Minggu, 09 September 2018

Nameless Faceless Armies of The Lord


Sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu, saya tidak ingat lagi persisnya kapan, saat sedang penyembahan di gereja, saya mendapat suatu impresi, saya lihat di benak saya pemandangan seperti di gurun berbukit, di bagian lembah seperti ada kumpulan kuasa gelap yang sedang maju berperang. Saya di puncak sebuah bukit melihat pasukan musuh berbaris maju dengan hebohnya. Pasir beterbangan saat mereka berjalan dan gurun menjadi suram. Lalu saya melihat Tuhan juga sedang berdiri mengamati dengan tenang. Ia kemudian mengajak saya berjalan ke balik bukit tempat Ia berdiri.

Ternyata di balik bukit tersebut telah ada sepasukan prajurit y
ang sedang menunggu dengan senjata lengkap. Wajah mereka teguh namun penuh antisipasi. Mereka menantikan pertempuran besar. Pasukan besar ini menunggu dengan tenang, tidak dibuat heboh, tidak gugup mendengar deru suara musuh mendekat.

Saya lalu mendengar suatu perkataan, 

'Aku sedang menyembunyikan orang-orang-Ku yang sudah kusiapkan untuk peperangan akhir zaman. Mereka saat ini tidak terlihat, tidak menonjol, tersembunyi, namun mreka akan muncul dan berperang. Saat ini mereka menunggu bunyi sangkakala peperangan.'

Yoel 2:28
"Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.


Menjelang kedatanganNya kedua, Tuhan akan mencurahkan RohNya (urapanNya) kepada semua manusia, urapanNya akan menjadikan semua orang itu bergerak dalam karunia-karunia Roh, perbuatan-perbuatan supranatural dan kuasa-kuasa Allah dinyatakan. Ini y
ang saat ini kita yakini pasti terjadi sebagai pentakosta ketiga.
Pada waktu saya dapat impresi tersebut, saya belum kenal istilah pentakosta ketiga, y
ang saya yakini saat itu istilahnya adalah hujan akhir. Pentakosta ketiga ini seperti bunyi sangkakala peperangan besar yang akan mengubah peta kekuatan gereja.

Ya, saya pakai istilah peta kekuatan gereja, why? Karena sekarang beberapa jemaat masih melihat gereja y
ang diwakili tokoh-tokoh. Urapan Allah masih mirip-mirip zaman Perjanjian Lama, yaitu kuat pada pendeta tertentu. Ada pendeta yang kuat di A, ia jadi kekuatan gereja A, pendeta B jadi tokoh kekuatan gereja B, dan sebagainya. Peta kekuatan gereja ada pada tokoh-tokohnya.

Nanti pada saat pentakosta ketiga, urapan Allah akan menerobos keluar dari hirarki, keluar dari ketokohan, turun ke atas jemaat-jemaat biasa, maka orang biasa y
ang tidak punya nama nantinya akan mengalirkan mujizat yang setara dengan Mr. Benny Hinn, jemaat awam tak terkenal nantinya akan bernubuat sekelas Ms. Cindy Jacobs. Pada saat itu nama-nama besar akan surut saking banyaknya anak-anak Tuhan yang mengalir dalam Roh Kudus, pada saat itu nama besar satu-satunya adalah Tuhan Yesus Kristus. Tidak ada nama perorangan yang akan jadi cukup besar untuk diingat orang karena semua anak-anakNya adalah pahlawan perang.

Yoel 3:10
Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan!"


Di saat itulah saya jadi paham apa arti istilah 'generasi tanpa nama dan tanpa muka'.
Orang hanya mendapat nama dan muka jika ada y
ang menonjol dari dirinya diantara orang-orang lain. Bagaimana jika semua orang turut menonjol bersama-sama? Seorangpun tidak akan mau lagi menonjolkan nama dan mukanya kecuali nama Yesus Kristus. Tidak ada lagi yang perlu dibanggakan kecuali Roh Kudus.

Saya juga jadi ingat firman y
ang mengatakan:

Mat 20:14-16
Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."


Tuhan sedang menyiapkan dan menyimpan suatu generasi pasukan akhir zaman y
ang sekarang Ia sembunyikan. Ia tidak ingin generasi ini terpapar 'nama' dan 'muka' sebelum sangakakala perang berbunyi.

Persiapan pentakosta ketiga ini berlaku untuk 2 sisi, bagi mereka y
ang sekarang merasa jemaat awam, mereka diingatkan bahwa kuasa Roh Kudus akan turun ke atas mereka dengan luar biasa sehingga mereka akan mengalirkan kuasa Allah dengan dahsyat. Mereka disiapkan mentalnya dari sekarang. Mereka akan bertindak dalam nama Tuhan sebagaimana hamba-hamba Tuhan yang sekarang dipakai dahsyat. Supaya mereka jangan kaget.
Sementara itu pendeta yang saat ini sudah dipakai Tuhan luar biasa harus juga mempersiapkan diri ketika kelak melihat jemaat awam y
ang saat ini masih dalam pembinaan kelak bertindak sama diurapinya dengan dirinya. Supaya mereka jangan berkecil hati.

Sebagaimana kita lihat di seluruh Yoel 2 dan 3, menjelang pentakosta ketiga, menjelang hari dimana kuasa Roh turun akan semua hamba-hamba Tuhan segala golongan, usia dan status, keadaan dunia akan tambah buruk, tapi para prajuritnya tidak mrasa takut. Saat saya melihat pasukan y
ang berjaga di balik bukit, saya jadi tau seluruh jalan cerita peperangan, saya tau Tuhan sudah pegang rencana perang, saya tidak lagi terfokus jadi kehebohan pasukan musuh.

Kita kuatir dan takut karena kita belum melihat seluruh jalan ceritanya. Kita baru melihat bagian awalnya. Di balik itu ada Tuhan dan rencanaNya.

Rm 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.


Marilah ini jadi doa kita untuk terus bertanya pada Tuhan agar menunjukkan kita arah jalan ceritaNya saat kita mengalami masalah dan kesesakan.

Kej 50:20
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.


Tuhan Yesus memberkati.



 

Rabu, 08 Agustus 2018

Blood Atonement of Christ


Rm 3:25
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Kita semua mengucap syukur kepada Tuhan atas apa yang telah Ia perbuat dan ajarkan kepada kita. Semakin hari kita belajar, ternyata semakin dalam aspek-aspek pikiran Allah yang Ia nyatakan kepada kita. 

Penebusan adalah doktrin dasar kekristenan, setidak-tidaknya itulah yang saya sempat pahami beberapa waktu lalu. Seiring dengan banyaknya diskusi dengan kawan-kawan dari denominasi lain, ternyata saya dipertemukan dengan rangkaian variasi doktrin terkait penebusan yang beredar sepanjang sejarah Gereja. Rupanya untuk penebusan inipun ada beragam debat dan diskusi di dalamnya.

Begini kawan-kawan yang terkasih, Yesus Kristus wafat untuk dosa-dosa kita, itu tidak diragukan lagi. Semua Gereja segala denominasi akan sepakat. 

Rm 5:8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

1 Kor 15:3
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci 

Yang variatif adalah: Bagaimana cara kerjanya? Bagaimana caranya kematian Kristus berefek pada kita?

Berikut adalah ringkasan pengajaran yang sempat dan masih beredar di gereja. Saya sederhanakan tanpa banyak menyelipkan ayat-ayat (karena saya yakin pembaca blog ini familiar dengan ayat-ayatnya), mohon masukan bila ada kekurangan dan di akhir saya akan mencoba menyusun pendapat saya pribadi.

------

Doktrin-Doktrin Penebusan

Moral Influence Theory.
Teori ini populer pada masa-masa awal Gereja
Teori ini menyatakan kematian Yesus Kristus merupakan act of martyrdom. Ia disalibkan dan wafat karena Ia berkata tentang kebenaran dari Allah yang tidak dapat diterima oleh mahkamah agama dan kerajaan Roma. 
Kematian Kristus adalah wujud kasih Allah yang sangat besar bagi manusia dan dari kasih ini manusia diharapkan mengenal kedalaman cinta Allah, melembut hatinya serta mau menerima Allah dan menjalani hidup yang unggul secara moral.
Variasi lain dari teori ini adalah Example Theory yaitu kematian Kristus adalah wujud ketaatan yang tertinggi pada Bapa sehingga kematianNya menjadi teladan moral unggul bagi semua orang yang percaya kepadaNya.
Dalam kedua teori ini, pengampunan dari Allah tidak bergantung pada kematian Yesus Kristus, Allah bebas memberikan pengampunanNya sepanjang manusia punya hati yang bertobat. Allah akan tetap menghakimi manusia berdasarkan kualitas moralitas mereka.

Ransom Theory.
Teori ini sempat populer pada masa-masa awal Gereja terutama abad 4.
Dalam teori ini, Kristus menyerahkan diriNya sebagai tebusan kepada Iblis untuk menukar manusia yang berada dalam genggaman Iblis. Aksi Allah ini adalah jebakan bagi Iblis, Iblis mengira jika ia membunuh Kristus maka ia bisa memenjarakanNya, namun ternyata Kristus yang adalah Allah tidak bisa seterusnya ditahan, Ia bangkit sehingga Iblis tidak lagi memiliki manusia dalam kuasanya.
Teori ini kemudian mengalami modifikasi dari tebusan kepada Iblis menjadi tebusan pada 'Maut' bahkan modifikasi modern menjadi tebusan pada Bapa sendiri.
Pembebasan manusia oleh tebusan ini mendatangkan berkat-berkat Bapa bagi manusia yang telah dimerdekakan.

Recapitulation Theory.
Dalam teori yang juga beredar di sekitar abad 5 ini, Kristus selama hidupNya melakukan dan menggenapi dengan sempurna apa yang Adam gagal lakukan. Kristus hidup dalam ketaatan sempurna sehingga Ia berhak menggantikan peran Adam dan membatalkan konsekuensi buruk yang didatangkan oleh Adam. Ia yang memimpin manusia menuju kesempurnaan menggantikan Adam. Kristus berinkarnasi mengenakan kemanusiaan sehingga manusia dapat menjadi solider dalam Dia dan berpartisipasi dalam Dia. Partisipasi manusia dalam Dia menjadikan manusia mampu mencapai kesempurnaan moral dan memasuki hidup yang kekal.

Christ the Victor.
Teori ini menggabungkan bagian-bagian dari ketiga teori di atas dan merupakan teori yang relatif baru (abad 20). 
Dalam teori ini, Kristus berinkarnasi sebagai manusia, Ia menjalani hidup yang benar di antara orang-orang berdosa, Ia menuruti Taurat dengan sempurna namun diperlakukan tidak adil oleh Taurat, Ia difitnah, dihukum mati dan disalibkan. Ia yang benar terhitung sebagai orang durhaka dan terkutuk, namun Bapa berkenan kepada Dia sehingga Ia dibangkitkan. KebangkitanNya menjadi bukti ketidakbersalahanNya sehingga Taurat kehilangan kuasanya untuk menjadi standar pembenaran maupun alat pendakwaan. KebangkitanNya menghancurkan kuasa dosa (karena Ia tidak berdosa), menghancurkan kuasa Taurat (karena Taurat gagal menunjukkan ketidakbersalahanNya) dan menghancurkan kuasa Iblis (karena Ia taat pada Bapa). Siapa yang percaya kepadaNya mengambil bagian dalam kemenanganNya terhadap dosa, kutuk, Iblis dan Taurat.

Satisfaction Theory.
Ini adalah teori yang populer mulai abad pertengahan. 
Kristus wafat dan disalibkan sebagai penebus/pengganti dosa manusia. Dosa adalah pelanggaran terhadap kehormatan Allah sehingga dosa harus diganjar. Untuk memulihkan hal ini, maka Kristus menyerahkan nyawaNya. Aksi ketaatan dan kerelaan Kristus ini mendatangkan kehormatan yang sangat besar kepada Allah karena Kristus melayani Allah jauh melebihi apa yang diwajibkan Allah kepadaNya. Kristus melakukan 'infinite merit'. Jasa-jasa yang sangat besar dari Kristus memulihkan kehormatan Allah dan kelebihannya (surplus of merit) digunakan untuk membayar dosa-dosa dari segala manusia yang beriman kepadaNya. Jadi jika seorang berdosa, ia minta ampun maka Allah akan mengampuni berdasarkan surplus of merit dari Kristus.

Penal Substitution Theory.
Teori ini merupakan turunan dari Satisfaction Theory dan populer hingga masa kini diantara gereja-gereja protestan konservatif. Dosa adalah pelanggaran terhadap keadilan Allah dan dalam keadilanNya, Allah harus menjatuhkan hukuman atas dosa. Kristus kemudian bersedia menjalani proses penebusan sebagai korban bagi Allah. Dosa manusia dipindahkan pada Kristus sehingga Allah menghukum Kristus karena dosa-dosa tersebut. Kematian Kristus menanggung dosa manusia menjadi dasar Allah mengampuni manusia.

Moral Influence Theory, Ransom Theory dan Recapitulation Theory diyakini diterima secara luas di abad-abad awal Gereja. Barulah pada abad pertengahan menjelang reformasi diyakini muncul Satisfaction Theory diikuti Penal Substitution Theory.
Kita bisa lihat tiap-tiap teori memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing terhadap ayat-ayat Alkitab. Ada teori yang tidak menekankan peran kematian Kristus di Salib, ada teori yang sangat menekankannya.

Jadi bagaimana?

Gereja dimana saya berjemaat meyakini Penal Substitution. Hal ini tidak mengherankan karena saya dari protestan. 
Marilah kita melihat beberapa nas.

Kol 1:14,20,22 
di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Ibr 9:13-14
Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Ibr 12:24
dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.

1Ptr 1:2
yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.

1Yoh 1:7
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

Why 1:5
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- 

Rm 6:3-4,11
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Gal 2:19
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus

Ef 2:5
telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan-- 


Dari nas di atas, ada beberapa hal yang saya jadikan catatan.
1. Korban pendamaian dan korban penebus salah
2. Tebusan
3. Percikan darah Kristus
4. Pengampunan dosa yang mendatangkan penebusan
5. Mempersembahkan diriNya kepada Allah
6. Dibaptis dalam kematianNya, disalibkan dengan Kristus, kita mati oleh kesalahan kita
7. Diselamatkan oleh kasih karunia

Di Taurat, kita bisa lihat di Imamat 16 sekilas praktek upacara pendamaian.
Dalam upacara pendamaian, lembu jantan disembelih untuk penebusan dosa yang mendamaikan Imam kepada Tuhan, seekor domba jantan untuk korban penebus salah seluruh bangsa dan seekor kambing jantan untuk proses pemindahan dosa dan pendamaian.
Semua hewan yang disembelih diambil darahnya untuk dipercikkan ke Tabut Pendamaian. Upacara ini wajib dilakukan setiap tahun. Sisanya segala dosa bangsa ditimpakan ke kepala kambing untuk dihalau pergi. Kedua prosesi ini untuk mendamaikan Allah dengan bangsa Israel selama 1 tahun ke depan.

Taurat mengajarkan kepada kita bahwa penumpahan darah adalah wajib untuk pengampunan dosa.

Im 17:11
Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.

Ibr 9:22 
Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

Nas ini menunjukkan keharusan penumpahan darah oleh Yesus Kristus sebagai dasar pengampunan dosa kita. Ya, Allah pun terlihat langsung mengampuni dosa tanpa upacara penebusan darah Taurat seperti pada kasus Yesaya.  

Yes 6:6-7
Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."

Atau seperti Niniwe yang diampuni Tuhan karena pertobatan dan puasa (Niniwe tidak hidup dalam Taurat).

Namun ini kasuistik. Secara prinsip umum yang Tuhan tetapkan bagi sebuah bangsa, pengampunan dosa membutuhkan penumpahan darah. 

Saya bersandar pada perkataan Yohanes Pembaptis bahwa Sang Anak Domba Allah adalah penebus dosa dunia. Begitu juga di Kitab Matius kita pelajari orang-orang kudus bangkit dan masuk Kota Kudus (sorga) sesudah Kristus bangkit. Paulus juga bersaksi bahwa oleh Kristus maka kebenaran oleh iman masuk kepada seluruh keturunan Adam.
 
Artinya, penebusan darah Yesus Kristus berlaku untuk seluruh manusia. Mekanisme yang berlaku adalah Tuhan mengampuni oleh korban darah Kristus yang berlaku surut (maksudnya korban darah Kristus juga diterapkan menghapus dosa orang-orang pra-Kristus, bahwa manusia pra-Kristus disempurnakan oleh penyucian darah Kristus). Taurat (yang merupakan bayangan) mensyaratkan penumpahan darah bagi penebusan dosa.

Jadi Ransom Theory, Satisfaction Theory, Penal Substitution Theory bisa diterima dari sudut pandang ini, sedangkan Moral Influence, Recapitulation & Christus Victor kurang memadai.

Ibr 9:13-14
Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Nas di atas bicara tentang persembahan Kristus kepada Allah, jadi setidak-tidaknya Ransom Theory for devil bisa digugurkan, kecuali untuk varian Ransom Theory for God the Father.

Rm 3:25
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Nas ini bicara tentang keadilan Allah. Saya belum berhasil menemukan ayat yang memadai tentang surplus of merit atau actions way beyond obligatory. Di sisi lain, Tuhan Yesus mengindikasikan bahwa cawan penderitaan yang harus Ia terima adalah dari Bapa. Dari situ rasanya Satisfaction Theory jadi kurang memadai.

Ada lagi ayat ini,

Yes 53:6,10-11
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.

Nas terkenal di atas, yaitu Mesias yang menderita membuat saya mau-tak-mau harus mengakui Penal Substitution Theory.

Anak Allah oleh kehendakNya sendiri, menyerahkan diriNya sebagai korban penebus salah kepada Allah. Dalam pengorbanan ini, Allah menimpakan kepadaNya kejahatan, dosa dan kesalahan umatNya sehingga Ia menerima kesakitan dan penghukuman. Hasilnya, hikmatNya dan kebenaranNya sendiri membenarkan banyak orang. 
 
Penal Substitution Theory diikuti Imputed Righteousness of Jesus Christ.

Apakah teori-teori lainnya bisa kita buang?
Jangan. 
Yang saya pahami selama ini, tidak ada teori yang 100% salah atau 100% benar selama itu bersifat penafsiran.

Masih ada poin ini:
Dibaptis dalam kematianNya, disalibkan dengan Kristus, kita mati oleh kesalahan kita

Poin di atas bersifat participatory.
Penal Substitution tidak bersifat participatory.

Saya meyakini hal ini berjalan dual-effect.
Penal Substitution untuk imputed righteousness dari Kristus kepada kita yang membenarkan kita untuk satu kali saja (kita jadi benar selamanya oleh kebenaran Kristus) dan mentransferkan dosa-dosa kita pada Kristus sehingga Kristus menumpahkan darah untuk penebusannya.
Yang ini untuk justification.

Di sisi lain, kita juga menjalani participatory dalam kehidupan Kristus dimana kita yang lama yang berdosa turut mati bersama-sama Dia dalam penyalibanNya, kita turut bangkit bersama-sama Dia dalam kebangkitanNya sebagai manusia baru, dan manusia baru kita turut menang bersama-sama dalam kehidupan Dia yang sempurna menggenapi Taurat, mengalahkan godaan Iblis dan kuasa dosa.
Yang ini bagian dari sanctification.

Rm 6:3-4,11
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Gal 2:19
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus

Ef 2:5
telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan--
 
Jadi kita juga hadir di sana bersama-sama Kristus berpartisipasi dalam:
  • KehidupanNya yang berkemenangan. KetaatanNya kepada Bapa adalah ketaatan kita, kekuatanNya menghadapi Iblis adalah kekuatan kita, kemenanganNya atas Taurat adalah kemenangan kita juga. Semua ini diimpartasikan dalam kehidupan kita secara nyata dari hari ke hari melalui iman.
  • KematianNya adalah kematian kita terhadap dosa, manusia lama, manusia yang berada dalam kutuk Hukum (hukum apapun yang menjatuhkan kita pada dosa).
  • KebangkitanNya adalah kebangkitan kita sebagai manusia baru, yang memiliki benih ilahi, gambar dan rupa Allah, anak-anak Allah.
Ef 4:24
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

2Kor 5:11
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Ciptaan baru akan memasuki proses pertumbuhan dan pengudusan (sanctification) bersama Roh Kudus dalam grace Allah.

Rm 6:22
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.

Sanctification mengikuti (bukan sebelum) justification.
Di sini bisa tercuplik sedikit dari Moral Influence-Example Theory, Recapitulation Theory dan Christ Victor (sedikit saja, tidak semuanya ya).
Pertumbuhan dan pengudusan hanya bisa berhasil jika kita setiap hari berpartisipasi bersama-sama Kristus, tidak bisa dengan kekuatan sendiri.

1Tes 5:10
yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.

Kehidupan dan persekutuan dinamis setiap hari bersama-sama Kristus memberikan impartasi kuasa kasih karunia dalam hidup kita (ingat perumpamaan anggur dimana Sang Pokok memberikan kehidupan pada cabang agar dapat berbuah).

Grace/kasih karunia adalah kuasa ilahi. Telah diberikan kepada kita untuk sanctification dalam takaran-takaran sesuai pengaturan Allah. Grace itulah kuasa yang memampukan kita melakukan kehendak Allah, bukan kekuatan kita sendiri. Maka itulah kita yang sudah diberikan grace tersebut layak menjalankannya dengan takut dan gentar.

Fil 2:12-13
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

Jika orang menginvestasikan uang 10 Milyar untuk kamu usahakan, bukankah kamu akan merasa takut dan gentar? Segan pada kepercayaan yang diberikan? Makin besar investasinya makin segan dan hati-hati kita, makin hormat kita pada orang tersebut?

2 Kor 6:1 
Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.

Apa rasanya kita sebagai manusia jika ada orang lain mempercayakan uang pada kita lalu bablas lenyap dalam waktu singkat? Grace itu power of God yang luar biasa, jauh lebih powerful dan useful daripada uang.

Kol 3:10
dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.

Kita tidak hanya mengingat korban penebusan Kristus saja, melainkan juga menyadari destiny kita yaitu hidup berkemenangan seperti Kristus. Kita punya tujuan hidup di dunia. Kita dikembalikan pada panggilan Allah untuk dominate ciptaanNya. Kita punya kekuatan untuk berbuah dan menggenapi panggilan Allah pada zaman kita. Kita berpartisipasi dalam kemenangan Kristus dan hidup bersama-sama Kristus. 
Ada kehidupan luar biasa yang menunggu kedatangan kita sesudah proses penebusan dosa. Kita tidak hidup setahun sekali untuk terus kembali pada upacara penebusan dosa.

Dalam justifikasi, kita ingat karya Kristus di kayu Salib yang telah membenarkan kita sekali untuk selamanya tanpa memperhitungkan personal righteousness kita,
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita ingat bahwa kita dalam Kristus sudah ditentukan sebagai pemenang dan kita on-the-way menuju kehidupan luar biasa yang Tuhan sudah sediakan.

Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 07 Agustus 2018

Justified - Telah Dibenarkan


Justified memiliki arti telah dibenarkan atau sudah dinyatakan benar.
Dasar dari justifikasi adalah kondisi/keadaan benar (righteousness).
Siapakah yang berwenang menjustifikasi manusia? Tentunya Allah yang Maha Benar dan Maha Adil.
Allah melihat segala perbuatan manusia selama hidup dan menghakimi apakah seseorang benar atau berdosa. Jika ia benar, ia akan dinyatakan benar (justified), jika ia berdosa, ia akan dihukum.

Nah, Allah kita yang luar biasa ini ternyata memperkenalkan manusia pada suatu sistem.

Imamat 21-22, 30
dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia untuk itu.
 

Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus, dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun.  
Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN.

Tuhan Allah mengajarkan kepada manusia sistem pemindahan atau transfer, dalam hal ini pemindahan kebenaran (righteousness) dan pemindahan dosa.

Dosa seluruh umat Israel dipindahkan ke kambing jantan sehingga kambing jantan jadi berdosa, sedangkan umat Israel menikmati ketidakbercacat-celaan dari kambing jantan tersebut (karena wajib mempersembahkan kambing jantan yang sempurna-tidak bercacat cela).

Inilah sistem transfer or sin and transfer of righteousness.

Sistem yang Allah perkenalkan ini adalah bayangan dari apa yang secara aktual akan terjadi (dan telah terjadi), yaitu the grand atonement of all mankind by Jesus Christ.

Ibr 10:1

Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.

Okelah, anggap saja dosa manusia boleh ditimpakan ke kambing jantan namun apakah kesempurnaan kambing jantan berimbang untuk manusia?
Masa sih kita kesempurnaan kita setara kambing?
Ya kalaupun mau dibilang sempurna, maka kesempurnaan kambing hanya untuk periode satu tahun. Tahun depan sembelih kambing lagi.
Maka itu sistem yang Tuhan perkenalkan dalam Taurat adalah bayangan saja, suatu gambaran ilustrasi yang tidak sempurna.

Yohanes Pembaptis berbicara tentang Yesus Kristus.

Yoh 1:29
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

Dengan mengatakan ini, Yohanes Pembaptis merujuk pada proses transfer of sin and righteousness yang terjadi dalam upacara pendamaian.

Nah, Sang Anak Domba Allah hidup melayani Allah dengan tidak bercacat-cela, tidak berdosa. Ia taat sepenuhnya pada Bapa, hidup menuruti Taurat bahkan melebihi Taurat. Allah mendeklarasikan bahwa Yesus Kristus berkenan kepadaNya dalam segala hal. Ia sempurna mengikuti Bapa.

Yesus Kristus, Sang Anak Domba Allah adalah manusia dengan kondisi kebenaran sempurna (perfect righteousness) dan itu adalah kebenaran diriNya sendiri. Ia sendiri hidup taat dan benar di hadapan Allah.

Karena Ia terbukti layak sebagai Anak Domba Allah, maka dalam proses penyaliban, dosa dari seluruh dunia ditransfer ke Anak Domba Allah dan kebenaran (righteousness) dari Yesus Kristus ditransferkan kepada dunia.

------

Apa hubungannya ini dengan justification?

Proses justification (Allah menyatakan seorang berkondisi benar) terjadi dalam 2 metode, silakan pilih salah satu.

Metode pertama,
Seorang dihakimi berdasarkan perbuatan-perbuatannya sendiri, apakah ia benar atau berdosa. Saya mungkin akan menyebutnya formal (law-based) righteousness. Jika ia berdosa maka ia dihukum, jika ia tidak berdosa maka ia dinyatakan benar dan berhak menikmati segala kekekalan bersama Allah.

Metode kedua,
Imputed righteousness, yaitu seorang dihakimi berdasarkan kondisi kebenaran di luar dirinya. Bisakah begitu? Allah sendiri yang memberikan model imputed righteousness berdasarkan apa yang Ia gambarkan di Taurat (ketika Harun memindahkan dosa ke kambing jantan dan kesempurnaan kambing jantan dipindahkan ke umat).
Imputed righteousness ini metode yang Allah sediakan karena manusia tidak mungkin ditemukan tidak berdosa dan tidak bercacat cela melalui metode pengadilan formal.
Dunia dapat menikmati imputed righteousness ini melalui iman.

Apabila seseorang beriman pada Yesus Kristus, Sang Anak Domba Allah, maka kepadanya dikenakan kebenaran Kristus yang sempurna (righteousness of Christ) dan dosa-dosanya dihalau keluar dari dia. Di mata Allah, orang itu berpakaian kebenaran sempurna sehingga ia justified (dinyatakan benar oleh Allah).
Dasar justifikasinya adalah kebenaran Kristus, bukan kebenaran dirinya sendiri.

Anda masih ragu dengan imputed righteousness?
Kita lihat sebuah contoh yang langsung mengarah pada gambaran Sang Tunas.


Za 3:1-5
Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia. Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu, yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya: "Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta." Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada kepalanya!" Maka mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian kepadanya, sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ. 

Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya: 
"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini. 
Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang duduk di hadapanmu--sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab, sesungguhnya Aku akan mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang Tunas

Allah menanggalkan pakaian kotor Yosua lalu mengenakan padanya pakaian pesta dan serban tahir. Pakaian kotor itu lalu dibuang jauh-jauh.

Yosua ngapain?
Berdiri saja. 

Itu pakaian pesta siapa yang buat dan siapa yang punya?
Tuhan.


Tuhan mengerjakan dan menyediakan segala sesuatunya, Yosua pasrah saja.
Tuhan lalu membenarkan Yosua oleh proses yang tidak Yosua kerjakan.
Barulah sesudah proses transfer ini Tuhan memberikan perintah selanjutnya, bukan sebelumnya.

Itulah transfer of righteousness dari Kristus.
Kristus yang taat 100%, kita yang menerima kebenarannya tanpa melakukan apa-apa, lalu Allah membenarkan kita atas apa yang kita tidak lakukan tetapi Kristus lakukan.

------

Justification was a one time event

Pada saat Imam Besar meletakkan tangannya ke kepala kambing, di saat itulah terjadi proses justifikasi dari Allah kepada umatNya.
Allah menjustifikasi umatNya sesudah dosa-dosa umat ditransferkan ke kepala kambing.

Jadi proses justifikasi Allah terjadi setiap 1 tahun sekali melalui upacara pendamaian (kambing jantan ternyata hanya bisa memberi 365 hari kesempurnaan - itupun kesempurnaan skala kambing - jika mau ya silakan 😁).

Setiap tahun, ketika seorang umat datang ke Yerusalem untuk upacara pendamaian, ia menyadari bahwa ia akan menghadap pengadilan Tuhan untuk membereskan dosa-dosanya, ia selalu diingatkan dalam hati dan pikirannya bahwa ia membawa dosa dan butuh kambing-penebusan. Ia setiap tahun akan datang dengan kondisi dan status orang berdosa yang butuh dibenarkan oleh Allah melalui kebenaran yang bukan dari dirinya sendiri.
Bisa teman-teman bayangkan? Setiap tahun ia menempuh proses justifikasi.

Anda bayangkan setiap tahun sekali Anda harus menghadap pengadilan karena semua kesalahan yang Anda buat pada tahun tersebut dan setiap kali Anda harus membawa uang tebusan bagi kesalahan Anda.
Apa jadinya Anda? Apakah Anda merasa orang bebas? Ataukah Anda akan merasa seperti orang rendah dari yang rendah?

Tidak heran,
Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya (Ibr 10:1b).

Bagaimana mau sempurna jika yang muncul di kepala Anda adalah keberdosaan Anda? 
Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa (Ibr 10:3). 

Lembu, domba dan kambing dunia tidak bisa menghapus dosa, mereka hanya menunda proses pengadilan untuk 1 tahun ke depan yang terus berulang sampai Anda mati.
Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa (Ibr 10:4).  

Apa yang dilakukan Anak Domba Allah?

Ibr 10:10-14
Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. 

Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. 
Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. 
Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.

Anak Domba Allah hanya butuh satu kali saja pengorbanan untuk seluruh dunia dan segalanya sempurna (ini membuktikan kualitas Anak Domba Allah, yaitu kualitas righteousnessNya dan kualitas keilahianNya yang sufficient memberikan kebenaran bagi seluruh manusia oleh satu kali saja pengorbanan).

Jadi semua orang yang beriman pada Yesus Kristus, berapa kalikah kita menjalani proses justifikasi? Kita dibenarkan berapa kali?
Hanya satu kali saja, yaitu saat kita beriman pada Yesus Kristus.

Ketika kita beriman pada Yesus Kristus, proses transfer terjadi, kebenaran Kristus dikenakan pada kita, dosa kita dikenakan pada Kristus dan selesai, kita justified by God. Kita tidak perlu datang lagi untuk justifikasi kedua atau ketiga atau keempat atau berikutnya.

Kini kita tidak lagi mengingat diri kita sebagai orang berdosa tetapi mengingat bahwa kita orang yang sudah dinyatakan benar oleh Allah
Jikapun kita menghadap Allah karena ada berbuat dosa (karena kita masih tinggal di dunia dalam tubuh fana), maka pokok perhatian kita adalah pembenaran yang Allah sudah lakukan. 

Inilah kabar gembira Injil.
Kita sudah dinyatakan benar oleh Allah hanya satu kali saja saat kita beriman, proses pembenaran ini tidak perlu diulang, cukup satu kali saja. Dasar pembenaran ini adalah kesempurnaan Kristus, bukan kondisi kita. Sampai kapanpun kita tetap dinyatakan benar karena kesempurnaan Kristus dan tidak pernah karena kondisi kita.
Inilah perbuatan Allah yang luar biasa bagi kita karena kondisi kita tidak pernah bisa membenarkan kita oleh sebab kita tidak akan pernah sempurna.
 ------

Pengudusan

Ini yang menarik.
Jika kita sudah dibenarkan satu kali untuk selamanya, lalu apa peran pengudusan?

Mungkin saya singkat saja untuk hal ini.
Pengudusan (sanctification) adalah proses yang Roh Kudus kerjakan dalam diri kita melalui kasih karuniaNya (grace) agar kita menjadi semakin serupa Kristus dalam pikiran, kehedak dan perbuatan sehingga kita bisa mengalami hidup yang penuh sebagai manusia.

Seorang celebrity chef ternama dan seorang desainer brand terkemuka membunuh dirinya di puncak kesuksesan mereka. 
Mengapa?
Mungkin karena mereka tidak menemukan kepenuhan hidup, makna hidup dan gairah hidup sekalipun secara ukuran duniawi mereka punya akses pada segala hal yang buat saya ngiler. Mereka kaya, terkenal, banyak pengikut, punya warisan, punya keluarga  namun mereka tidak merasa cukup hingga akhirnya bunuh diri.

Pengudusan adalah untuk kita, bukan untuk Tuhan.
Kita menjalani pengudusan agar hidup kita penuh dan bermakna, bukan untuk dibenarkan oleh Tuhan. Tuhan hanya membenarkan karena kebenaran Kristus sebab Kristus sajalah satu-satunya yang memenuhi standar Allah yang sangat tinggi.

Apakah kebenaran kita sendiri pasti bisa memenuhi standar Allah? 
Gak mungkin.

Proses pengudusan kita, kondisi personal righteousness kita tidak pernah menjadi dasar justifikasi oleh Tuhan. Jika dijadikan dasar, tidak akan ada yang selamat.

-----

Can the justified become unjustified

Ini pertanyaan problematik yang menimbulkan dispute dalam beberapa denominasi.
Saya berusaha tidak mau pusing dengan perdebatan, jadi saya coba 'main aman' (padahal sih ngga aman-aman banget).

Gal 5:1-4
Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. 

Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 
Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.

Dua nasihat (sebetulnya lebih tepat disebut peringatan - tapi beberapa orang mungkin sensitif dengan peringatan) dari Paulus:
  • Jangan sampai lepas dari Kristus. Artinya jangan sampai kehilangan iman. Kita dibenarkan oleh iman pada Yesus Kristus, jangan lepas iman ini. Bagi yang berpendapat kita tidak mungkin kehilangan iman, ya syukurlah, yang penting tahu untuk tidak sampai kehilangan iman.
  • Jangan berpindah dari mengandalkan imputation righteousness ke mengandalkan personal righteousness. Jangan kehilangan pandangan kita atau lupa bahwa kita sudah dibenarkan Allah oleh kebenaran Yesus Kristus semata. Personal righteousness tidak pernah menggantikan imputation righteousness sebagai dasar justifikasi. Jika kita tidak lagi mengandalkan kebenaran Kristus sebagai pakaian kita, hati-hati.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.




Senin, 06 Agustus 2018

Disease or Sin? On Homosexualism


Mat 19:12
Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti." 

Saya tidak membahas semua dari ayat tersebut, saya hanya ingin mencatat bagian:
...dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga...

Belakangan ini kita mendengar dan terekspose pada banyak informasi terkait LGBT (Lesbianism, Gay, Bixesual, Transgender) plus ada lagi Q (Queer), nanti ditambah lagi I (Intersex) dan kelak akan ada tambahan-tambahan lainnya. Dalam kesempatan ini izinkan saya membatasi hanya membahas homosexualism, yaitu lesbianism dan gay (termasuk di dalamnya bisexualism).

Persepsi umum orang Kristen terhadap homoseksualitas adalah dosa. 
Persepsi umum mengganggap ketertarikan seksual pada sesama jenis adalah dosa, demikian juga hubungan seksual dengan sesama jenis adalah dosa. Kedua-duanya adalah dosa yang sama dan setara.

Dahulu saya juga menganggap demikian. Sekarang saya membedakan keduanya.

Saya pernah bertemu dan ngobrol dengan seorang Kristen, dia menjadi pengurus youth di gerejanya. Dia punya ketertarikan pada sesama jenis (dan mungkin juga sudah pernah berhubungan seks dengan sesama jenis saya tidak bisa memastikannya). 
Puji Tuhan, dia sadar akan kondisinya dan ingin berubah. Dia tidak ingin lagi punya ketertarikan seksual pada sesama jenis, dia ingin tertarik secara seksual pada lawan jenis. Ia ingin hidup normal. Ia sudah ikut beragam KKR, ikut kesembuhan ilahi, ikut retret, doa setiap hari, doa pelepasan dan sebagainya namun hingga detik ia bicara pada saya ia tetap tidak tertarik secara seksual pada lawan jenis dan masih tertarik secara seksual pada sesama jenis.

Kisah itu mengubah pandangan saya. Saya yakin di luar sana dia tidak sendiri. Ada orang-orang yang ingin sekali berubah dari orientasi seksual sesama jenis ke orientasi seksual lawan jenis. Mereka coba terapi, coba doa, coba kawin dengan lawan jenis, coba banyak hal namun tidak bisa senormal orang-orang lainnya. Salah satunya ya orang yang ngobrol dengan saya, yang berpaling kepada Tuhan minta pemulihan namun ia belum mendapatkannya.

Kemudian saya teringat ayat di atas.
...dan ada orang yang membuat dirinya demikian (tidak kawin) karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga...

Begini teman-teman,
Saya tidak ingin membahas dari mana homoseksualitas bermula, apakah masalah hormon, apakah pelecehan, apakah trauma, apakah modeling atau apapun. Saya hanya membahas orang-orang yang sudah memiliki ketertarikan seksual pada sesama jenis.

Pemikiran praktis dari saya adalah,
Bagi mereka yang datang kepada kita dengan masalah ketertarikan seksual pada sesama jenis, maka kita doakan pelepasan kepada mereka. Saya punya keyakinan roh jahat dan kuasa gelap mengikat orang-orang ini.
Kita usir kuasa gelapnya, kita doakan pengampunan (juga jika ia sudah melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis), kita doakan agar mereka tidak lagi punya ketertarikan seksual dengan sesama jenis melainkan dengan lawan jenis dan bisa hidup normal.

Apabila kita sudah doakan demikian dan secara faktual ia tetap tertarik secara seksual dengan sesama jenis, tidak dengan lawan jenis, kita posisikan dia sebagai seorang yang menderita sakit penyakit, kita dorong untuk dia terus berdoa minta kesembuhan sambil kita ingatkan agar ia tidak melakukan hubungan seksual sesama jenis.

Permasalahan yang saya lihat, orang Kristen secara umum mempersepsikan ketertarikan seksual seseorang pada sesama jenis sebagai dosa. Karena ini dipandang sebagai dosa, maka ini menimbulkan tekanan rasa bersalah pada orang-orang yang mengalaminya sekalipun mereka tidak lagi melakukan hubungan seksual sesama jenis.

Tekanan rasa bersalah membuat hidup mereka berat, terus merasa rendah diri, mendakwa diri mereka sendiri, tidak damai sejahtera seolah tidak ada harapan dan merasa terhukum di hadapan Tuhan. Segala hal ini membuat mereka tidak punya cukup kekuatan untuk berbuah. Lama-kelamaan dalam situasi ini, mereka akan lari ke aktivitas yang paling bisa melegakan mereka. Tebak apa? Tentu saja hubungan seksual sesama jenis.

Coba saya cek, jika ada seseorang menderita diabetes dan ia sudah minta kesembuhan pada Tuhan, mungkin juga sudah didoakan pelepasan dari kuasa gelap dan sesudah berdoa ia belum sembuh dari diabetesnya, apakah kita menganggap kondisi diabetesnya sebagai dosa?

Tentunya tidak.
Diabetesnya adalah penyakit, diaturlah dietnya sambil terus berdoa. Jika ia sudah tau diabetes namun tetap melawan dietnya, itu barulah tindakan dosa.

Jika seorang dengan orientasi seksual sejenis sudah minta ampun, maka Tuhan ampuni;
Jika ia doa pelepasan maka ia sudah dilepaskan; 
Apabila ia tetap punya tendensi orientasi seksual sejenis, apakah ia masih berdosa?
No, itu penyakit. Diaturlah pergaulannya, diaturlah aktivitasnya, dikendalikanlah pandangannya, tapi jangan disebut dosa.
Barulah dosa jika ia bandel dan melakukan hubungan seksual sejenis.

Tidak semua penyakit disembuhkan seketika oleh Tuhan,
Tidak semua penyakit dinormalkan seketika oleh Tuhan.

Misalnya orang yang kena narkoba.
Narkotika merusak saraf-sarafnya.
Ketika bertobat, ia dibersihkan dari narkoba, ia minta ampun, didoakan pelepasan sehingga ia bersih dan kudus.
Namun apakah ia seketika normal? Belum tentu, tergantung keparahan penyalahgunaan narkobanya.
Cara bicaranya belum tentu normal, bisa jadi lebih lamban, pola pikirnya belum tentu normal, bisa jadi tidak secerdas dulu, kebiasaannya belum tentu normal, kurang bisa tidur. Kita tidak bisa memaksakan dan mengharapkan dalam satu malam Tuhan ubah dia normal sebagaimana orang yang belum pernah menyentuh narkoba.
Ketidaknormalan tersebut bukan dosa.

Bukankah dunia medis mengajar kita banyak hal?
Seorang yang kecelakaan karena mabuk, tangannya patah beberapa tempat. Ia bertobat, tidak minum lagi, dilepaskan dari kuasa jahat, namun apakah tangannya yang pernah patah bisa normal sebagaimana sedia kala? Belum tentu.

Saya berusaha membedakan antara hubungan seksual sesama jenis yang adalah perbuatan dosa, dengan orientasi seksual sesama jenis yang adalah penyakit (bagi mereka yang sudah minta pengampunan dan pelepasan).

Kita tetap doakan kesembuhan bagi mereka agar bisa normal, tapi jikapun Tuhan memilih untuk memberikan takaran kasih karunia yang berbeda bagi mereka dan mereka tetap dalam keadaannya tersebut, jangan kita menimbulkan tambahan tekanan dan rasa bersalah bagi mereka.
Jika mereka belum dinormalkan Tuhan, biarlah mereka berbuah di area lainnya sambil menjaga hidup mereka agar tidak jatuh dalam dosa.

Jika mereka tidak dapat kawin dengan lawan jenis (karena belum sembuh dari ketertarikan seksual dengan sesama jenis), baiklah mereka tidak kawin karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga.

Tuhan Yesus memberkati.


Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...