal-hal yg konstan (repetitif) dalam jangka panjang, maka ia akan merasa jemu.

Nah, mungkin ada diantara Anda yang berkata dalam hati:
'Seandainya saya bisa bersenang-senang dengan banyak uang, bepergian kemanapun saya suka, berdampingan dengan orang yang saya sayangi, makan apapun yang saya mau, lihat apapun yang saya inginkan, maka saya tidak akan pernah jemu.'

Benarkah demikian?

Kebetulan Salomo yang bijak pun sudah pernah mencobanya. Ia telah mencoba semuanya karena hartanya berlimpah ruah.


Pkh 2:3-10
Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur, --sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat--,dan dengan memperoleh kebebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.
Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;
aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan;
aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.
Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku.
Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik.
Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.
Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.
Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.
 

Walau Salomo membangun hal-hal megah dan memuaskan diri dengan apapun yang ia senangi, Salomo tetap berkata bahwa itu adalah kesia-siaan.

Pkh 2:1-2
Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia."
Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?"


Hal-hal yang sifatnya di bawah matahari adalah suatu kesia-siaan.

Menarik sekali bahwa dalam hikmatnya yang luar biasa, Salomo menggunakan istilah 'di bawah matahari'.
Jika segala sesuatu di bawah matahari adalah sia-sia, maka apakah yang tidak sia-sia?

---------

Seorang bijak yang jauh lebih bijaksana dari Salomo mengatakan demikian :

Mat 6:31-33
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.


Yesus Kristus berkata:
Cari dahulu Kerajaan Allah!

Kerajaan Allah itu berada di atas matahari.

Nas itu tidak hanya berkata tentang kekuatiran, tetapi juga tentang fokus.
Apakah yang menjadi fokus dalam kehidupan kita?
Apakah kita fokus pada perkara di bawah matahari seperti makanan, minuman dan pakaian? Atau bahkan uang?

Salomo telah meraup dan menikmati semuanya itu, tetapi tetap baginya adalah sia-sia.

Apakah kita fokus pada perkara di atas matahari, yaitu perkara Kerajaan Allah?

Paulus menjabarkan perkataan Kristus dengan gamblang :

Kol 3:1-2
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Nah, kita sudah mengetahui bahwa perkara-perkara di bawah matahari, yang bersifat rutinitas maupun yang bersifat pemuasan keinginan adalah sia-sia saja.

Mengapa?
Karena semua perkara di bawah matahari akan berakhir juga di bawah matahari, maknanya tidak sampai kekekalan.

Tuhan Yesus ingin agar perkara yang kita kerjakan bernilai kekekalan.

Taukah Anda bahwa Tuhan punya panggilan sorgawi untuk setiap pribadi?

2 Tim 1:9
Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman


Ada 3 macam panggilan Tuhan untuk setiap orang percaya.

1. Panggilan keselamatan
Pada dasarnya semua orang dipanggil oleh Bapa untuk mendekat kepada AnakNya sehingga beroleh pengampunan dosa, pemulihan serta persekutuan secara pribadi dengan Bapa.
Setiap orang dipanggil oleh Bapa untuk menjadi anak-anakNya yang kekasih, untuk beroleh kuasa dariNya, untuk hidup diberkati dan berkemenangan.

1 Kor 1:9
Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.


2. Panggilan Tubuh Kristus (Visi Tubuh Kristus)
Setiap orang yang sudah percaya dipanggilNya untuk bersatu dalam Tubuh Kristus dan ada visi (panggilan/tugas) yang harus digenapi oleh Tubuh Kristus itu.

Sebagai Tubuh Kristus, kita semua dipanggil untuk:
- Memberitakan Injil dan memuridkan segala bangsa (Mat 28:19-20)
- Menjadi terang dan garam dunia (Mat 5:13-16)
- Menjadi Imam dan Raja (1 Ptr 2:9)
- Menjadi penjala manusia (Mat 4:19)
- Menjadi pembawa damai (Mat 5:9)

Semua Tubuh Kristus, yaitu Anda, Saya dan semua saudara-saudara dalam Kristus menanggung visi yang sama,
Karena itulah Tuhan nasihatkan kita semua untuk berjuang dalam kesatuan hati.

Selain visi untuk Tubuh Kristus, Tuhan juga menentukan panggilan (visi) yang spesifik bagi pribadi lepas pribadi mengenai fungsinya dalam Tubuh Kristus itu.
Inilah yang kita dapat sebut sebagai di Visi Pribadi.

3. Panggilan Pribadi (Visi Fungsi Pribadi dalam Tubuh Kristus) 
Tubuh Kristus terdiri dari bagian-bagian yang berbeda fungsinya tetapi satu tujuan.

Rm 12:4-5
Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

 

Setiap pribadi bisa jadi memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam Tubuh Kristus.

1 Kor 12:18
Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.


Kita semua mempunya panggilan, fungsi dan karunia yang berbeda-beda.
Kita masing-masing mempunya visi yang unik dalam Tubuh Kristus.

Pada saat ada yang sharing kepada saya sebagaimana yang saya sampaikan sebelumnya di atas, maka kalimat yang spontan muncul dalam pikiran saya adalah :
"Saudara ini belum mengetahui apa visi khusus yang Tuhan berikan dalam hidupnya."

Tanpa adanya visi, kehidupan seseorang menjadi liar.
Ia terombang ke kanan, terambing ke kiri, berputar-putar dalam rutinitas dan terjebak menghabiskan waktu mengejar kepuasan keinginan duniawi yang tak ada habisnya.

Pada suatu titik dalam hidupnya, orang ini akan bertanya:
"Sebetulnya untuk apakah saya ada?"

Jika pertanyaan itu tidak kunjung terjawab, maka dalam jangka panjang orang itu bisa merasakan depresi.
Depresi menyedot energi dan memupuk sikap mudah mengeluh atau pesimistis. Orang seperti ini akan mudah merasa lelah secara jasmaniah.

Visi Pribadi memberikan pengharapan dan gairah bagi seseorang.

Pernahkah Anda berjumpa dengan seorang yang ambisius?
Anda akan merasakan energi dari dirinya menerpa Anda. Pada saat energi itu menerpa Anda, pilihan Anda adalah 2, Anda ikuti dia atau Anda tinggalkan dia. Jika Anda setengah-setengah bersama dia, maka Andalah yang akan tertekan.

Orang yang berambisi itu penuh pengharapan.

Jika ia tidak punya ambisi, ia tidak akan punya pengharapan.


Ambillah contoh sederhana saja.
Saya ini penggemar sepak bola. Bila tim kesayangan saya akan berlaga malam ini maka sedari bangun pagi saya sudah bersemangat. Saya jalani kegiatan saya dengan semangat karena saya tahu bahwa malam nanti akan ada tontonan yang saya nikmati.

Itulah kekuatan dari harapan. 
Itulah kekuatan dari visi.

Ambisi duniawi itu besar kekuatannya namun terbatas kegunaannya, yaitu hanya "di bawah matahari".
Seorang yang ambisius digerakkan oleh kekuatan hasratnya untuk mencapai tujuan.

Anda bisa bayangkan apa jadinya jika seseorang berfokus pada Visi Pribadi dari Tuhan yang kegunaannya sampai kekekalan,
Sebuah visi yang berasal dari "atas matahari" dan digerakkan oleh kuat kuasa Roh Allah Pencipta.

Anda kemudian bertanya :
"Apakah mungkin saya bisa mengetahui apa visi spesifik Allah bagi hidup saya? Bukankah itu rahasia ilahi yang baru bisa kita ketahui pada saat nanti (entah kapan nantinya)?"

Maka saya jawab :
'Iya, sangat bisa!"

Ada orang berkata bahwa masa depan adalah rahasia Allah.
Memang benar.
Masa depan adalah rahasia Tuhan.
Namun Tuhan akan membuka rahasia-rahasiaNya, yaitu kepada mereka yang karib kepadaNya.

Yoh 15:15
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.


Sahabat itu mengetahui apa rencana Tuhan dan apa maksud dari rencanaNya itu.
Tentu tidak sembarang orang dapat dianggap sebagai sahabat.
 

Ams 17:17
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.


Seseorang dapat menjadi sahabat Tuhan dengan cara membangun persekutuan yang erat bersama Tuhan.
Untuk bersekutu dengan Tuhan, beberapa hal yang ditempuh antara lain:


* Tekun merenungkan Alkitab
Firman Allah yang tertulis mengajarkan kepada kita tentang prinsip umum kebenaran Allah, yaitu apa yang menjadi kehendakNya, tujuanNya, keinginanNya dan rencanaNya. Persekutuan
yang intim dengan Allah tanpa memahami Alkitab akan mengarahkan kita pada kesesatan, semisal spiritisme.
Seiring kita membaca dan merenungkan Alkitab, kita akan semakin memahami (secara otomatis) mengenai pola suara Allah.
Setelah saya sekian lama membaca Alkitab, maka secara tidak sadar saya jadi lebih memahami pola suara Allah. Hal ini agak sukar diterangkan dengan kata-kata. Ini seperti kita mengenali bagaimana gaya Allah berkata-kata dan kelak menuntun saya untuk lebih mudah membedakan antara suara Allah dengan
yang bukan suara Allah.

* Pujian penyembahan dan doa yang konsisten


* Bahasa roh
Saya dahulu meluangkan waktu khusus selama 15 menit hanya berbahasa roh dan hasilnya luar biasa. Memang bahasa roh bukan karunia utama dan bukan segala-galanya, tetapi Tuhan berikan bahasa roh untuk berbicara langsung padaNya dan faedahnya pun sangatlah besar. 


* Meluangkan waktu untuk mendengar
Doa tentu saja tidak hanya 1 arah melainkan 2 arah. Kita perlu meluangkan waktu untuk menantikan Tuhan berbicara/menyatakan kehendakNya. Itulah juga yang saya lakukan. Ada saat dimana saya diam saja sambil roh saya mencari Tuhan. Pada awalnya memang sangat membosankan karena tidak ada respon apapun juga, tetapi lambat laun akan mulai terasa faedahnya.
Semua proses di atas adalah Sabat kita bersama Tuhan. Setiap hari adalah Sabat, setiap hari adalah perhentian bersama Tuhan.
Hari demi hari, roh kita akan semakin bertumbuh karena kita mendapat makanan rohani.
Pada saatnya nanti, kita akan mulai bisa mendengar suara Tuhan.

Langkah berikutnya yang kita lakukan adalah BERTANYA dan TERUS BERTANYA.

Yer 33:3
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.


Apakah Anda sudah puas dengan mengetahui sebatas perkiraan pikiran Anda?
Jika tidak, bertanyalah.
Pada waktunya kelak, Tuhan akan memberikan pada kita suatu PERJANJIAN, yaitu Visi Pribadi kita.

Mzm 25:14
TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.


Visi Pribadi adalah Perjanjian pribadi kita dengan Tuhan; karena Tuhan berjanji untuk menggenapi visiNya tersebut dalam hidup kita.
Saya pertama kali mendengar pengajaran mengenai visi pribadi ini pada saat saya pelayanan di kampus.
Sejak hari itu saya berdoa kepada Tuhan dan menanyakan apa visiNya untuk hidup saya.

2 tahun berlalu tapi saya terus berdoa. Pada suatu ibadah, saat saya sedang menyembah Tuhan, tiba-tiba saya merasakan seperti angin yang menyegarkan turun dari atas kepada saya. Setelah itu terdengarlah di hati saya dengan tegas bunyi suatu ayat.


Saya pelajari ayatnya tetapi tidak dapat memahaminya, maka saya terus bertanya mengenai makna ayat itu. Tahun demi tahun berlalu dan Tuhan semakin pertajam arti ayat itu pada saya hingga saya mulai mengalami tahapan penggenapannya.

Demikianlah Tuhan menyimpan VISI bagi setiap pribadi,
Visi yang akan mendukung visi utama Tubuh Kristus,
Sebuah tujuan hidup bagi kita untuk memuliakan Kristus dengan cara yang telah ditetapkanNya.

Teruslah bertanya dan bertanya sampai Tuhan menyatakannya pada kita.


Tidak ada komentar:

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...