Selasa, 01 April 2014

Anak - Anak Zeruya - Keduniawian dalam Gereja



Yoab - Abisai - Asael

Kita tidak asing dengan nama besar dari 3 pahlawan Daud.


Yoab - Sang Panglima Tentara
Abisai - Kepala Kelompok Tiga
Asael - Anggota Kelompok Tigapuluh


Ketiga pahlawan ini adalah anak-anak Zeruya, saudari Daud.
Mereka semua adalah keponakan Daud.


Ada hal-hal menarik yang bisa kita lihat dari ketiga pahlawan ini.
Mereka bergabung bersama Daud pada saat Daud melarikan diri ke gua Adulam.

  
1 Sam 22:1
Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia.

 
Bersama mereka bergabung pula orang-orang pelarian yang sama seperti Daud.


1 Sam 22:2
Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.

Seiring perjalanannya, ketiga pahlawan ini berinteraksi dengan 2 macam orang.
Yang pertama adalah dengan orang-orang yang rusak (broken), yaitu orang-orang pahit, orang-orang yang berbuat kejahatan dan orang-orang yang ketakutan.
Yang kedua adalah dengan Daud, yaitu seorang yang diurapi Tuhan, yang ternama, yang pemberani dan punya hubungan intim dengan Tuhan.

Kita sendiri tidak pernah dijelaskan mengenai ayah dari ketiga pahlawan ini.
Alkitab hanya menuliskan nama ibunya, yaitu Zeruya.
Mungkinkah mereka ini tidak berayah sedari masa kecilnya?

Apapun itu, Alkitab menjelaskan dengan cukup rinci mengenai sisi gelap ketiga pahlawan itu.

 

YOAB

Yoab adalah seorang pemimpin natural,
Ia pandai menggalang dan membakar massa.
Ia berinisiatif tinggi, percaya diri dan cerdik.
Ia juga cepat bertindak saat melihat peluang.

Namun begitu,
Ia ambisius, pendendam dan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.

Ambisi kekuasaan adalah motivasi Yoab.

Ia ingin menjadi penguasa tertinggi.
Jika ia tidak dapat menjadi penguasa tertinggi, maka setidak-tidaknya ia ingin berada tepat di bawah penguasa tertinggi.
Yoab memahami bahwa salah satu sumber otoritas adalah berada di bawah otoritas.

Untuk apakah Yoab melayani?
Untuk mencari nama dan kedudukan.

Yoab adalah seorang oportunis (oportunis yang negatif).
Ia akan menyingkirkan siapapun
yang menghadang karirnya.
Ia tidak suka melihat orang lain lebih tinggi di atas dirinya kecuali jika orang itu tidak bisa ia tandingi.

Bagaimana dengan Daud?
Daud adalah orang
yang diurapi dan disertai Tuhan luar biasa.
Yoab tidak bisa menandinginya.
Yoab tidak dapat melawan Daud secara terbuka,
Namun Yoab berani untuk mengkorupsi keinginan Daud.
 
Di hadapan Daud ia bersikap tunduk namun di belakang Daud ia berkonspirasi.
Ia tidak melakukan sepenuhnya keinginan Daud, dilaksanakannya instruksi Daud dengan pemikirannya yang diwarnai ambisi.

Tanpa persetujuan Daud, Yoab menghabisi Abner (panglima Israel), Amasa (sepupu ipar Yoab dan calon panglima Yehuda) dan Absalom (anak Daud-sepupunya Yoab) karena mereka telah ditunjuk untuk menggeser posisi Yoab.
Ia dengan cerdiknya mendekati Adonia putra Daud karena kelak Adonia dapat disetir untuk kepentingannya sendiri.

Yoab menyukai perpecahan daripada persatuan.

Ia mencegah Abner menyatukan diri dengan Yehuda, mencegah bergabungnya pasukan Amasa dengan Yehuda dan mencegah kembalinya Absalom pada Daud demi ambisinya menjadi orang terkuat dalam kemiliteran.

Daud paham akan hal ini sejak lama dan diberikannya pesan kepada Salomo untuk menyingkirkan Yoab.

Renungan kita :
Apakah kita melayani Tuhan untuk mengangkat diri kita sendiri?

Seberapakah hati kita 'terhentak' saat orang yg (kita anggap) kurang berpengalaman atau kurang mampu justru ditempatkan di atas kita?
Apakah kita mengkritik orang karena kita merasa lebih ahli darinya?
Apakah kita dengan halus meredam karunia dan talenta orang lain agar dia tidak semenonjol kita?
Apakah secara tak sadar kita berbicara (dengan nada) merendahkan orang lain untuk mengangkat diri sendiri?
Apakah kita bertoleransi terhadap perpecahan dan malah membidaninya secara tidak sadar?

Hati-hati dengan sindrom Yoab.
Yoab adalah seorang dengan visi dan karakter yang kokoh.

Yoab adalah pemimpin alamiah.
Gereja membutuhkan orang-orang seperti Yoab,
Namun pelayanan bukanlah untuk melayani ambisi pribadi.

Mereka yang melayani tahta Daud adalah orang-orang yang rendah hati,
yang diangkat Tuhan pada waktunya,
dan melayani dengan pengurapan (bukan kedagingan).

ABISAI

Abisai bukan seorang
yang egois.
Ia adalah pengikut
yang setia, taat dan rela berkorban.
Abisai adalah kepala Kelompok Tiga (The Three), yang hanya setingkat di bawah Kelompok Tiga Pahlawan Perkasa (Three Mighty Men).

Hal
yang sangat menonjol darinya adalah keberanian menghadapi musuh saat terdesak dalam kepungan.

1Sa. 26:6
berbicaralah Daud kepada Ahimelekh, orang Het itu, dan kepada Abisai, anak Zeruya, saudara Yoab, katanya: "Siapa turun bersama-sama dengan aku kepada Saul ke tempat perkemahan itu?" Jawab Abisai: "Aku turun bersama-sama dengan engkau."

2Sa. 23:18
Abisai, adik Yoab, anak Zeruya, dialah kepala ketiga puluh orang itu. Dan dialah yang mengayunkan tombaknya melawan tiga ratus orang yang mati ditikamnya; ia mendapat nama di antara ketiga puluh orang itu.


Sayangnya,
Walau Abisai adalah pemberani yang ahli bertempur,
Abisai gagal menangkap isi hati Daud.


Motivasi Abisai dalam melayani perlahan-lahan tersingkap oleh Daud.

1Sam 26:8-9
Lalu berkatalah Abisai kepada Daud: "Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali."
Tetapi kata Daud kepada Abisai: "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?"

2Sam 16:9 -10
Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja: "Mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku raja? Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya."
Tetapi kata raja: "Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?"

2 Sam 19:21-22
Lalu berbicaralah Abisai, anak Zeruya, katanya: "Bukankah Simei patut dihukum mati karena ia telah mengutuki orang yang diurapi TUHAN?"
Tetapi Daud berkata: "Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya, sehingga kamu pada hari ini menjadi lawanku? Masakan pada hari ini seorang dihukum mati di Israel! Sebab bukankah aku tahu, bahwa aku pada hari ini adalah raja atas Israel?"



Abisai kurang cocok dengan Daud.

Abisai adalah prajurit yang gagah,
Namun ia tidak kekurangan belas kasihan di hatinya.

Lalu untuk apakah Abisai melayani?

Abisai melayani karena ia menikmati aktivitas melayani.
Abisai menikmati hiruk-pikuk peperangan.
Abisai senang menyalurkan talenta.

Abisai melayani karena ia menemukan kesenangan dalam melayani.
Tapi ia tidak melayani oleh belas kasihan.

Abisai tidak mewarisi hati Daud.
Visinya tidak sama dengan Daud, ia bahkan gagal menangkap visi Daud.

Abisai hanya bisa mengikuti Daud sebatas area talentanya saja.
 

Walau jasa, kegagahan dan nama Abisai sangat besar,
Namun setelah era Daud, nama Abisai memudar.

Namanya tidak lagi muncul pada zaman Salomo, yaitu zaman Bait Suci dibangun.
Bait Suci dibangun dengan kasih dan ini tidak cocok untuk Abisai. 

Ketika semua hiruk pikuk pelayanan dan kesibukan berlalu, Abisai kehilangan peran dan jati dirinya.

Saya mengenal seseorang yang melayani sebagai pendoa syafaat, yang senang melayani sebagai pendoa karena ia menyukai hingar-bingarnya doa bersama. Ia menyukai suasana pengurapan saat berdoa bersama, ia senang mendengar penglihatan dan pernyataan Tuhan, ia suka menjadi bagian dari tim 'elit' pendoa, tetapi ia sangat kekurangan belas kasihan kepada jiwa-jiwa yang ia doakan. Ia suka mematahkan belenggu, tetapi ia jarang menangis dan meratapi penderitaan.

Mungkin ada pemusik yang senang melayani di Gereja karena ia dapat menyalurkan bakatnya dan memperkembangkan kreativitasnya, tetapi ia tidak memiliki hati imamat di antara Tuhan dan jiwa-jiwa.

Tuhan Yesus menyebut mereka sebagai 'orang upahan' yang bekerja untuk upah dan upahnya adalah kesenangan diri sendiri.

Renungan kita :
Apa yang menjadi api dalam pelayanan kita?
Apa kita berkobar karena aktivitas, bukan karena kasih pada orang lain?

Sejauh mana kita telah menangkap dan mewarisi hati Tuhan yang lembut dan penuh kasih?
Sejauh mana pelayanan kita menunjukkan kasih Allah?
Sejauh mana keputusan yang kita ambil didasarkan atas kasih bukan logika semata?

Mereka yang melayani tahta Daud adalah orang-orang yang mewarisi belas kasih Tuhan.

1Kor. 14:1
Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.


Tanpa kasih, semua karunia dan talenta hanya menjadi aktivitas belaka.

ASAEL

Asael memiliki talenta yang sangat menonjol.

2Sa. 2:18
Ketiga anak laki-laki Zeruya, yakni Yoab, Abisai dan Asael ada di sana; Asael cepat larinya seperti kijang di padang.

 

Asael terkenal dalam barisan pahlawan Daud karena talentanya.

Namun, Ia mati dalam pertempuran.

2 Sam 2:23
Tetapi Asael menolak berhenti. Lalu Abner menusuk ke belakang ke perut Asael dengan tombaknya, sehingga tombak itu menembus belakangnya; dan rebahlah ia di sana dan mati di tempat itu juga. Semua orang yang datang ke tempat Asael rebah dan mati itu, berhenti di sana.


Asael adalah prajurit yang berperang tanpa hikmat.

Beberapa catatan Alkitab mengenai Asael:

- Ia tidak berperang dalam kesatuan (unity)
Kecepatan larinya membuat Asael berada jauh di depan rekan-rekannya.
Ia begitu yakin dengan kemampuannya sehingga 'merasa' dapat berprestasi secara soliter.
Justru karena itulah ia menjadi lemah dan terbunuh dalam perang.

- Ia tidak tau kapan harus berhenti dan kapan terus mendesak
Asael tidak mengerti masa dan musim. Ia larut pada pemikirannya sendiri dan tidak menangkap gejala-gejala di sekitarnya.

- Ia tidak peka menangkap hikmat yang disampaikan orang lain, bahkan dari mereka yang adalah 'musuhnya'.
Abner telah meminta Asael untuk berhenti karena Abner tidak ingin membunuh Asael. Asael tidak mau tau. Ia tetap maju dan mengabaikan peringatan.

Asael gegabah.
Ia maju tanpa pertimbangan matang.

Ia adalah gambaran orang
yang maju dengan 'iman' dan talenta, tapi tanpa hikmat 
(kadang memang sulit membedakan antara iman dan nekat).

Yesus Kristus pernah mengingatkan :

Luk 14:28-32
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.


Bedakanlah antara keinginan Tuhan dengan pemikiran pribadi.

Yes 55:8-9
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.


Ajarkanlah kami Tuhan untuk belajar dari orang-orang Isakhar :

1 Taw 12:32
Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka.


Mereka
yang melayani Tahta Daud adalah orang-orang yang bergerak oleh hikmat Roh Kudus.

Orang-orang yang memiliki karunia/talenta luar biasa rentan terjebak dalam sindrom Asael.
Kasus ini mirip Simson yang mengandalkan urapan, merasa bahwa segala masalah bisa selesai dengan urapannya tanpa berusaha membangun hidup dalam hikmat.

Seseorang bisa saja mendapat dorongan yang sangat kuat untuk bernubuat, lalu mengungkapkannya terang-terangan dan lupa bertanya kepada Tuhan mana perkara rahasia dan mana perkara terbuka,
Atau mereka mendapat visi dari Tuhan dan langsung melaksanakannya namun tidak menyempatkan diri mencari hikmat Tuhan dalam mengartikannya.

Yusuf mendapat mimpi dan mampu mengartikannya.
Tetapi kemudian Yusuf menyusun langkah-langkah berhikmat untuk bertindak atas arti mimpi itu.

Apa jadinya jika Yusuf bkata :
Inilah mimpi dan inilah artinya. Mari kita doa saja agar itu semua terjadi tanpa mempersiapkan lumbung-lumbung?

Selalu ada 3 aspek dari visi :
1, Isi
2. Arti
3. Strategi untuk mewujudkan visi
Semuanya itu dari Tuhan, bukan pemikiran manusia
yang jauhnya seperti bumi dan langit.

-------

Bagaimana dengan hati Daud?

Daud tidak pernah mencari kedudukan sebagai raja, melainkan diurapi menjadi raja ketika belum terpikir sedikitpun olehnya untuk menjadi raja.
Pada saat ia memiliki kesempatan mengambil nyawa Saul, Daud tidak melakukannya karena ia menghormati Saul dan menghormati pengurapan Tuhan atasnya.
Ketika Saul mati maka Daud berduka.
Ketika Abner mati maka Daud berduka.
Ketika Absalom mati maka Daud berduka.
Daud berduka atas kepergian musuh-musuhnya.
Daud membuka tangannya terhadap Abner dan Amasa karena menginginkan persatuan tanpa pertumpahan darah.

Daud adalah seorang yang rendah hati.

Dari sejak masa kecilnya, Daud belajar intim dengan Tuhan.
Keintiman ini dibawa hingga ia menjadi raja hingga seluruh masa hidupnya.
Tujuan dari Kerajaan yang dibangun Daud adalah membangun rumah bagi Tuhan.
Ia sudah menyiapkan sebanyaknya yang dbutuhkan untuk rumah Tuhan sebelum Tuhan meminta.
Hanya seorang yang mengerti hati Tuhan yang menyusun begitu banyak mazmur yang sangat intim dengan Tuhan.
Tuhan ungkapkan rahasia-rahasia zaman kepada Daud.

Mzm 73:25-26
Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.

Seorang yang seperti Daudlah yang dapat menangkap isi hati Tuhan, yaitu rencana penebusan atas seluruh manusia.

Daud menangkap dan mewarisi hati Tuhan.

Daud bukanlah seorang yang gegabah dalam memimpin pasukannya.

1 Sam 23:2
Lalu bertanyalah Daud kepada TUHAN: "Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?" Jawab TUHAN kepada Daud: "Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila."

Ia mengembangkan kebiasaan berdoa dan bertanya untuk memperoleh hikmat Tuhan.

1 Sam 30:8
Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan.

2 Sam 2:1
Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Apakah aku harus pergi ke salah satu kota di Yehuda?" Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah." Lalu kata Daud: "Ke mana aku pergi?" Firman-Nya: "Ke Hebron.

Itulah mengapa Daud dapat berkata :

Mzm 37:23
TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya

Apakah bedanya Daud dengan Salomo?

Salomo meminta hikmat di muka sehingga Salomo tidak perlu lagi terus-menerus datang kepada Tuhan,
Daud menjaga sikap bergantung kepada hikmat Tuhan dari hari ke hari.

Ketergantungan hari demi hari itu membuat Daud terus datang kepada Tuhan dan bersekutu dengan Dia, berbeda dengan Salomo yang sudah diurapi dengan hikmat namun pada akhirnya gagal mengenal hati Tuhan.

Daud adalah seorang yang bergantung pada hikmat Tuhan.

-----------

Pada masa peperangan dan kekacauan,

Tuhan ijinkan Yoab, Abisai dan Asael untuk turut melayani dan mendapat berkat.
Mereka diijinkan Tuhan memperoleh pemenuhan keinginan pribadi untuk seketika waktu,

Namun peran dan kedudukan mereka terbatas.

Ketika tiba waktunya Rumah Tuhan dibangun, ketiga orang itu pudar dan mereka kehilangan tempat.

Yang menggantikan mereka adalah Benaya anak IMAM Yoyada, yang selama ini menjadi kepala pengawan raja.
Ia adalah seorang
yang memahami posisi keimamatan dan seorang yang memahami hati Daud, hati Sang Raja.

Tuhan Yesus memberkati.



3 komentar:

Rina mengatakan...

Puji Tuhan, terima kasih atas ulasan yang menarik ini. Tuhan memberkati selalu.

Milka mengatakan...

Puji Tuhan. Malam ini saya sedang merenungkan bacaan dari Samuel 18, dan tulisan ini sungguh memberkati. Belas kasih adalah sikap yg berkenan di hati Tuhan. Kiranya Tuhan tambah2kan hikmat di antara kita. Amen. Gbu 😊

tanty party maker mengatakan...

Tulisan ini sangatttt memberkati saya. Terima ksih

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...