Semua ciptaan Allah pasti memiliki 'signature' dari Sang Penciptanya,
Yaitu bagian-bagian dari sifat Allah agar kita belajar mengenal Allah dari ciptaan-ciptaanNya tersebut.
Ketika kita bicara soal akal-budi, maka ciptaan Allah yang diberikan akal-budi luhur adalah malaikat dan manusia.
Adanya akal-budi menjadikan malaikat dan manusia bisa 'nyambung' ketika berinteraksi dengan Allah.
Manusia dan malaikat mampu berhubungan timbal-balik dengan Allah, kapabel untuk ngerti apa yang Allah inginkan.
Karena diberikan akal-budi, maka malaikat dan manusia memiliki kemampuan/potensi untuk memikirkan dan menimbang 2 sisi dari sebuah perintah.
Ketika Adam diberikan perintah:
'Jangan makan buah pengetahuan, tapi boleh makan semua buah lain.'
Maka dari 1 saja perintah itu, di pikiran Adam akan muncul kesimpulan:
1. Adalah baik untuk tidak memakan buah pengetahuan
2. Adalah salah untuk memakan buah pengetahuan
Dengan hanya 1 perintah saja tanpa perlu diuraikan panjang lebar, maka Adam bisa berpikir, menganalisa dan menyimpulkan apa yang baik dan apa yang jahat.
Artinya,
Seiring dengan pemberian akal-budi dan perintah pada manusia, maka manusia juga diberikan kemampuan/potensi untuk mengenali apa yang baik dan apa yang jahat.
Paulus berkata:
Jika tidak ada perintah (Taurat), maka kita tidak mengenal mana yang dosa dan mana yang tidak dosa.
Kenapa kita bisa mengenalinya? Karena kita punya akal-budi.
Buah pengetahuan baik dan jahat memperbanyak 'moralitas-moralitas' di benak Adam, maka Adam punya semakin banyak pertimbangan akan apa yang baik dan apa yang jahat.
Hukum Taurat adalah salah satu wujud dari buah pengetahuan baik dan jahat.
Pada dasarnya,
Setiap kali kita berjumpa dengan seperangkat 'moralitas baik vs jahat', maka kita telah berjumpa dengan perwujudan buah pengetahuan baik & jahat.
Buah
pengetahuan baik-jahat itu pada dasarnya baik karena
menjabarkan moralitas.
Hukum Taurat itu baik karena menjabarkan kehendak-kehendak Allah.
Hukum Taurat itu baik karena menjabarkan kehendak-kehendak Allah.
Sayangnya, Adam belum mampu
menanggung semua pengetahuan itu.
Bayangkan seorang anak kecil yang diberikan palu godam yang 2 kali lebih berat darinya, maka anak itu mudah sekali melukai dirinya sendiri saat mengayunkan palu godam tersebut.
Adam belum cukup kuat untuk mengelola pengetahuan baik & jahat, maka buah itu malah mendatangkan kematian baginya.
Di sisi lain, Allah sangat mampu mengelola pengetahuan baik-jahat.
Mengapa?
Karena Allah adalah KASIH.
Karena Allah adalah KASIH.
Kasih dalam diri Allah memampukan Allah untuk melakukan yang baik walau Ia tau apa yang jahat.
Sekarang tinggal 1 pertanyaan,
Apakah Adam juga diberikan 'keleluasaan' untuk melakukan apa yang baik dan apa yang jahat?
Apakah Adam juga diberikan 'keleluasaan' untuk melakukan apa yang baik dan apa yang jahat?
Jika ya, maka itulah 'kehendak bebas'.
-------
Kita sudah bahas Adam,
Bagaimana dengan malaikat?
Sistem yang sama juga bekerja pada malaikat.
Malaikat diberikan akal-budi untuk memahami apa yang baik dan apa yang jahat.
Malaikat juga diberikan keleluasaan untuk bertindak.
Malaikat tidak dciptakan sebagai robot yang otomatis akan patuh.
Si Bintang Timur (Lucifer) itu dari sejak penciptaannya sudah mengetahui bahwa menyembah, memuliakan dan tunduk kepada Allah adalah hal yang baik.
Di sisi lain, ia juga
otomatis tau bahwa kesombongan, keinginan menyamai Allah dan
konspirasi untuk meninggikan diri adalah hal yang jahat.
Pada saat ia memilih melakukan apa yang jahat, maka ia langsung dihakimi karena ia berdosa dari dirinya sendiri (tidak ada yang menggoda Lucifer untuk berdosa selain dirinya sendiri).
Pada saat ia memilih melakukan apa yang jahat, maka ia langsung dihakimi karena ia berdosa dari dirinya sendiri (tidak ada yang menggoda Lucifer untuk berdosa selain dirinya sendiri).
Lucifer dibuang dan dipecahkan dari segala kemuliaan ilahi.
Dari sana lahirlah Iblis.
Segala apa yang 'diketahuinya' sebagai kejahatan, itulah yang menguasai dan memakan dirinya sampai habis.
Allah kita adalah KASIH, bukan karena Allah tidak tau apa itu kejahatan melainkan karena Allah memilih melakukan kasih.
Seorang yang mengasihi akan tau apa itu perbuatan tidak mengasihi, tetapi memilih untuk mengasihi.
Iblis tau apa yang jahat karena ia tau apa yang baik, tetapi ia melakukan yang jahat sejadi-jadinya.
Allah tidak menciptakan Iblis.
Allah menciptakan malaikat yang bisa berpikir.
Ketika malaikat itu memilih melakukan apa yang diketahuinya sebagai jahat maka disanalah lahirlah Iblis dan setan-setannya.
Allah tidak menciptakan dosa.
Allah menciptakan keleluasaan melakukan hasil olah-pikir akal-budi.
Ketika malaikat
dan manusia memilih melakukan apa yang diketahuinya sebagai jahat, maka muncullah dosa.
Tuhan ciptakan akal-budi dan potensi bagi kita untuk mengenali apa yang baik dan apa yang jahat,
Jika
kita tidak mempunyai akal-budi, kita tidak akan pernah tau apa itu
kebaikan dan kejahatan. Kita tidak akan mengenal dosa maupun kasih.
Tuhan Yesus memberkati.
Tuhan Yesus memberkati.