Senin, 06 Agustus 2018

Mencerminkan Kemuliaan Tuhan dengan Muka tidak Berselubung


2 Kor 3:18
Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung.
Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.


Pernah lihat cermin?
Apa itu cermin?

Cermin adalah kaca dimana seseorang dapat melihat gambaran dirinya sendiri.
Bahasa gaulnya, cermin itu untuk 'ngaca'.

Ayat di atas sangat luar biasa.
Dikatakan:
....kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka tidak berselubung....

Begini ilustrasinya temen-temen...

Tuhan sedang melihat ke sebuah cermin.
Ketika Tuhan melihat cermin tersebut apa yang Ia lihat? Tentunya Ia akan melihat wajahNya sendiri.


Coba saya ganti dikit ilustrasinya.

Aleph dan Henhen sedang melihat ke sebuah cermin.
Apa yang Aleph dan Henhen lihat di cermin itu?
Tentu wajah Aleph dan Henhen, kan?


Ayat itu mengatakan KITALAH cermin dari kemuliaan Allah.

Pada saat Tuhan melihat kita, Tuhan akan melihat wajahNya sendiri.
Itulah grand-design ilahi. Itulah kewajaran alam semesta, itulah what normally to be.

Adam diciptakan segambar dan serupa Allah.
Artinya, ketika Allah melihat wajah Adam, Allah melihat wajahNya sendiri.
Ketika ciptaan lain melihat Adam, ciptaan lain akan melihat kemuliaan Allah.
Tugas Adam adalah mencerminkan kemuliaan Allah di alam semesta.

Ketika ciptaan melihat Adam:
'Wah...sepertinya Allah sedang lewat nih karena saya melihat kemuliaan Allah.'
Saat ciptaan makin mendekat, makin dekat, makin dekat, ia lihat lagi dengan teliti, ehhh ternyata Adam dan di dalam Adam adalah Allah.

Saat setan-iblis-jin-genderuwo-dedemit melihat Aleph dan Henhen, mereka seolah melihat kemuliaan Allah sedang mendekat. Takutlah mereka semua ingin menyingkir. Dimana ada kemuliaan Allah, di situ ada Allah. Di mana ada Aleph dan Henhen, di situ ada Allah.

Itulah original natural design dari manusia.

So sekarang bagaimana?

Cermin tidak ada gunanya bila tidak ada orang yang berdiri di depan cermin itu.
Cermin tidak akan menunjukkan apapun jika tidak ada orang yang sedang bercermin.

Saat manusia jatuh dalam dosa, manusia (cermin) menyingkir dari Allah sehingga cermin itu tidak berfungsi.
Cermin itupun jadi gelap, hitam, kotor sehingga tidak lagi sanggup menjalankan fungsinya.

Jika kini Allah berdiri di hadapan cermin itu,
yang nampak adalah hitam, gelap, kotor.

Tapi jangan kuatir.
Ayat itu luar biasa.

Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar

Ini keren lho! Keren banget.

Ilustrasi aja ya,
Tuhan sedang berdiri di hadapan cermin hitam, gelap, kotor.
Apa
yang Allah lakukan?
Allah membersihkan cermin itu.
...kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh...

Allah memberikan kemuliaanNya untuk membersihkan cermin itu, progressively, bertahap.
Makin lama kemuliaanNya makin besar.
...dalam kemuliaan yang semakin besar

Sehingga cermin itu bersih, jernih, bagus.
maka kita diubah...

Dan cermin itu kembali menunjukkan wajah Allah, gambar Allah, kemuliaan Allah yang semakin besar dan semakin besar.
...menjadi serupa dengan gambar-Nya

------

Allah yang membersihkan dan Allah yang mengubahkan agar kemuliaanNya bisa nampak melalui kita.

Yang harus dilakukan cermin itu?
Just stand in front of God and keep staying by God while He do all the work.

Bagaimana cara kita melakukannya?
Dekati Dia dan bersekutulah dengan Dia, ngobrol dengan Dia dalam kemerdekaan dan sukacita, ah kalian taulah caranya pdkt ke orang.

Kata kemerdekaan dan sukacita ditekankan karena ayat sebelumnya:

2 Kor 3:17
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.


Rm 14:17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh ROH KUDUS.


Makin kamu merasa merdeka, damai sejahtera dan sukacita, makin cermin itu berfungsi maksimal.

Tuhan Yesus memberkati.


Tidak ada komentar:

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...