Kamis, 25 Mei 2017

Kerudung - What Is This Really About?



Nas ini bukanlah kontroversi di kalangan Kristen masa kini karena kita semua memahami bahwa nas ini harus disesuaikan dengan relevansi budaya.
Namun begitu, bagi kalangan non-Kristen -khususnya dari kalangan yang senang mempromosikan penutup kepala- nas ini dijadikan alat untuk menyerang kekristenan modern.

Saya tertarik untuk membahas nas ini dengan mengajukan pertanyaan:
Apa sih yang Paulus maksudkan? Apa benar Paulus sekadar membahas persoalan rambut perempuan?

Ini adalah pandangan alternatif dari saya.

1 Korintus 11:2-16
Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.
Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.
Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya
.
Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.
Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan.
Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah.
Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang,
tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.


Perhatikan khususnya ayat ini:

Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki.
Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki


Coba kita renungkan sejenak, ayat di atas sebetulnya bicara konteks apa?
Yes, ayat di atas berbicara dalam konteks keluarga.

Dalam keluarga, laki-laki adalah kepala keluarga yang memimpin istri dan anak-anaknya.

Ayat tersebut bukan memaksudkan soal perempuan mengenakan kerudung.
Jika Susi seorang yatim piatu yang masih single, Budi adalah yatim piatu yang juga single, Susi dan Budi tidak punya hubungan keluarga, apakah dengan demikian Budi adalah kepala dari Susi (berdasarkan ayat ini)?
  
Tentu tidak.
Budi dan Susi tidak ada hubungannya.

Hanya jika Budi menikah dengan Susi atau Budi merupakan ayah dari Susi, barulah Budi resmi di hadapan Tuhan menjadi kepala dari Susi.

Ketika kita melihat ayat ini dalam konteks keluarga, barulah apa yang Paulus maksudkan menjadi jelas.
Paulus sedang bicara mengenai sesuatu yang prinsipal, bukan sekadar urusan memakai kerudung/tidak, rambut panjang/pendek, kepala botak/berambut.

Paulus tidak sedang menetapkan aturan Taurat baru.

Yang Paulus mau sampaikan dalam nas ini adalah:

Seorang isteri harus tunduk kepada suaminya dan penundukan ini wajib tergambar sampai pertemuan jemaat.
Ketika isteri tunduk dan hormat kepada suaminya maka ia secara rohani sedang memakai tudung kepala yang merupakan tanda wibawa di hadapan malaikat (saya yakin roh-roh jahat pun akan dapat melihat tanda wibawa ini).


Isteri yang tidak tunduk dan tidak hormat kepada suaminya sama seperti perempuan yang dicukur kepalanya (pada masa itu adalah hinaan, pada masa kini adalah keanehan).
Seorang isteri tidak pantas berdoa kepada Tuhan apabila ia tidak dalam keadaan tunduk pada suaminya. Penundukan dan penghormatan pada suami adalah tudung rohani bagi isteri.
Di sisi lain, seorang suami tidak boleh menudungi kepalanya, artinya ia tidak boleh dalam kondisi takut kepada isterinya/berada di bawah bayang-bayang isterinya. 
Ini lagi-lagi bukan soal laki-laki boleh tidak menggunakan topi/penutup kepala dalam ibadah.
Seorang suami adalah kepala keluarga yang langsung berada di bawah Tuhan. Ia harus menegakkan kewibawaannya. Ketika ia benar-benar berperan sebagai kepala keluarga maka ia sedang memuliakan kepalanya, yaitu Tuhan sendiri.

Paulus kmudian membandingkan 'penudungan rohani' ini dengan rambut.

Perempuan diberikan rambut sebagai tudung alamiah, jika perempuan tidak berambut (botak) maka ia akan dihina (pada masa itu). Demikian pula jika perempuan tidak mengenakan tudung rohaniah, maka ia menghinakan dirinya sendiri di hadapan para malaikat.

Mengapa Paulus merasa perlu menyampaikan ini ke jemaat Korintus?
Nampaknya jemaat Korintus sedang menghadapi masalah perpecahan, masalah penggolong-golongan dan sepertinya masalah itu ikut masuk dalam hubungan keluarga.

Paulus menegaskan kembali peran perempuan yang harus tunduk pada suaminya di 1Kor 14:34-36. Saya pribadi menduga kemungkinan kaum istri di Korintus bersikap dominan dalam pertemuan jemaat.

Paulus menggunakan contoh yang relevan pada masa itu umtuk menjelaskan tudung rohaniah.
Jikalau Paulus menulis di masa kini dimana urusan rambut panjang/pendek/cepak bagi perempuan sudah tidak jadi masalah, saya yakin Paulus akan membuat contoh akan berbeda.

Demikianlah sudut pandang yang saya hendak sampaikan.

Tuhan Yesus memberkati



Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...