Jumat, 22 April 2016

Klaim saja Ayat Alkitab, maka Kamu Pasti Menerima?



Izinkan saya membahas mengenai bagian ke dua dari peristiwa pencobaan di padang gurun.
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari artikel 'Mengubah Batu Menjadi Roti?'.
Disarankan agar Pembaca dapat singgah terlebih dahulu ke artikel tersebut.

-----

Sesudah Iblis menyelesaikan percobaan pertama, maka ia mengeluarkan amunisinya yang kedua.

Amunisinya yang kedua adalah jebakan maha halus dan sangat relevan dengan kondisi Gereja pada masa kini.

Mat 4:5-7
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" 

Ya, Anda benar!
Pencobaan ini sedang memancing kesombongan seseorang.
Yesus Kristus, Sang Anak Allah adalah Empunya Bait Allah, Dia adalah Pemilik Bait Suci.
Dia berhak atas Bait Suci dan segala sesuatu di dalamnya, termasuk segala penyembahan yang ditujukan kepadaNya.

Buat apa sih orang datang ke Bait Suci?
Tentunya mereka datang ke sana untuk memuji, menyembah dan memuliakan Dia (dengan menjalankan ritual agama).

Kita datang ke tempat ibadah untuk berjumpa dengan Tuhan. 
Ibadah itu kita jalankan dengan macam-macam liturgi, semua itu sifatnya adalah memberikan persembahan kepada Tuhan agar Tuhan senang dengan kita  
(dan mengingat kita sehingga kita dibantu saat membutuhkan - ini terkesan egois makanya ditulis dalam tanda kurung karena tidak enak mengakuinya).

Nah, di sinilah Mesias berdiri, di tempat yang tinggi di Bait Suci. 
Di bawahnya adalah orang-orang yang hadir di sana untuk memberi persembahan kepadaNya, orang-orang yang hadir memang untuk mengabdi padaNya. Orang-orang ini belum pernah melihat Dia secara wujud tetapi percaya kepadaNya.

Mesias berdiri memandang semua orang itu yang memang sudah kagum kepadaNya walau belum mengenal Dia.

Tiba-tiba di benak Sang Mesias melintaslah pikiran:
'Hei, nyatakanlah diriMu. Tunjukkanlah diriMu biar mereka tau bahwa Engkaulah yang selama ini mereka puja.'

Tunggu-tunggu...coba saya bantu membumikan ini dengan contoh sederhana.

Misalnya Anda ini pencipta lagu rohani, ada lagu rohani yang Anda ciptakan dan populer sekali. Lagu ini masuk top chart request dan diperdengarkan berulang-ulang. Anda baca banyak testimoni orang-orang yang diberkati saat mendengar lagu Anda. Anda bersyukur.

Lalu saat Anda sedang ada di Gereja, Anda lihat ada kumpulan orang sedang ngobrol seru. Anda penasaran lalu Anda hampiri mereka. Anda dengar dengan jelas mereka sedang memuji-muji lagu yang Anda ciptakan. Anda dengar nama Anda diperbincangkan. Rupanya mereka bertanya-tanya siapa Anda yang menciptakan lagu sebagus itu. Mereka memuji Anda walau mereka belum pernah melihat Anda.

Tiba-tiba pikiran Anda berkata:

'Hei, perkenalkan diri. Katakan pada mereka kamulah pencipta lagu itu. Biar mereka tau dan bisa langsung berterimakasih atas lagu yang kamu ciptakan. Biar mereka cerita ke teman-temannya dan semua bisa mengenal kamu.'

Nahhhhh, sudah lebih membumikah kisah pencobaan ini?
Pencobaan ini bisa terjadi pada kita semua dalam satu dan lain perkara.

Pikiran itu terlintas di benak Kristus.

Saya coba tanya, Kristus berhakkah menyatakan diriNya?
Berhaklah, Bait Suci itu milikNya, orang-orang yang datang ke sana juga milikNya, mereka sedang menyembah Dia dalam ritual, mereka mengharapkan bertemu Dia.

Yoh 1:11a
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya


Kalau kamu datang kepada milik kepunyaanmu, bukankah wajar memperkenalkan diri supaya mereka tau siapa kamu dan siapa mereka bagi kamu?

Jadi Kristus sangat berhak menyatakan diriNya.
Ia berhak menyatakan kemuliaanNya di hadapan orang-orang itu supaya mereka melihat dengan nyata siapa yang selama ini mereka sembah. Supaya mereka bisa memuji Dia, bertelut hingga kepala ke tanah, mungkin ada yang menangis, supaya seketika seluruh dunia mengetahui Tuhan yang selama ini mereka sanjung.

Lalu apa kata Kristus?
Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Hmmm...kok rasanya aneh ya. 
Apakah nyambung?
Nanti dulu, kita akan menuju ke sana.

Yang pasti, Kristus memilih tidak menyatakan diriNya pada saat itu. Ia tidak menyatakan kemuliaanNya, Ia tidak memperkenalkan diriNya pada khalayak ramai.

Ya sama seperti kamu sang pencipta lagu rohani populer yang memilih pergi saja dari kumpulan orang dan tidak memperkenalkan dirimu.
Kamu berkata dalam hati:  
'Saya ngga perlu memperkenalkan diri. Kalau Tuhan mau, Ia akan lakukan pada saatnya dan itu bukan saya sendiri yang inisiatif.'

Tuhan Yesus memilih menunggu saatnya Bapa menyatakan diriNya.
Lagi-lagi itulah perhambaan yang menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap otoritas Bapa.

Pada faktanya, hingga detik ini pun, tidak semua orang di muka bumi mengenal Kristus sebagaimana Ia ada. Padahal, jika mau Ia dapat tiba-tiba mencoret tanda salib di langit, masuk siaran langsung dan seketika seluruh bumi sujud kepadaNya.

Sekarang kembali pada jawaban Kristus.
Sebetulnya jawabannya nyambung nggak sih?

-----

Di awal tadi saya bicara mengenai amunisi Iblis yang kedua.
Apakah amunisinya?

Iblis berkata:

"Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."

Itulah amunisinya yang sangat berbahaya, maha-halus jebakannya,
Iblis mengutip ayat Alkitab!
Iblis mengutip firman Tuhan!

Iblis mengatakan:
Engkau kan Anak Allah, mengenai Anak Allah ini ada tertulis bahwa Allah menjaganya. Maka bertindaklah, kamu tidak akan celaka karena Allah menjagaMu.

Iblis menggoda agar Kristus mau menyatakan diriNya.
Untuk memperkuat godaannya, Iblis melandaskannya dengan firman Tuhan.
Dahsyat kan.

Coba saya bumikan contoh ini.

Kan Anda pencipta lagu rohani yang hits.
Anda berada di kerumunan orang-orang yang kagum dengan Anda.

Maka pikiran terlintas di benakmu:
'Ayoh tawarkan dirimu untuk live singing supaya mereka semua yang hadir mendapat berkat dari lagumu, kan ada tertulis: Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kaukehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan. Ayo tawarkan diri untuk nyanyi.'

Sama prosesnya.  
Ada godaan dari Iblis kemudian godaan itu dilandaskan dengan ayat firman Tuhan.

'Kamu kan anak Raja, mengenai kamu ada tertulis: Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar. Ayoh kamu beli itu mobil mewah, tunjukkan pada orang-orang bahwa kamu anak Raja.'

Rupanya Iblis tidak alergi dengan ayat Alkitab.
Iblis akan mengutip ayat Alkitab manapun juga untuk membantu melancarkan godaannya.

Rupanya tidak semua ayat Alkitab dapat kita pilih sekehendak hati kita untuk melandasi permintaan kita.

Pencobaan di padang gurun menyatakan kepada kita bahwa ayat Alkitab (firman Tuhan) tidak dapat sembarangan digunakan. Tidak semua ayat Alkitab dapat diiman-imani. Tidak semua ayat Alkitab dapat diklaim dan pasti terjadi.

Adalah salah jika kita mengutip suatu ayat Alkitab jika Bapa tidak menghendaki hal tersebut.

Jika ada pemikiran/keinginan di benak kita, lalu ada ayat Alkitab yang tiba-tiba muncul mendukung pemikiran itu, bukan berarti otomatis pemikiran itu benar dan dapat dilakukan.

Pemikiran itu beserta ayat Alkitab yang mendukungnya perlu kita bawa kepada Tuhan untuk dimintakan pendapatNya. Inilah doa permohonan.

Ketika Tuhan sudah menyatakan pendapatNya lalu kita berdoa sesuai pendapatNya, maka itulah doa iman.  

Doa iman sudah pasti dijawab karena Tuhan sudah berfirman.
Doa permohonan masih fifty-fifty karena kita belum yakin jawaban Tuhan. 

Saat berdoa, apakah itu doa permohonan atau doa iman?
Jika kita sebut itu doa iman, apakah kita sudah yakin dengan kehendak Bapa? 

-----

Iblis mengutip ayat Alkitab di Mazmur 91:11-12.
Tujuan Iblis mengutip ayat itu adalah menciptakan rasa aman palsu agar Kristus salah mengira bahwa tindakannya dikenan Allah.

Ya, ayat Alkitab yang muncul tidak pada waktunya akan menciptakan rasa aman palsu.
Muncullah pengharapan palsu bahwa permintaan kita pasti dijawab, dipenuhilah kita dengan pemikiran palsu bahwa Allah wajib mengabulkannya.

Saya mau tanya,
Jika Tuhan Yesus tertipu lalu loncat, apakah Ia akan hidup atau akan tewas bunuh diri?

Saya yakin 100% Ia akan tewas bunuh diri, lalu seisi Yerusalem akan mencibirnya.

Berapa banyakkah kita pernah dengar kasus dimana anak Tuhan klaim ayat Alkitab namun gagal terwujud sehingga mereka menderita kerugian bahkan sampai membuang nyawa?

Mungkin ada yang merasa bisa berjalan di atas air menembus banjir lalu melangkah hanya untuk tewas terhanyut? Apakah mungkin ada yang sengaja minum racun untuk membuktikan diri kepada orang-orang bahwa ia Kristen sejati namun justru tewas sia-sia? Ada juga yang berpuasa sampai ditemukan jasadnya oleh tetangga sekitar.

Berhati-hatilah menggunakan ayat firman Tuhan.

-----

Apakah bedanya 'menguji Tuhan' dan 'mencobai Tuhan'?

Jika Tuhan sudah berkehendak dan manusia ingin membuktikannya, maka itu menguji Tuhan.
Jika Tuhan tidak berkehendak tetapi manusia ingin membuktikannya, maka itu mencobai Tuhan.

Kebut-kebutan untuk membuktikan perlindungan Tuhan adalah mencobai Tuhan,
Ikut uka-uka untuk membuktikan otoritas atas setan adalah mencobai Tuhan,
Kecuali jika dia sudah yakin bahwa Tuhan menyuruh dia melakukannya.

Maka itulah,
Kristus tau persis Bapa tidak ingin Dia menyatakan diriNya pada saat itu,
Kristus tau persis suara untuk meloncat bukanlah dari Bapa,
Kristus juga paham bahwa ayat firman Tuhan itu bukan keluar dari Bapa.
 
Maka Kristus jawab:
Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!

Kristus tidak tertipu dengan jebakan Iblis yang mengutip ayat Alkitab di luar kehendak Bapa.

Tuhan Yesus memberkati.


Rabu, 20 April 2016

Samuel atau Setan?



Ini adalah pertanyaan yang banyak beredar dalam forum diskusi yang saya ikuti.
Ada yang mengatakan yang muncul itu Samuel, ada juga yang mengatakan yang muncul itu roh jahat.  

Jadi yang muncul itu siapa sih?

Bagi saya, tulisan di Alkitab itu penting bahkan sampai taraf hurufiah.
Kita tidak bisa begitu saja mengabaikan tulisan hurufiah Alkitab.

Mari kita lihat ayatnya:

1 Sam 28:10-21
Lalu bersumpahlah Saul kepadanya demi TUHAN, katanya: "Demi TUHAN yang hidup, tidak akan ada kesalahan tertimpa kepadamu karena perkara ini." 
Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: "Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu?" Jawabnya: "Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku." 
Ketika perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: "Mengapa engkau menipu aku? Engkau sendirilah Saul!" 
Maka berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi." 
Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya: "Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah. 
Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada Saul: "Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?" Kata Saul: "Aku sangat dalam keadaan terjepit: orang Filistin berperang melawan aku, dan Allah telah undur dari padaku. Ia tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya engkau memberitahukan kepadaku, apa yang harus kuperbuat." 
Lalu berbicaralah Samuel: "Mengapa engkau bertanya kepadaku, padahal TUHAN telah undur dari padamu dan telah menjadi musuhmu? 
TUHAN telah melakukan kepadamu seperti yang difirmankan-Nya dengan perantaraanku, yakni TUHAN telah mengoyakkan kerajaan dari tanganmu dan telah memberikannya kepada orang lain, kepada Daud. 
Karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN dan tidak melaksanakan murka-Nya yang bernyala-nyala itu atas Amalek, itulah sebabnya TUHAN melakukan hal itu kepadamu pada hari ini. 
Juga orang Israel bersama-sama dengan engkau akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin."  
Pada saat itu juga rebahlah Saul memanjang ke tanah sebab ia sangat ketakutan oleh karena perkataan Samuel itu. Juga tidak ada lagi kekuatannya, karena sehari semalam itu ia tidak makan apa-apa. 
Perempuan itu mendekati Saul lalu melihat, bahwa Saul sangat terkejut. Kemudian berkatalah perempuan itu kepadanya: "Lihat, budakmu ini telah mendengarkan permintaanmu; aku telah mempertaruhkan nyawaku dan mendengarkan perkataan yang kaukatakan kepadaku
 
Perhatikan nas di atas dan perhatikan yang di garis-bawahi.

Kita percaya bahwa penulis Alkitab mendapat inspirasi dari Roh Kudus sehingga kita meyakini bahwa apa yang mereka tuliskan adalah benar.

Penulis Kitab Samuel menulis dengan jelas bahwa yang berbicara dengan Saul adalah Samuel.
Penulis tidak mencantumkan kata 'sesuatu roh' atau 'roh yang menyamar' melainkan terang-terangan menulis bahwa arwah itu adalah Samuel.

Alasan utama saya meyakini bahwa arwah Samuel datang berbicara kepada Saul adalah karena Penulis Kitab Samuel menyatakannya demikian dalam inspirasi Roh Kudus.

Saya tidak berusaha mengubah-ubah tulisan Alkitab, saya menerima apa adanya untuk kemudian mencoba memahami mengapa arwah Samuel bisa muncul.


Saya berikan perbandingannya.

Mat 17:3
Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia


Musa sudah mati, Elia diangkat hidup-hidup.
Musa dan Elia lalu nampak bersama-sama Yesus Kristus.
Petrus, Yakobus dan Yohanes melihat Musa dan Elia serta mendengar mereka bercakap-cakap.

Pertanyaannya, mengapa kita percaya bahwa kedua sosok yang muncul bersama Yesus Kristus itu benar-benar Musa dan Elia?

Coba pikirkan deh, Musa kan sudah mati, sudah jadi arwah.
Bagaimana bisa arwah Musa menampakkan diri di hadapan Petrus, Yakobus dan Yohanes, kemudian mereka bertiga melihat arwah Musa dan mendengarnya berbicara?

Bukankah aneh?
Jika sekarang ada kawan kita datang kepada kita berkata bahwa ia melihat arwah kakeknya sedang bicara dengan arwah neneknya, apa komentar kita?

Mungkin kita berkomentar: 'Ahhhh bukan, itu berdua pasti roh jahat yang menyamar sebagai arwah kakek-nenekmu'.

Lalu mengapa kita percaya dan meyakini bahwa itu benar-benar Musa dan Elia?

Simpel,
Karena Penulis Injil menyatakan terang-terangan bahwa kedua sosok itu adalah Musa dan Elia.

Saya akan keliru besar jika menafsirkan:
'Ohhhh bukaaan itu bukan arwah Musa. Arwah itu ngga boleh menampakkan diri dan bicara pada manusia. Petrus, Yakobus dan Yohanes seolah-olah melihat Musa, padahal yang mereka lihat sebenarnya adalah malaikat yang menyamar sebagai Musa, tujuannya simbolik aja. Jadi itu malaikat yang nyamar jadi Musa.'

Nah, Anda bisa paham perbandingannya kan?
Di kasus Saul, ada yang menafsirkan bahwa itu roh jahat yang menyamar menjadi Samuel padahal jelas-jelas di situ tertulis nama Samuel.
Di kasus Petrus, kita sepakat menerima hurufiahnya bahwa yang nampak kepada Petrus adalah sungguh-sungguh arwah Musa, bukan malaikat yang menyamar jadi Musa.

Terjadi inkonsistensi.

Saya meyakini bahwa arwah Samuel muncul kepada Saul simply karena Alkitab menuliskannya demikian. Jika bukan Samuel, maka Penulis Kitab Samuel pasti akan menyatakannya.

Lalu mengapa Samuel bisa muncul?
Inilah yang perlu coba kita gali.

Jika saya bertanya, mengapa ya arwah Musa bisa menampakkan diri kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes?
Apa kira-kira jawabannya?

'Karena Tuhan mengutus Musa.'

'Lha emang Tuhan boleh menyuruh arwah Musa menampakkan diri kepada Petrus?'

'Ya boleh aja, kan Dia Tuhannya. Hukum yang Dia tetapkan untuk manusia tidak selalu mengikat bagi Dia. Manusia enggak boleh balas dendam, tapi Dia boleh karena itu hakNya. Kalau Dia mengutus Musa menampakkan diri ya boleh saja.'

Kira-kira mungkin begitu dialognya.

Jadi mengapa arwah Samuel bisa muncul kepada Saul?
Jawaban saya sama, karena Tuhan mengaturkannya dan mengutus Samuel.

Sekarang coba kita lihat bukti-bukti yang bisa dijadikan pegangan.

-----

Saya ada coba cari bagaimana praktek pemanggilan arwah di zaman itu tapi hingga kini saya belum temukan penjelasan yang eksak.
Ada metode dimana si peramal menjadi medium (arwah orang mati bicara melalui dia), ada metode menggunakan media seperti ranting/tulang/sejenisnya, ada juga yang metode menggunakan familiar-spirits (roh yang membantu si peramal berhubungan dengan orang mati).

Metode si peramal di En-Dor ini yang mana?
Saya tidak tau persis,

Namun saya curiga dia menggunakan metode 'familiar-spirit'.

Tuhan berkata:

Lev 19:31 (YLT)
Ye do not turn unto those having familiar spirits; and unto wizards ye do not seek, for uncleanness by them; I [am] Jehovah your God

(KJV)
Regard not them that have familiar spirits, neither seek after wizards, to be defiled by them: I am the Lord your God.

Praktek menggunakan 'familiar spirit' ini rupanya tertulis di Alkitab, makanya saya curiga ini adalah praktek yang lazim dilakukan pada masa itu.

Bagaimana sih praktek familiar spirit itu?

Ketika si wizard/peramal/petenung/penilik diminta oleh klien untuk memanggil arwah tertentu, maka si peramal pertama-tama memanggil dulu familiar spirit yang ia miliki. Familiar spirit ini bukan arwah orang mati yang diminta klien, melainkan suatu roh yang menjalin perjanjian/persahabatan dengan si peramal. Roh ini bisa wujud manusia, bisa wujud binatang atau apapun. Roh ini kemudian akan memanggil arwah orang mati dan menjadi penyambung komunikasi antara si peramal dan si arwah orang mati.

Mari kita kembali pada nas:

Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: "Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu?" Jawabnya: "Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku." 
Ketika perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: "Mengapa engkau menipu aku? Engkau sendirilah Saul!" 
Maka berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi." 
Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya: "Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah.

Mengapa peramal itu berteriak nyaring dalam kekagetan? 
Pastilah karena ia tidak menyangka siapa yang dilihatnya.
Ada 2 spekulasi mengenai hal ini:
  1. Si peramal mampu memanggil arwah (kemungkinan Saul membawa suatu benda yang biasa digunakan Samuel sebagai identifikasi) kemudian arwah yang muncul adalah Samuel. Si peramal terkejut karena Samuel yang muncul bukan Samuel sembarangan (mungkin pada masa itu nama Samuel umum dipakai) melainkan Nabi Samuel.
  2. Si peramal sedianya memanggil dahulu familiar spirit yang nantinya akan membantu dia bicara dengan arwah Samuel, tetapi yang muncul malah Samuel sendiri di luar dugaannya.
Mana yang pasti benar saya tidak tau, yang saya yakini adalah yang kedua.
Pada dasarnya kedua alternatif tersebut akan menghasilkan penjelasan yang sama bahwa yang muncul adalah arwah Samuel bukan sejenis roh jahat.

-----

Jika kita gunakan alternatif satu, untuk apa roh jahat muncul menyamar sebagai Samuel secara ilahi? Roh jahat cukup muncul sebagaimana biasanya dan menyamar sebagai Samuel tanpa perlu menyertakan atribut ilahi. Lagipula, bisakah roh jahat meniru atribut ilahi?

Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi (Elohyim) muncul dari dalam bumi."

Penjelasan:
Elohyim is Gods, which according to Strong’s Concordance is a plural word for gods in the ordinary sense; but specifically used of the supreme God (plural of majesty).

Kata Elohyim harafiahnya berarti 'Allah-Allah' (jamak), biasanya digunakan secara spesifik untuk menyatakan Allah yang satu-satunya. Kata ini digunakan di Kejadian 1:1.

Jadi literally si peramal berkata bahwa yang muncul dari dalam bumi adalah Allah
Mengapa?
Karena peramal itu belum pernah melihat yang sedemikian. Ia terkejut melihat sesuatu yang ilahi tidak seperti yang biasa ia lihat.

Kembali pada pertanyaan semula, jika yang muncul adalah roh jahat, mengapa roh jahat merasa perlu datang dengan penampilan ilahi dan bisakah roh jahat tiba-tiba nampak seolah ilahi hingga si peramal yang biasa melihat roh-roh akan terkejut seolah melihat Allah itu sendiri?

Saya meyakini Tuhan mengutus Samuel datang sedemikian rupa agar si peramal dan Saul mengerti bahwa yang muncul adalah Samuel asli.

Jika kita gunakan alternatif dua, si peramal terbiasa melihat familiar spirit maka untuk apa roh jahat menyamar jadi Samuel? Roh jahat cukup datang sebagai familiar spirit (sebagaimana biasanya) dan mengaku bicara dengan Samuel. 

Alternatif manapun yang kita gunakan berujung pada kesimpulan yang sama bahwa kemungkinannya kecil yang muncul adalah roh jahat maupun familiar spirit.

-----

Allah mengutus Samuel untuk datang menyatakan diri pada peramal dan Saul.

Si peramal melakukan rutinitas ritualnya, ia berusaha memanggil familiar spirit. Pada proses ini Tuhan melakukan intervensi. Alih-alih yang datang adalah roh-roh, justru yang muncul adalah Samuel. Si peramal kaget dan Saul pun diyakinkan bahwa itu Samuel.

Si peramal tidak benar-benar sukses memanggil Samuel, melainkan Tuhan mengutus Samuel untuk turut-campur dalam kejadian tersebut.

Tuhan berhak mengutus arwah Samuel sama seperti Ia mengutus Musa dan Elia menampakkan diri pada Petrus, Yakobus dan Yohanes (ketiga orang itu mendengar Musa-Elia bercakap-cakap dengan Kristus).

-----

Ada pertanyaan lainnya, yang menurut saya bersifat minor:
'Bukankah nubuat "Samuel" itu gagal? Ternyata tidak semua anak-anak Saul tewas, masih hidup beberapa termasuk Isyboset.'

Nubuat itu tidak mengatakan bahwa semua anak-anak Saul akan tewas, melainkan hanya anak-anak Saul yang terlibat pertempuran Filistin saja.

Ayat 19
Juga orang Israel bersama-sama dengan engkau (dalam pertempuran Filistin esok hari) akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel (yang ikut serta dalam pertempuran Filistin esok hari) akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin.

Tentu tidak semua orang Israel maupun tentara Israel mati, melainkan hanya tentara Israel yang terlibat pertempuran melawan Filistin yang terjadi esok hari.

Isyboset dan anak-anak Saul lainnya tidak terlibat pertempuran maka mereka tidak tewas, kemungkinannya karena anak-anak tersebut bukan tentara/belum cukup kriteria untuk ikut dalam peperangan.

Nubuat Samuel menyatakan bahwa Israel akan kalah dalam pertempuran melawan Filistin yang terjadi esok hari. Pertempuran itu akan mengorbankan nyawa tentara Israel, nyawa Saul dan nyawa anak-anaknya yang hadir dalam pertempuran itu.

-----

Demikianlah alternatif penjelasan mengenai peristiwa Saul, Samuel dan Peramal di En-Dor.

Tuhan Yesus memberkati.





 

Selasa, 19 April 2016

Pertumbuhan Rohani



Pernah saya bertanya-tanya mengapa ada hamba Tuhan tertentu yang begitu berotoritas dalam ucapannya sehingga apa yang dikatakannya terjadi, tetapi ada hamba Tuhan lain yang tidak sampai demikian.
Saya juga bertanya-tanya mengapa ada kalanya doa orang percaya begitu mudah dijawab tetapi ada juga kalanya doa tidak dikabulkan sekalipun ia sudah meminta dengan iman (sengaja saya italics).

Tuhan tidak mungkin berubah, Ia selalu konsisten. Lalu apa yang menjadikan pengalaman orang beda-beda?
Saya meyakini pertumbuhan rohani seseorang mempengaruhi bagaimana Tuhan memperlakukan mereka.

Kita sama-sama tahu bahwa semua orang Kristen harus bertumbuh kerohaniannya:
Mulai dari bayi sampai dewasa, mulai dari minum susu sampai mencerna makanan keras.

Apa sajakah tahap pertumbuhan rohani seseorang?
Berikut saya coba menawarkan sudut pandang saya.



1. Bayi rohani (teknia)

Semua orang yang lahir baru adalah bayi rohani.  
Semua bayi ini menyandang status dan kuasa sebagai anak-anak Allah. Roh Kudus bersaksi dalam diri mereka sehingga mereka memanggil Allah dengan sebutan Abba.

Yoh 1:12
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak (teknon) Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;


Abba adalah sebutan sehari-hari dalam budaya Yahudi.
Bagaimana Anda menyebut ayahmu dalam hidup sehari-hari, demikianlah Allah ingin dipanggil. Allah ingin sedekat itu memiliki hubungan dengan kita.

Ada orang yang sehari-hari memanggil Allah dengan sebutan 'Pah.'
Ya silakan saja sepanjang orang ini merasa nyaman menyebut seperti itu. Itulah pengalaman pribadi orang yang berbeda-beda.
Yang pasti, Abba adalah sebutan sehari-hari, bukan sebutan protokoler.

Sebagaimana semua bayi di belahan bumi manapun, bayi diperlakukan istimewa karena bayi belum bisa apa-apa meski banyak kebutuhannya.

Bayi dijaga sedemikian rupa agar nyaman, hangat, terlindung, merasa disayang dan kebutuhannya terpenuhi.
Bayi tidak perlu meronta-ronta, meraung-raung atau memukul-mukul meja. Ia cukup menangis saja sekali atau cukup batuk sekali atau bahkan cukup naikkan suara sekali saja, orang tua langsung cekatan menanggapi memenuhi keinginannya.

Orang percaya yang ada pada tahap bayi rohani mendapat kasih karunia berlimpah ruah. 
Membaca Alkitab mudah mengertinya, mudah mengingatnya, doa minta kebutuhan mudah terjawabnya, keberuntungan tampak mengikuti, mood dijaga sehingga selalu semangat bersama Tuhan.

Masalah akan muncul ketika usia-kronologis seseorang sudah bukan bayi rohani, tetapi usia-mentalnya masih bayi rohani.

Jika seseorang masih bermentalitas 'mau dipenuhi segala kebutuhannya tanpa mau mengeluarkan usaha keras, tanpa merasa perlu terlebih dahulu mencari tau kehendak Allah' padahal usianya seharusnya bukan lagi bayi rohani, maka orang itu akan menyadari tidak semua keinginannya terkabulkan.

Tuhan memperlakukan orang sesuai usia dia seharusnya.
Orang percaya harus bertumbuh.  


2. Pelayan (huperetes)

Saat anak-anak mulai menginjak usia remaja, maka mereka bisa jadi masuk dalam kategori 'pelayan'.

Tuhan Yesus menjelaskan sebagai berikut:

Yoh 10:12
sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Orang upahan adalah mereka yang rindu melayani dan sudah melayani (tidak harus pelayanan Gereja) tetapi motivasinya untuk melayani masih bersifat transaksional.

Mentalitasnya adalah:
Apa yang saya berikan kepada Tuhan 'seharusnya' berbanding lurus dengan apa yang saya terima dari Tuhan.

Jangan salah ya, mentalitas Pelayan ini tidak sepenuhnya jelek
Mentalitas ini normal bagi mereka yang baru beranjak dari kanak-kanak.
Ketika seseorang berada dalam tahap ini, Tuhan akan berurusan dengannya secara transaksional.

Tuhan kita pandai sekali bertransaksi.
Ia berikan janji-janji. Ia tunjukkan apa yang hendak Ia berikan dan kemudian Ia meminta kita juga memberikan sesuatu.

Kita pun melakukan yang sama, menjanjikan anak kita hadiah jika ia beroleh ranking yang baik di sekolah. Anak kita lalu berusaha mencapai ranking karena ingin mendapat hadiah.
Normal, bukan? 

Mereka yang dalam tahap ini masih suka klaim sini klaim sana, minta janji ini janji itu dan di sisi lain juga berusaha sebaik-baiknya melayani Tuhan. 

Nah, jika seseorang sudah berusaha sedemikian rupa tetapi kok rasanya ganjaran yang ia terima belum sesuai harapannya, maka berhentilah protes dan bertanya-tanya, mungkin sudah waktunya ia 'naik kelas' ke tahap perkembangan berikutnya.  


3. Hamba (doulos)

Semua orang percaya akan mengalami tahap ini.
Ini namanya tahap 'pelepasan hak'.

Anda punya hak sebagai 'anak' tapi hak ini Anda lepas demi mengikuti apa yang Bapak Anda kehendaki tanpa syarat.

Mereka yang ada pada tahap ini menjalani hidup tidak ubahnya seperti budak atau orang tahanan terhadap tuannya, yaitu taat tanpa banyak protes.

Mengapa semua orang percaya akan ada pada tahap ini?
Karena Tuhan Yesus menjalani tahap ini.


Ia yang adalah FIRMAN ALLAH, lahir sebagai ANAK ALLAH, kemudian menjadi tugas sebagai HAMBA ALLAH yang taat hingga mati di kayu salib.
Dalam ke-hamba-anNya, Ia melepaskan segala hakNya.

Iblis selalu mencobai Dia dengan berkata: 'Jikalau Engkau Anak Allah, maka...'
Maksudnya Iblis adalah: 'Kamu kan Anak Allah, klaim hakMu donkkkk, lakukanlah...'

Tuhan Yesus membalas dengan mengatakan bahwa Ia adalah Hamba.

Mereka yang ada dalam tahap ini menyadari dan telah siap menerima bahwa apa yang mereka inginkan tunduk pada apa yang Bapa inginkan.

Kalau mereka klaim sesuatu, maka mereka klaim apa yang sudah mereka yakini merupakan kehendak dinamis Bapa.
Mereka tidak bertindak atas pemikiran mereka sendiri melainkan pemikiran Allah.

Mereka sadar akan ayat ini:

Yes 55:8-9
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu


Ketika seseorang sudah mencapai tahap perhambaan, maka Tuhan akan perlakukan dia demikian.
Tiba-tiba kelimpahan kasih karunia terasa seperti ditarik. Doa harus usaha, baca firman harus usaha, mood harus dikendalikan, apa yang diinginkan tidak mudah dikabulkan, klaim firman rasanya kok berat, Tuhan mulai memberi batasan-batasan akan apa yang Ia sukai dan apa yang tidak Ia sukai (bukan hanya batasan normatif dosa, melainkan kesukaan Allah) dan seterusnya.

Luk 17:7-10
"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."


Saat tiba waktunya, maka dia akan masuk tahap yang lebih strategis.


4. Sahabat

Sahabat itu sama saja seperti Hamba.
Jangan salah.
Seorang yang sudah melewati tahap perhambaan akan mengembangkan sikap dependensi pada Tuhan sepenuhnya.

Sahabat juga sama, dependen juga pada Tuhan.

Bedanya, seorang sahabat diberitahukan rahasia-rahasia, hal-hal yang tidak sembarang diberitakan, bahkan hal-hal yang harus tetap disimpan sampai waktunya diungkapkan.

Kepada mereka ini Tuhan memberitahukan rencanaNya, jalan-jalanNya dan mengapa Ia bertindak demikian. Sahabat mulai memahami isi hati Tuhan, bukan hanya logikaNya.

Yoh 15:14-15
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.


Seorang sahabat dapat menjaga rahasia. Tidak semua hal yang Tuhan ungkapkan itu harus diberitakan saat itu juga. 

Saat Allah memberitahu Abraham bahwa Ia hendak menghakimi Sodom-Gomora, Abraham tidak langsung naik kuda ke Sodom-Gomora untuk membawa Lot keluar. Abraham tunduk pada pengaturan Tuhan.

Sahabat itu hamba yang mengetahui jalan pikiran dan isi hati Tuhan.
Jadi mereka yang merupakan sahabat Allah tetap memelihara mentalitas ketaatan pada Tuhan.


5. Pewaris (huios)

Nahhhh, inilah yang kita suka.
Kita suka jadi Pewaris, kita suka gagasannya, kita suka fasilitasnya, kita suka kewenangannya.

Gagasan soal pewaris di kepala (mungkin mayoritas) orang Kristen adalah:
'Berkuasa menjadikan di bumi apa saja yang ia pikirkan dan kehendaki di dalam nama Yesus Kristus'

Dengan kata lain, menggunakan alat 'nama Yesus Kristus' manusia ingin punya kemampuan menjadikan/menciptakan apa saja yang ia kehendaki dan butuhkan.

Well, sayangnya seseorang tidak mencapai tahap Pewaris jika ia belum lewat tahap Hamba.

Bapa kita bukan Bapak gampangan yang gampang-gampang saja memperlakukan anak-anakNya.

Mereka yang gaya hidupnya bergantung pada Tuhan, yang menyadari bahwa pikirannya bukan pikiran Tuhan, yang terbiasa taat, yang memahami rencana dan isi hati Tuhan, mereka itulah yang dipercayakan kuasa Kerajaan Sorga. Merekalah pewarisnya yang berhak menggunakan harta benda Bapa.

Pewaris adalah anak-anak yang sudah dewasa. Karena sudah dewasa, maka mereka diberi kewenangan, kewenangan itu mengandung kuasa.

Orang-orang yang sudah tahap pewaris ini berhak bicara mewakili Tuhan dan apa yang dikatakannya akan terjadi.
Jika mereka memperkatakan kesembuhan di dalam nama Yesus Kristus, maka kesembuhan terjadi.

Rm 8 : 14
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak (huios) Allah.


Jika Anda lahir baru, maka Anda teknia,
Tapi jika Anda sudah dipimpin Roh Kudus, maka Anda huios.

Mereka yang ada di tahap huios ini memiliki kemiripan sifat, isi hati dan jalan pikiran dengan Bapa.

Allah dapat dikenali melalui mereka.

Supaya jangan sampai terjadi:

Mat 7:23
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Para pewaris ini sudah dapat disebut sebagai Bapa rohani.

-----

Ketika seorang anak dilahirkan, maka ia dipelihara dan dijaga orang tuanya.
Ketika beranjak menuju usia dewasa, maka anak ini dijaga oleh hamba tuannya untuk belajar segala sesuatunya. Dalam pembelajarannya, maka anak ini harus mengerjakan langsung segala yang dapat dilakukan ayahnya dan taat pada aturan yang berlaku pada semua hamba-hamba.
Jika ia sudah melalui semua proses itu, maka ayahnya akan mengumumkan di depan semua hamba-hambanya bahwa anak itu adalah pewarisnya yang sah, yang kekuasaannya di atas segala hamba-hambanya dan yang bebas menggunakan harta ayahnya.

Itulah yang dialami Tuhan Yesus.
Pada saat Tuhan Yesus menyelesaikan segala tugasNya sebagai hamba, maka Ia diangkat menjadi Tuhan dan Kristus, Ia diberikan nama di atas segala nama, Ia diberikan segala kuasa di sorga dan bumi.

Sekalipun awalnya Ia adalah Allah, tetapi Ia harus membuktikan kehambaanNya sebagai teladan bagi kita.
Apakah kita lebih dari Kristus? 

Semakin lama seseorang mengenal Tuhan, semakin ia bergantung kepadaNya yaitu kepada pikiranNya, jalan-jalanNya dan isi hatiNya.

Tahap awal pertumbuhan rohani adalah seputar 'saya', rasa-rasanya Tuhan sangat memperhatikan saya,
Tahap berikutnya adalah seputar Dia, apa sih yang Dia inginkan dan bagaimana sih cara mencapai sesuai jalanNya, 
Tahap kematangan adalah seputar kami, yaitu Tuhan dan manusia sebagai rekan pekerja.

Seorang hamba Tuhan bernama Rick Joyner pernah menulis dalam bukunya:
Ketika seorang baru percaya, ia mengenal Tuhan seperti Anak Domba,
Ketika seorang beranjak menuju kedewasaan, ia mengenal Tuhan seperti Singa dari Yehuda,
Ketika seorang dewasa, ia mengenal Tuhan seperti Anak Domba sekaligus Singa dari Yehuda.

     




Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...