Rabu, 06 April 2016

Kenosis of Christ



Belakangan ini saya terlibat dalam diskusi yang seru mengenai konsep Hypostatic Union yang juga merembet ke konsep Kenosis.

Konsep Hypostatic Union dan Kenosis ini bukan barang baru dalam kekristenan.
Kedua konsep ini bahkan merupakan dogma fundamental kekristenan yang setara dan sejajar dengan konsep ke-Tritunggal-an Allah.

Namun begitu, saya temukan beberapa orang yang saya ajak diskusi rupanya mengembangkan pemikiran tersendiri mengenai kedua konsep tersebut yang tidak sama dengan tradisi Gereja turun-temurun.

Gereja Protestan dan turunannya (termasuk Pentakosta dan Karismatik) diberkahi dengan pola pikir Sola-Scriptura.
Pola pikir ini sangat baik karena mendorong setiap jemaat untuk membaca sendiri dan menginterpretasikan ayat-ayat Alkitab.
Namun sayangnya, saya temukan beberapa orang yang rajin membaca Alkitab, senang menginterpretasi, senang bertukar pikiran, tetapi mungkin terbatas aksesnya pada warisan literatur Gereja sehingga hasil interpretasi mereka tidak sama dengan apa yang telah ditetapkan oleh Gereja di masa lalu.

Izinkan saya membagikan apa yang saya pahami mengenai kedua dogma penting kekristenan ini, dimulai dari Kenosis.

**********

KENOSIS (Kristus Mengosongkan DiriNya)

Sebelum kita maju lebih jauh, marilah kita lihat dahulu beberapa istilah yang akan sering digunakan.

-----
Definisi Kodrat/Hakikat/Natur
Kodrat/hakikat/natur adalah seluruh kualitas esensial dari sesuatu yang menjadikan sesuatu itu sebagaimana dia ada.

Ketika kita bicara kodrat ilahi, maka kita mengacu pada segala kualitas dari Allah yang menjadikan Dia sebagai Allah.

Bagaimanakah sesuatu menjadi 'layak' disebut Allah?
Allah adalah Allah karena Ia segala Maha, yaitu kekal, mahakuasa, mahahadir, mahatahu, dan sebagainya.
Jikalah Allah kehilangan kekekalanNya atau kemahakuasaanNya atau kemahahadiranNya atau kualitas keilahianNya yang lain, maka Ia tidak bisa lagi disebut Allah karena Ia tidak lagi memiliki kodrat ilahi.

Ketika kita bicara kodrat manusiawi, maka kita mengacu pada segala kualitas dari manusia yang menjadikan dia sebagai manusia.
Manusia memiliki akal budi, memiliki pertimbangan, memiliki nurani yang membedakannya dari kodrat hewani.

Demikianlah kita memahami mengenai kodrat/hakikat/natur.

-----
Definisi Pribadi
Pribadi adalah natur yang telah ditambahkan sesuatu, yaitu pikiran, perasaan, pertimbangan dan sebagainya yang membuatnya memiliki individualitas serta bertanggungjawab sendiri.

Natur saya adalah manusia dan saya memiliki pribadi, yaitu pribadi saya sendiri.

Sesudah kita melihat definisi kodrat dan pribadi, marilah kita melanjutkan pembahasan kita.

-----
Kenosis dari Sang Firman Allah

Yoh 1:1
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Kita mengetahui bahwa pada mulanya, sebelum segala zaman, dari kekekalan adalah Sang Firman Allah (logos). Ia adalah ilahi sepenuhnya, dalam kodrat ilahi sepenuhnya dan ada bersama-sama Allah.

Sang Firman ini kemudian menjadi manusia.

Yoh 1:14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.


(KJV)
And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of grace and truth.


Jadinya Sang Firman (Allah) menjadi manusia dinamakan Inkarnasi.

Di dalam inkarnasi ini, kita mengenal proses kenosis.
Proses kenosis itu dijelaskan dalam nas:

Fil 2:5-7
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus

yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan
melainkan telah mengosongkan (ekenosen) diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia


Pertanyaan yang sering saya hadapi adalah 'sampai taraf manakah pengosongan diri Kristus ini'?

Saya temukan beberapa orang yang beranggapan bahwa Sang Firman mengosongkan diriNya sampai pada tahap menanggalkan keilahian-Nya sehingga Ia berinkarnasi hanya sebagai manusia biasa saja dan selama berkarya di bumi Ia hanya bekerja dengan kuasa Roh Kudus.

Ada juga yang beranggapan seolah Yesus Kristus itu ilahi hanya pada aspek pribadi saja, tetapi atribut keilahianNya semua sudah ditanggalkan pada saat inkarnasi.

Apakah ini yang dimaksudkan oleh Alkitab dan apakah ini yang diajarkan oleh tradisi Gereja secara turun-temurun?

Rupanya tidak.

Kita kembali pada definisi kodrat.
Kodrat ilahi adalah segala kualitas ilahi yang menjadikan sesuatu itu ilahi.

Sekarang saya hendak melontarkan pertanyaan kritis:
Apakah Allah dapat menanggalkan begitu saja unsur-unsur keilahianNya?

Beberapa orang punya pandangan seolah kualitas keilahian itu seumpama 'baju'.
Baju itu tinggal dilepas saja dan mengganti baju yang lain. 

Kualitas keilahian itu bukan baju. Kualitas keilahian itulah yang menjadikan Dia sebagai Allah. Kualitas keilahian adalah kodratNya dan itu akan terus melekat kepadaNya selama Ia menjadi Allah.
Karena Allah selalu kekal, maka kodrat ilahi akan terus ada bersama-sama Allah.

Coba kita pertimbangkan,
Jika Allah kehilangan kemahakuasaanNya, maka Ia simply berhenti menjadi Allah.

Tidak mungkin Yesus Kristus menjelajahi bumi dengan menanggalkan keilahianNya dan pada waktu bersamaan kita masih mengakui Dia sebagai Allah.

Jika Sang Firman menanggalkan keilahianNya dan menjadi manusia saja, maka Ia tidak dapat lagi disebut sebagai Allah.
Jika Ia tidak dapat lagi disebut sebagai Allah, maka Ia tidak berhak lagi melontarkan pernyataan maupun tindakan bersifat ilahi.

Apabila Ia melontarkan pernyataan atau melakukan tindakan bersifat ilahi, maka Ia dapat disebut menghujat Allah (bagaimana mungkin manusia biasa dapat berbicara seolah ia ilahi atau bertindak seolah ia ilahi?).


2 Tim 2:13
jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.


Ia tidak dapat menyangkal diriNya maka kita bisa yakin bahwa Ia pun tidak akan menyangkal keilahianNya.

Keilahian bukan sesuatu yang ditanggalkan.

-----
Bukti-bukti Alkitabiah bahwa Kristus 100% ilahi selama Ia di bumi

Ibr 1:3
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi

Yesus Kristus selama Ia berkarya di bumi tidak pernah kehilangan kodratNya sebagai Cahaya Kemuliaan Allah dan Ia terus-menerus menopang segala sesuatu dengan firmanNya yang penuh kekuasaan sehingga Ia adalah Gambar Wujud Allah bagi kita semua.

Kol 2:9
Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan


KJV
For in him dwelleth all the fulness of the Godhead bodily


Ayat ini sangat jelas bahwa sekalipun Ia adalah manusia, namun di dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan ke-Allah-an. Artinya, segala sesuatu yang menjadikan Allah sebagai Allah berdiam sepenuhnya dalam Yesus Kristus.

Ayat tersebut sangat senada dengan Ibr 1:3 di atas.

Mat 17:2
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang


Ayat ini juga sangat jelas menunjukkan bahwa Yesus Kristus masih ilahi sepenuhnya. Ia dapat dengan sekejab berubah rupa dari rupa manusiawi menjadi rupa ilahi. Tidak ada manusia manapun yang dapat melakukannya. Namun begitu, rupa ilahi ini hanya Ia nyatakan pada orang-orang tertentu saja.

-----
Bukti-bukti Alkitabiah perkataan dan tindakan ilahi dari Kristus selama Ia di bumi

Seperti yang dituliskan di atas, 
Jika Allah menanggalkan kodrat ilahi, maka Ia bukan lagi Allah.
Jika Ia bukan Allah, maka Ia tidak berhak berbicara dan bertindak secara ilahi.

Berikut adalah nas dimana Kristus berbicara dan bertindak secara ilahi.

- Ia sudah ada sebelum Abraham

Yoh 8:58
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.

- Ia menerima penyembahan

Mat 8:2
Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."

- Ia mengampuni dosa langsung di tempat

Mat 9:6
Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"

- Ia mengakui kesetaraanNya dengan Bapa


Yoh 14:7,9
Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

- Ia adalah Tuhan atas hari Sabat sehingga Ia berhak melakukan apapun yang Ia kehendaki pada hari Sabat

Luk 6:5
Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."


Dalam hal itu, Tuhan Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, sebuah tindakan prerogatif ilahi.
Tuhan Yesus juga mengizinkan murid-muridnya menyiapkan makanan pada hari Sabat, sebuah tindakan yang salah menurut Taurat tetapi dibenarkan karena prerogatif ilahi.

- Tuhan Yesus berbicara kepada arwah Musa.

Luk 9:30
Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.


Jika Tuhan Yesus menanggalkan kodrat ilahinya, maka Ia tidak boleh berbicara dengan arwah Musa karena akan melanggar Taurat.
Perhatikan bahwa Ia berubah rupa terlebih dahulu menjadi ilahi, barulah Ia bicara kepada Musa dan Elia.

Dan masih ada banyak bukti lainnya.

Nas-nas di atas menyatakan bahwa Yesus Kristus masih 100% ilahi sehingga Ia masih berhak menyebutkan perkataan bersifat ilahi dan bertindak secara ilahi.





-----

Pertanyaan berikutnya yang muncul:
Jadi yang 'dikosongkan' itu apanya?

Kembali pada ayatnya:

Fil 2:5-7
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus

yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan
melainkan telah mengosongkan (ekenosen) diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia

Yesus Kristus mengambil rupa seorang hamba.
Dg kata lain, Ia mengosongkan diriNya dari kedudukan sebagai Boss untuk menghambakan diri pada Bapa. 

Ia melepaskan hakNya untuk diperlakukan sebagai Allah oleh manusia dan mengambil kedudukan sebagai hamba bagi Bapa.

Peng-hamba-an inilah yang juga banyak kita temukan dalam catatan Alkitab (rasanya saya tidak perlu mengutipkan ayat-ayatnya lagi).

Ada saat dimana Ia berkata bahwa Anak tidak dapat melakukan apapun dari diriNya sendiri, ada saat dimana Ia berkata bahwa Ia adalah utusan, ada saat dimana Ia berkata bahwa Bapa lebih besar daripadaNya, ada saat Ia berkata bahwa Ia hanya melakukan apa yang Bapa lakukan, ada saat dimana Ia berkehendak lain namun Ia mengutamakan kehendak Bapa yaitu cawan penderitaan, ada saat dimana Ia berkata bahwa Ia tidak berhak menentukan siapa yang akan duduk di kanan dan kiri-Nya, dan sebagainya.

Maka itu kenosis adalah Kristus merendahkan diriNya sebagai Hamba sekalipun Ia tetap adalah Allah sepenuhnya.

Ia bisa melakukan segala-galanya tetapi Ia melepaskan hakNya dan memilih taat kepada Bapa. Di situlah Ia memberikan contoh model pikiran dan perasaan bagi kita semua.

Pikiran dan Perasaan Kristus adalah pikiran dan perasaan yang melepaskan hak.

Mungkin diantara kita ada yang berpikir, aku anak Raja sehingga aku berhak ini itu semuanya, tetapi pikiran Kristus mengatakan memang kamu anak Raja tetapi kamu hidup dari perintah Bapa, kamu hidup melepaskan diri dari hak-hakmu dan taat pada Allah.

Tuhan Yesus memberkati

Tidak ada komentar:

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...