Selasa, 28 Maret 2017

Serangan Balik?



Dalam dunia olahraga terutama di sepak bola, kita mengenal istilah serangan balik.
Serangan balik terjadi ketika kesebelasan yang tadinya diserang mampu membendung serangan lawan lalu tiba-tiba dengan cepat mampu menyerang dan menembus batas pertahanan lawan.
Kecepatan tempo serangan balik seringkali membuat lawan panik, tidak sempat menyusun pertahanan, terlambat menutup celah dan berbuat kesalahan sendiri.

Intinya, serangan balik hanya akan merugikan kesebelasan yang lengah menjaga pertahanan selagi asyik menyerang.

Dalam dunia doa syafaat rupanya kita mengenal pula istilah serangan balik (maksudnya serangan balik dari kuasa gelap).

Pengertian praktisnya adalah kuasa gelap berbalik menyerang dan sukses merugikan pendoa syafaat atau orang-orang dekatnya pada saat/sesudah pendoa tersebut melakukan doa syafaat.

Kira-kira seperti ini prakteknya:
Pendoa berdoa peperangan bagi kotanya.
Segera sesudah selesai berdoa, tiba-tiba pendoa ini mengalami kecelakaan (atau misalnya saudaranya mengalami kecelakaan), maka pendoa ini disebut mengalami serangan balik.

Berdasarkan observasi penulis yang terbatas (mohon dikoreksi jika salah), tindakan yang umumnya dilakukan pendoa untuk mencegah serangan balik adalah berdoa menolak serangan balik di dalam nama Yesus Kristus pada akhir sesi doa syafaat.

Saya pribadi tidak bermasalah dengan praktek tersebut, saya pun pernah menerapkannya sesudah doa syafaat, namun izinkan saya mengambil waktu membahas hal ini lebih lanjut.

*********

Hidup adalah peperangan rohani

Saya pikir semua orang Kristen menyadari bahwa kita bermusuhan secara langsung dengan kuasa gelap.
Kuasa gelap tidak suka Anda beriman pada Kristus. Setiap saat kuasa gelap akan berusaha menjatuhkan Anda atau mengurangi iman Anda atau membuat Anda suam-suam atau mengalihkan pandangan Anda dari Kristus.

Intinya, Anda pasti diserang setiap hari oleh kuasa gelap dengan satu dan lain cara.
Jika Anda berjaga-jaga dan gagal diserang, maka kuasa gelap akan menyerang orang-orang di sekitar Anda.

Jika kita diserang setiap hari, bukankah istilah serangan balik jadi terdengar kurang tepat? 

Target Buruan

Kita tau institusi penegakan hukum seperti Interpol, FBI hingga kepolisian kita mempunyai DPO (Daftar Pencarian Orang).

Daftar ini memuat nama-nama yang paling dicari dan diburu pihak berwenang. Yang masuk daftar ini adalah pelanggar hukum. Daftar ini ada rankingnya.
Yang berada di ranking tertinggi adalah yang paling dicari, yaitu nama-nama yang melakukan pelanggaran hukum terberat atau berpotensi melakukan pelanggaran hukum berat di masa depan.

Aparat berwenang akan mengeluarkan sumber daya lebih besar dan waktu lebih banyak untuk meringkus mereka yang ada di ranking atas.

Hal yang serupa terjadi di dunia pelayanan.
Semakin tinggi kerusakan yang ditimbulkan seorang terhadap kuasa gelap, semakin intens pula upaya kuasa gelap untuk menjatuhkan orang tersebut.

Jika Anda pendoa dan pelayanan Anda merusak kuasa gelap secara signifikan, maka kuasa gelap akan meletakkan nama Anda di top list, menyerang Anda lebih intens dan berusaha menjatuhkan Anda setiap saat.

Lagi-lagi pemahaman tersebut menjadikan istilah serangan balik nampak kurang tepat karena setiap saat orang Kristen akan diserang.

Masalah Pertahanan

Dalam sepakbola, sebuah serangan balik selalu melibatkan kelengahan, kurang sigap interception (pencegatan), terlambat menyusun pertahanan dan melakukan kesalahan-kesalahan sendiri.

Tidak akan terjadi serangan balik jika pemain waspada bertahan sekalipun asyik menyerang.

Saya perhatikan, istilah serangan balik biasanya dilontarkan ketika timbul kerugian.
Jika tidak ada kerugian/masalah maka istilah itu tidak akan disebutkan.

Kita pasti diserang setiap hari, 
Jadi apa bedanya serangan saat tidak dalam sesi doa syafaat dengan serangan tepat sesudah sesi doa syafaat?
Tidak ada bedanya.

Jika seseorang menderita kerugian tepat sesudah doa syafaat, mengapa ia langsung menyebutnya akibat serangan kuasa gelap? Apa bedanya jika ia kerugian pada saat tidak dalam sesi doa syafaat?

Jikapun itu serangan kuasa gelap, bisakah terjadi kerugian jika seseorang berjaga-jaga dan waspada?
Very unlikely.

Jadi menurut saya ini bukan masalah serangan balik atau serangan normal, bukan masalah kuasa gelap atau bukan kuasa gelap, ini urusan waspada berjaga-jaga.

Pada prinsipnya, apabila seorang berjaga-jaga maka ia tidak menderita kerugian dari kuasa gelap walaupun ia tetap diserang setiap saat.
Jikapun ada kerugian, itu belum tentu kuasa gelap.

Pernah suatu saat saya sedang sendirian doa keliling monas dengan motor.
Mata saya terfokus pada tugu monas sambil sesekali melihat ke arah jalan, kebetulan waktu itu hari libur sehingga sepi. Saat sedang asyik berdoa, tiba-tiba saya terguncang cukup keras, saya menabrak bemper belakang sebuah taksi. Saya tau taksi itu berjalan di depan saya, tapi saya tidak mengira taksi itu melambat dan menepi mencari penumpang. 
Saya nyaris jatuh dari motor, beruntung motor saya masih bisa dikendalikan karena saya mengendarai dengan lambat. Tangan saya akhirnya terkilir. Beruntung sopir taksi tidak marah dan tidak minta ganti rugi, ia tampak tidak terlalu pusing dengan tabrakan tersebut.

Apakah itu serangan balik karena saya mendoakan monas seorang diri?
Ataukah itu kelalaian saya yang tidak melihat jalan, karena saya tidak waspada?
Bisa saja saya berkata bhw setan membisiki sopir taksi agar ia tiba-tiba melambat dan menepi, tapi apakah saya akan menabrak taksi itu jika saya waspada melihat jalan? 
Saya pikir teman-teman tau jawabannya.

Bagaimana dengan serangan kepada keluarga atau orang dekat?
Ya, kuasa gelap pasti akan menyerang keluarga dan orang dekat kita,
Namun bukankah kita juga setiap hari mendoakan mereka agar dilindungi Tuhan?  
 
Lalu apa bedanya terjadi kerugian atas mereka sesudah sesi doa syafaat dengan kerugian saat tidak ada sesi doa syafaat? 
Harusnya sih tidak ada bedanya.

Ketenangan Jiwa

Tidak dapat dipungkiri kita semua melakukan hal-hal tertentu agar jiwa kita merasa tenang.

Dalam konteks doa syafaat misalnya kita tau Bapa pasti memberkati kita namun kita tetap melakukan doa berkat. Kita tau darah Yesus Kristus menghidupi kita namun kita tetap meminta ditutup-bungkus darah Kristus, kita tau Allah maha-hadir namun kita tetap minta Allah hadir di tengah-tengah kita.

Hal-hal itu redundant namun juga tidak salah untuk dilakukan.
Hal-hal itu bukan untuk Tuhan tetapi untuk manusia agar hatinya tenang.

Doa menangkal serangan balik menurut saya redundant.
Selama seorang berjaga-jaga untuk dirinya dan keluarganya, tidak akan ada kerugian akibat serangan kuasa gelap.

Meski begitu, untuk menenangkan hati dari para pendoa, tidak ada salahnya berdoa menolak serangan balik kuasa gelap.

Sesudah doa menolak serangan balik, maka orang merasa lebih tenang dan hilang kebimbangannya. Kebimbangan yang hilang membuat orang itu tidak membuka celah.
Jikapun ada kerugian apapun maka ia less likely menghubungkan itu dengan serangan kuasa gelap.

Dalam sesi doa syafaat, saya pun akan mengucapkan doa menolak serangan balik kuasa gelap jika saya ingat mendoakan hal tersebut.
  
Doa itu tidak mandatory karena Allah Bapa kita tau menjaga anak-anaknya, tiada kutuk yang dapat menimpa kita tanpa alasan serta tiada senjata yang ditempakan kita akan berhasil.    

Ams 26:2 
Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena

Yes 54:17
Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah. Inilah yang menjadi bagian hamba-hamba TUHAN dan kebenaran yang mereka terima dari pada-Ku, demikianlah firman TUHAN.  

Tuhan Yesus memberkati






 



Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...