Kamis, 09 Oktober 2014

Doa Didorong-Dorong, Benar atau Keliru?



Hai teman-teman yang dikasihi Tuhan Yesus,

Terdapat banyak opini yang berkembang di kalangan Kristiani mengenai 2 praktek yang (katanya) umum dijumpai di kalangan karismatik, yaitu fenomena 'rebah dalam Roh' yang dikait-kaitkan dengan 'didoakan dengan didorong-dorong supaya rebah'.

Saya akan coba share opini dari apa yang saya ketahui dan alami mengenai kedua hal tersebut. Sharing ini khususnya saya tujukan kepada rekan-rekan karismatik yang tentunya familiar dengan kedua hal tersebut.

----------

Rebah dalam Roh
Apakah 'rebah dalam Roh' adalah fenomena alkitabiah?

Jawabannya adalah: Ya.


Bil 23:2-4
Ketika Bileam memandang ke depan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka Roh Allah menghinggapi dia.
Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;
tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.


Ketika Bileam 'dihinggapi' Roh Allah (Roh Allah turun ke atas dia), maka Bileam mengalami manifestasi kuasa Roh berupa:
Rebah ke tanah, mendengar firman Allah, mendapat penglihatan, tetapi dengan mata tetap tersingkap (terbuka).

Kita lihat dsini bahwa meski Bileam rebah ke tanah oleh kuasa Roh, tetapi ia masih tetap menyadari apa yang terjadi pada dia (matanya tersingkap).
Bileam tidak mengalami 'black-out' seperti pada kasus-kasus yang umum dijumpai pada fenomena kerasukan/kesurupan.

Pengalaman Saul:


1 Sam 19:23-24
Lalu pergilah ia ke sana, ke Nayot, dekat Rama dan pada diapun hinggaplah Roh Allah, dan selama ia melanjutkan perjalanannya ia kepenuhan seperti nabi, hingga ia sampai ke Nayot dekat Rama.
Iapun menanggalkan pakaiannya, dan iapun juga kepenuhan di depan Samuel. Ia rebah terhantar dengan telanjang sehari-harian dan semalam-malaman itu. Itulah sebabnya orang berkata: "Apakah juga Saul termasuk golongan nabi?"


Ketika Roh Allah hinggap di atas Saul, maka Saul kepenuhan seperti nabi. Ketika Saul bertemu dengan Samuel, maka ia kepenuhan sambil rebah sehari-harian di bawah kuasa Roh Kudus.

Dari kedua ayat tersebut dapat kita tarik ksimpulan bahwa fenomena rebah oleh Roh itu Alkitabiah.

------------

Apakah kepenuhan Roh Kudus harus diikuti dengan rebah?

Tentu saja tidak.


Alkitab mencatat tidak semua peristiwa dihinggapi Roh Kudus/kepenuhan Roh Kudus selalu diikuti dengan rebah.
Alkitab bahkan hanya mencatat 2 peristiwa dimana orang-orang rebah setelah dihinggapi Roh Kudus.

Karenanya, pendapat bahwa orang yang dijamah Roh Kudus harus rebah (sebagai tanda 'sah' sedang dijamah) adalah keliru.
Bisa saja rebah tetapi tidak harus rebah.

Alkitab lebih banyak mencatat bahwa ketika seseorang dpenuhi/dhinggapi Roh Kudus, maka ia mengucapkan nubuat atau pernyataan-pernyataan dari Roh Kudus.



Bil 23:2-4
Ketika Bileam memandang ke depan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka Roh Allah menghinggapi dia.
Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;
tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.


Ketika Roh hingga pada Bileam, maka ia mengucapkan sanjak (sanjak berkat dan nubuat untuk Israel).

Rebah bukanlah tujuan dari kepenuhan Roh.  

Tujuan dari kepenuhan Roh adalah pernyataan ilahi.

1 Sam 19:23-24 (Amp)
So he went on to Naioth in Ramah; and the Spirit of God came upon him also, and as he went on he prophesied until he came to Naioth in Ramah.
He took off his royal robes and prophesied before Samuel and lay down stripped thus all that day and night. So they say, Is Saul also among the prophets?


Ketika Roh hingga di atas Saul, maka ia bernubuat sepanjang hari (istilahnya: kepenuhan seperti nabi).

2 Taw 15:1-2
Azarya bin Oded dihinggapi Roh Allah.
Ia pergi menemui Asa dan berkata kepadanya: "Dengarlah kepadaku, Asa dan seluruh Yehuda dan Benyamin! Tuhan beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya.


Ketika Roh Allah hingga atas Azarya, ia pergi dan berbicara kepada Raja Asa mengenai peringatan Tuhan.


2 Taw 20:14-15
Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh Tuhan di tengah-tengah jemaah,
dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman Tuhan kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.


Ketika Yahaziel dhinggapi Roh, maka ia pun berseru mengenai rencana pembebasan Tuhan.


Bil 11:24-26 (Amp)
So Moses went out and told the people the words of the Lord, and he gathered seventy men of the elders of the people and set them round about the Tent.
And the Lord came down in the cloud and spoke to him, and took of the Spirit that was upon him and put It upon the seventy elders; and when the Spirit rested upon them, they prophesied [sounding forth the praises of God and declaring His will]. Then they did so no more.
But there remained two men in the camp named Eldad and Medad. The Spirit rested upon them, and they were of those who were selected and listed, yet they did not go out to the Tent [as told to do], but they prophesied in the camp.


Ketika Roh Allah hingga atas 70 tua-tua, maka mereka bernubuat dan memuji-muji Tuhan.


Kis 10:44-46
Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu.
Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa
karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga,
sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah
. Lalu kata Petrus:


Ketika Roh Kudus turun (hinggap ke atas) Kornelius, maka mereka spontan memuliakan Allah dan berbahasa roh.

Kis 19:6
Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.


Ketika Roh Kudus turun (hinggap ke atas) murid-murid di Efesus, maka mereka spontan bernubuat dan berbahasa roh.


Kis 2:2-4,11b
Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."


Ketika Roh Kudus turun ke atas para murid dalam bentuk lidah api yang hinggap di atas setiap orang, maka mereka spontan berkata-kata dalam bahasa lain yang isinya memuliakan perbuatan-perbuatan besar Allah.

Jadi, kepenuhan Roh Kudus tidak selalu dan tidak harus ditandai oleh fenomena rebah, melainkan lebih banyak diikuti oleh keluarnya pernyataan Tuhan, baik dalam bentuk pujian, pesan Tuhan maupun nubuatan.

Ketika Roh Kudus turun/hinggap ke atas seseorang dan memenuhi orang itu, maka pernyataan ilahi akan datang.

Perhatikan himbauan Paulus mengenai pertemuan jemaat:


Ef 5:18-19
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.


Orang yg 'penuh Roh' akan menghasilkan ekspresi-ekspresi ilahi yang memberkati dan membangun.

Saya sering melihat teman-teman karismatik yang mengalami turunnya pengurapan.
Tanda awal dari turunnya pengurapan umumnya adalah bahasa roh yg semakin kuat dan anggota tubuh yang bergetar (semua terjadi dalam keadaan sadar, bukan black-out).


Bahasa roh yang menguat adalah baik, getaran anggota tubuh (biasanya tangan) juga tidak salah, tetapi yang penting adalah apa pernyataan ilahi di balik semua itu.

Ketika roh manusia bsinggungan dengan urapan, maka roh manusia akan bereaksi dan seringkali akan mempengaruhi anggota tubuh.


Misal,
Lidah bergetar semakin kuat, tangan bergetar dengan kuat.
Tapi getaran itu bukanlah tujuan urapan.
Tujuan dari urapan adalah pekerjaan Tuhan.
Apakah pekerjaan yang Ia ingin kita lakukan?
Itu yang perlu kita cari tau dengan doa.

Saran saya,
Kalemkan bahasa roh, tenangkan anggota tubuh, lalu berdoa minta hikmat apa yang Tuhan ingin kita lakukan dengan urapanNya itu.

--------

So apakah praktek doa dengan dorong-dorong itu benar?

Tentu saja tidak.

Praktek mendoakan dengan didorong-dorong agar (yang didoakan) rebah adalah bentuk kedagingan.

Kita tidak perlu 'membantu' Tuhan utk merebahkan orang.
Tuhan bisa lakukan sendiri jika Ia mau (dan Ia tidak selalu mau).

Kita tidak perlu juga 'membantu' Tuhan menciptakan kesan pada jemaat seolah kuasa Tuhan sedang bekerja.

Jika Tuhan sedang mencurahkan kuasaNya maka manifestasi akan terjadi, tidak perlu kita 'bantu-bantu'.

Bagi kami para pengerja karismatik yang terbiasa mendorong-dorong jemaat saat sedang medoakan dengan tujuan merebahkan, ketahuilah bahwa perbuatan semacam itu telah menimbulkan sandungan dan sindiran di kalangan non-karismatik.

Biarlah Tuhan bekerja sesuai kehendakNya, tak usah kita tambah-tambahkan dengan kedagingan.

Tuhan Yesus memberkati.


Tidak ada komentar:

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...