Minggu, 06 April 2014

Tritunggal part 1 - Esa



Memang tidak mudah memahami ke-tritunggal-an Allah.
Di dalam kekristenan, ke-tritunggal-an Allah itu bukan semata konsep buatan manusia melainkan hasil kesaksian dari orang-orang yg telah melihat langsung Allah yang menuangkan apa yang mereka alami kepada kita melalui Alkitab.
Sebelum masuk dalam ilustrasi, ijinkan saya berbicara mengenai Esa (satu).

ESA

Sudah pasti Allah itu bukan materi jasmaniah fisik.

Kita dapat menghitung materi jasmaniah fisik dengan pasti.
Jeruk adalah 1 buah,
Anjing adalah 1 ekor,
Kertas adalah 1 lembar,
Baju adalah 1 helai.

Semua materi jasmaniah fisik itu dapat diukur.
Mengapa?
Karena kita memberi definisi yang pasti mengenai apa itu 'jeruk', 'anjing', 'kertas' dan 'baju'.

Sekarang coba saya pecah definisi itu.

Berapa liter air dalam 1 jeruk?
Ketika definisi berubah, maka hitungan pun berubah sekalipun masih sama-sama materi jasmaniah fisik.

Ada 3 mililiter air dalam 1 jeruk.
Lalu ada 4 kaki dalam 1 anjing.
Kemudian ada 1.000.000 serat dalam 1 kertas.
Ada pula 100.000.000.000 benang dalam 1 baju.

Semua itu bisa berubah hitungannya jika saya persempit lagi definisinya.

Definisi menentukan bagaimana kita menghitung materi jasmaniah fisik.

--------

Pertanyaannya, 
- Apakah Allah adalah materi jasmaniah fisik?
- Bagaimanakah kekristenan mendefinisikan 'Allah'?

Saya yakin semua orang setuju bahwa Allah bukan semata materi jasmaniah fisik (meskipun Ia bisa saja menampilkan Diri dalam wujud materi jasmaniah fisik, misalnya perjumpaan Abraham dengan Allah sebelum pemusnahan Sodom-Gomora).

Coba kita pikirkan.
Bisakah Allah muncul di 5 tempat yang berbeda pada waktu bersamaan?
Bisa.

Bisakah Allah muncul di 5 tempat yang berbeda pada waktu bersamaan dan menyatakan diri dalam 5 wujud yang berbeda kepada manusia?
Bisa.

Bisakah Allah muncul di 5 tempat yang berbeda pada waktu bersamaan dan menyatakan diri dalam 5 wujud yang berbeda dan berbicara dlm 5 bentuk suara yang berbeda kepada manusia?
Bisa.

Jika kita kumpulkan ke-5 orang yg melihat Allah itu, bukankah mreka akan menjabarkan 'seolah-olah' ada '5 Allah' karena ke-5 wujudnya saling berbeda?

Ketika Allah datang menghampiri Abraham, maka Abraham melihatNya seolah manusia biasa.
Ketika Musa melihat Allah, maka Musa melihat Api yang membakar semak.
Ketika Musa berada di Horeb, maka Musa melihat bagian belakang Allah dan pada saat bersamaan Israel melihat Allah berada di balik tiang api dan tiang awan.
Ketika Yehezkiel melihat Allah, maka Yehezkiel melihat Allah seperti permata yang berkilau-kilauan dilingkupi busur pelangi.

Jadi Allah itu seperti apa dan ada berapa?
Sulit bukan?

Allah bukan materi jasmaniah fisik yang dapat dengan mudah dihitung.

Allah juga bukan materi jasmaniah fisik yang wujudnya statis.
Allah adalah Roh.

------


Allah bukan materi jasmaniah fisik yang wujudnya statis.

Beberapa orang di luar sana seolah berkata bahwa 'Allah' itu:
Suatu Cahaya atau Dzat yang harus muncul dengan 1 wujud yg sama, harus bicara dengan 1 jenis suara yg sama dan harus memperlihatkan 1 ciri yg sama. 

Mereka lalu berkata bahwa itulah 'Tauhid'.

Oke, apakah mereka pernah melihat Allah?
Tidak.

Mereka tidak sekalipun pernah melihat Allah.
Jadi darimana ukuran 'harus' itu?
Mereka menafsirkan Tauhid seolah Allah itu materi wujudnya begitu-begitu saja.
Tauhid didefinisikan seperti menghitung materi jasmani, suatu definisi yang cocok untuk logika anak-anak.

Allah diperlakukan seolah jasmaniah, bukan Roh. 

Apakah memang Allah seperti itu?

Sebagai catatan kritis, hanya Alkitab saja kitab yang berani menjabarkan beragam wujud Allah ketika Ia menampakkan diri pada manusia (theofani).
Kitab lain setau saya tidak ada dan tidak pernah.

---------

Kekristenan memiliki definisi yang berbeda tentang Allah.


Pada saat kita melihat Allah, maka kita melihat kemuliaan ke-esa-an Bapa, Firman dan Roh.

Bapa, Firman dan Roh itu bersama-sama.
Ketika bersama-sama maka kita melihatNya seolah Satu, karena yang kita lihat adalah cahaya kegemilangan kemuliaan Allah.
 
Dalam suatu ketika, Sang Firman keluar dari persekutuan dengan Bapa dan menyatakan diriNya pada kita. Sang Firman memiliki PribadiNya tersendiri.

Pada saat Sang Firman menyatakan diriNya pada kita, kita seolah melihat ada 2 eksistensi Allah, tetapi pada dasarnya adalah kedua itu adalah satu hakekat.

Dalam suatu ketika, Roh Kudus keluar dari persekutuannya dengan Bapa dan memenuhi kita dengan kasihNya. Roh Kudus memiliki PribadiNya tersendiri.
Pada saat Roh Kudus bersama-sama kita, kita seolah mengalami ada 3 eksistensi Allah, tetapi pada dasarnya ketiga itu adalah 1 hakekat.

Jadi definisi Allah itu bukan seperti kita mendefinisikan materi jasmaniah fisik.
Allah adalah keesaan dari Bapa, Firman dan Roh.

Kekristenan adalah agama kesaksian.
Ke-Tritunggal-an Allah adalah rumusan yang lahir karena manusia menyaksikan sendiri Allah.
Manusia yang telah menyaksikan Allah kemudian berkata-kata tentang Allah.

Apa yang dikatakannya tidak harus bisa masuk logika sederhana karena Allah tidak sederhana.
 

Konsep Tritunggal tak mudah dipahami logika karena lahir dari kesaksian.
Jika semata logis, bukankah manusia manapun pun bisa menggagas ide itu?
Jangan-jangan kitab yang 'logis' memang buatan manusia.

Jika tidak mudah dipahami logika, mengapa banyak orang percaya?
Karena Roh Kudus bersaksi dalam roh kita bahwa itu benar adanya.


Tidak ada komentar:

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...