Selasa, 01 April 2014

Ikatlah Persahabatan dengan MENGGUNAKAN Mamon



Perumpamaan Tuhan Yesus mengenai 'Mamon yang tidak jujur' ini sangatlah aplikatif dan luas maknanya.

Saya akan coba bahasakan kembali kronologisnya.

Ada seorang bendahara yang bekerja pada seorang tuan.
Bendahara itu tidak jujur alias suka korupsi.
Si tuan mengetahui ketidak-jujurannya dan kemudian berencana memecatnya.

Bendahara itu mengetahui bahwa dia akan dipecat lalu berupaya mencari jalan keluar agar ia bisa tetap hidup sekalipun sudah dipecat,
Kerja di ladang ia tidak bisa, mengemis ia gengsi.
Adakah solusi mudah lainnya?

Akhirnya dia mendapat ide brilian,
Si bendahara menyadari bahwa banyak orang berhutang pada tuannya.
Maka dia manfaatkan situasi itu selagi dia masih menjadi bendahara dan selagi mereka masih mengenal dia sebagai bendahara.

Dia panggil terhutang 1, lalu berkata:
Nih, utang kamu dikurangi 50 tempayan minyak.

Dia panggil terhutang 2, lalu berkata:
Nih, utang kamu dikurangi 20 pikul gandum.

Tentu saja si terutang 1 dan terutang 2 merasa sangat berterima kasih.

Mreka berkata:
Wah, makasih ya bendahara yang baik.
Karena jasamu, utang kami berkurang.
Makasih banget ya dan titip makasih juga sama tuan yang udah murah hati.

Si bendahara manggut-manggut sambil senyum-senyum dingin.

Akhirnya, si tuan mendapat laporan bahwa terhutang 1 dan terhutang 2 berkurang hutangnya.
Ia mengecek surat hutang dan ternyata di surat hutang tertera pengurangan hutang. Si tuan tau bahwa bendahara itu telah melakukan rekayasa.

Tapi sang tuan tidak bisa merubah kembali surat hutang, juga tanda-tangan si bendahara masihlah sah. Jika surat hutang diganggu-gugat maka si tuan akan kehilangan muka. 
Si tuan tidak dapat lagi berbuat apa-apa terhadap surat hutang itu. Ia udah di sabotase oleh bendaharanya.

Si tuan berkata dalam hatinya:
'Hebat juga si bendahara, sudah tau dia akan segera saya pecat maka sengaja dia lakukan kecurangan ini untuk mendapatkan simpati dari terhutang 1 dan terhutang 2.'

Maka dipecatlah si bendahara oleh si tuan.

Setelah dipecat, apa yang terjadi?

Si terhutang 1 dan terhutang 2 merasa sangat simpati pada mantan bendahara.
Di benak mreka, si bendahara dipecat karena berinisiatif mengurangi hutang mreka.
Kedua terhutang merasa hutang budi dalam pemecatan si bendahara.

Mereka lalu berkata pada si bendahara:
'Tinggallah bersama kami. Kami akan bantu hidup kamu, kami akan berikan apa yang dapat kami berikan karena jasamu yang membantu kami bebas dari hutang.'

Jadilah si bendahara hidup tenteram karena ia berhasil membuat orang lain berhutang budi padanya.

-------------

Maksud apa sajakah yang bisa kita petik dari kisah tersebut?

Luk 16:8b
Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

Tuhan Yesus berkata mengenai kecerdikan anak-anak dunia.

Tuhan Yesus tentu tidak ingin anak-anak terang belajar dari ketidakjujuran si bendahara (anak-anak dunia). 
Tuhan Yesus ingin agar anak-anak terang belajar dari kecerdikan anak-anak dunia sambil menghindari ketidakjujurannya.
 

Mat 10:16
Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.


Si bendahara cerdik seperti ular tapi tidak tulus seperti merpati.
Yang Tuhan inginkan adalah menjadi cerdik seperti ular dan juga tulus seperti merpati.

Terkadang anak terang tulus seperti merpati namun tidak cerdik seperti ular.
Kecerdikan apakah yang Tuhan ingin kita pelajari dari kisah tersebut?
 

Luk 16:9
"Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."


3 poin ada di dlm ayat tsb :

1. Ikatlah persahabatan
2. Gunakan Mamon yg tidak jujur
3. Kemah abadi

---------

Poin 1. Ikatlah persahabatan

Pada zaman dahulu, negara-negara yang lemah akan mengikat persahabatan pada negara-negara yang kuat dengan cara memberikan upeti/persembahan agar mreka mdapatkan bantuan ketika dibutuhkan.

Dengan kata lain, prinsip yang kita pelajari adalah:
Ikatlah persahabatan dengan cara memberi untuk menjamin datangnya pertolongan ketika dibutuhkan.

Si bendahara yang tidak jujur jelas membutuhkan pertolongan.
Ia di ambang pemecatan, mengemis ia malu, mencangkul ia tidak mampu.
Ketika si bendahara kehilangan pekerjaan dan kehilangan pemasukan, dimanakah ia akan berlindung?

Maka si bendahara menggunakan prinsip memberi untuk menjamin adanya perlindungan ketika ia dipecat.

Ia mendatangkan semua orang yang berhutang pada si tuan kemudian merubah surat hutang mereka, yaitu membuat hutang mereka jadi lebih ringan daripada seharusnya.
Karena si bendahara
yang membuat surat hutang, maka perubahan yang dilakukan si bendahara dianggap sah dan mengikat.

Si bendahara berpikir:
Aku toh sudah pasti dipecat. Jadi apa ruginya aku rekayasa surat hutang mereka dan meringankan hutang mereka?

Dengan meringankan hutang mreka, si bendahara membuat 2 keuntungan:

1. Meningkatkan nama baik si tuan.
Para terhutang tentu secara tidak langsung akan menyangka (berasumsi) bahwa si tuanlah
yang telah meringankan hutang mereka. Mereka tentu berterimakasih pada si tuan karena mengira si tuan melakukan kebaikan (walau sesungguhnya si tuan menderita kerugian material).
Si tuan tentu saja akan malu mengakui bahwa sebenarnya ia tidak mengurangi hutang. Si tuan tentu ingin nama baiknya tetap terjaga sehingga ia terpaksa mendiamkan saja pengurangan hutang itu.

2. Si bendahara mengikat persahabatan dengan para terhutang.
Karena si bendahara
yang memanggil dan merubah surat hutang, maka para terhutang merasa berterimakasih dan berhutang budi pada si bendahara. Jikalau suatu hari si bendahara kehilangan pekerjaan, maka para terhutang akan ingat jasa si bendahara dan akan berusaha membantu dia memperoleh pekerjaan baru atau tempat naungan baru.

Inilah kecerdikan ganda dari si bendahara (walau dilatarbelakangi ketidaktulusan).

Kecerdikan untuk mengikat persahabatan dengan cara memberi adalah seni yang Tuhan ingin agar anak-anak terang kuasai.

Gereja tidak boleh eksklusif bagi dirinya sendiri, melainkan perlu keluar menjangkau lingkungan dengan cara memberi.
Pemberian adalah investasi
agar nama Tuhan Yesus dipermuliakan, sekaligus sebagai investasi ketika bantuan diperlukan.

Perhatikan hikmat dari Salomo:

Ams 18:16
Hadiah memberi keluasan kepada orang, membawa dia menghadap orang-orang besar.

Ams 21:14
Pemberian dengan sembunyi-sembunyi memadamkan marah, dan hadiah yang dirahasiakan meredakan kegeraman yang hebat.


Memberi adalah bagian dari hikmat Allah.

Itulah kecerdikan
yang Tuhan ingin kita pelajari.
Pemberian hadiah hanya berkenan kepada Tuhan jika dilakukan dalam ketulusan, yakni demi Tuhan dan demi KerajaanNya.

--------

Poin 2. Gunakanlah Mamon yang tidak jujur.

Dalam konteks perumpamaan tersebut, Mamon yang tidak jujur berbicara tentang 'uang' atau 'harta'.

Tuhan Yesus seolah mau berkata:
Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan hartamu.


Disinilah Tuhan Yesus meletakkan posisi harta/uang di tempat
yang seharusnya, yaitu digunakan untuk mengikat persahabatan.

Tuhan Yesus mengkritik keras tindakan seorang kaya raya
yang menyimpan hartanya di lumbung.
Tuhan Yesus juga mengkritik keras perilaku seorang kaya raya
yang menikmati kekayaannya untuk diri sendiri.

Mengapa?
Karena harta bukanlah untuk disimpan dan dinikmati sendiri, melainkan untuk digunakan mengikat persahabatan.

Harta/uang ada untuk digunakan. Manusia menjadi tuan yang mengatur, bukan hamba yang dipertuan harta/uang.

Kita ingat perumpamaan talenta.
Tuhan Yesus membrikan kita talenta untuk digunakan agar berlipat ganda hasilnya, bukan untuk dikubur dalam-dalam dan dinikmati sendiri.

--------

Poin 3. Kemah Abadi

Orang-orang dunia tau bagaimana seni mengikat persahabatan dengan sesama orang dunia untuk memperoleh bantuan dari orang-orang dunia.

Misalnya,
Seorang pengusaha kelas menengah akan habis-habisan melayani pengusaha konglomerat agar si konglomerat mengingat dia dan membrikan proyek/bantuan ketika dibutuhkan.
Bank akan jor-joran memberikan penawaran menarik kepada pengusaha konglomerat agar si konglomerat mau berinvestasi ke Bank tersebut.
Seorang murid akan berusaha keras menyenangkan si guru agar suatu ketika si guru mau menolongnya di saat kesulitan.

Orang-orang dunia paham kepada siapa mereka perlu mengikat persahabatan, yaitu kepada pihak
yang dinilai mampu membrikan bantuan/pertolongan ketika dibutuhkan.

Kemah bicara tentang tempat kediaman, yaitu tempat dimana seseorang bernaung.
Ada 2 macam kemah, yaitu kemah duniawi dan kemah abadi.
Tubuh manusiawi disebut Paulus sebagai kemah jasmani.

Bergantung pada manusia adalah bergantung pada kemah duniawi. Bergantung pada hal-hal yang fana adalah bergantung pada kemah duniawi.
Kita lihat dari banyak kisah bahwa bergantung pada kemah duniawi pun sudah cukup untuk dapat memberi keamanan.
Bagaimana dengan anak-anak terang?
Rupanya menurut Tuhan, anak-anak terang masih kalah cerdik daripada anak-anak dunia.

Ada 1 sumber daya luar biasa
yang gagal dilihat oleh kebanyakan anak-anak terang.

Apakah itu?
Kemah Abadi.

Kemah Abadi itu ada 2:
1. Surga
2. Neraka
 

Yang dimaksud Tuhan Yesus dalam perumpamaanNya ini adalah Kemah Abadi Surgawi.

Sabagai anak-anak terang, kita mengenal sekutu
yang terkuat diantara semua sekutu yang lain, yaitu surga.
Tapi sayangnya kesadaran kita untuk 'mengikat persahabatan' dengan surga malah mungkin kurang besar.
Berapakah sumber daya, harta dan waktu
yang secara rutin kita luangkan untuk mengikat persahabatan dengan surga?

Mungkin kita berkata :
Surga kan memang sudah jadi sahabat kita?
Bukankah surga pasti menolong kita jika kita membutuhkan tanpa perlu kita membrikan apa-apa?

Perlu kita ingat bahwa surga bukanlah hamba kita.
Allah
yang Empunya surga adalah Tuan kita yang jauh lebih tinggi kedudukannya.
Ia memberi kepada siapa Ia menghendaki!

Dan kehendakNya adalah :

Luk 6:36
Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu

Persahabatan yang kita ikat dengan surga akan menentukan apa yang kita terima.

Tuhan Yesus mengajar kita untuk 'mengikat persahabatan dengan surga' menggunakan harta yang kita miliki.
Tuhan Yesus mengajarkan kita prinsip menabur dan menuai.
Siapa
yang mnabur di Kerajaan Sorga akan menuai dari Kerajaan Sorga.

Siapa
yang memberi dengan hartanya untuk perkara surgawi, yaitu untuk apa yang menjadi isi hati Tuhan akan menerima dari Empunya sorga itu sendiri.
 

Mat 6:33,21
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.


Beberapa orang mungkin saja tidak ragu-ragu untuk memberikan hadiah mahal-mahal kepada orang kaya yang sedang berulang tahun, tetapi akan berhemat-hemat ketika menyiapkan psembahan ke Gereja.
 

Mat 25:40
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Jadi pikirkanlah kepada siapa kita mengikat persahabatan.

1 komentar:

www.sepatumurah.com mengatakan...

Sebuah permenungan yang luar biasa..

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...