Rabu, 08 Agustus 2018

Blood Atonement of Christ


Rm 3:25
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Kita semua mengucap syukur kepada Tuhan atas apa yang telah Ia perbuat dan ajarkan kepada kita. Semakin hari kita belajar, ternyata semakin dalam aspek-aspek pikiran Allah yang Ia nyatakan kepada kita. 

Penebusan adalah doktrin dasar kekristenan, setidak-tidaknya itulah yang saya sempat pahami beberapa waktu lalu. Seiring dengan banyaknya diskusi dengan kawan-kawan dari denominasi lain, ternyata saya dipertemukan dengan rangkaian variasi doktrin terkait penebusan yang beredar sepanjang sejarah Gereja. Rupanya untuk penebusan inipun ada beragam debat dan diskusi di dalamnya.

Begini kawan-kawan yang terkasih, Yesus Kristus wafat untuk dosa-dosa kita, itu tidak diragukan lagi. Semua Gereja segala denominasi akan sepakat. 

Rm 5:8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

1 Kor 15:3
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci 

Yang variatif adalah: Bagaimana cara kerjanya? Bagaimana caranya kematian Kristus berefek pada kita?

Berikut adalah ringkasan pengajaran yang sempat dan masih beredar di gereja. Saya sederhanakan tanpa banyak menyelipkan ayat-ayat (karena saya yakin pembaca blog ini familiar dengan ayat-ayatnya), mohon masukan bila ada kekurangan dan di akhir saya akan mencoba menyusun pendapat saya pribadi.

------

Doktrin-Doktrin Penebusan

Moral Influence Theory.
Teori ini populer pada masa-masa awal Gereja
Teori ini menyatakan kematian Yesus Kristus merupakan act of martyrdom. Ia disalibkan dan wafat karena Ia berkata tentang kebenaran dari Allah yang tidak dapat diterima oleh mahkamah agama dan kerajaan Roma. 
Kematian Kristus adalah wujud kasih Allah yang sangat besar bagi manusia dan dari kasih ini manusia diharapkan mengenal kedalaman cinta Allah, melembut hatinya serta mau menerima Allah dan menjalani hidup yang unggul secara moral.
Variasi lain dari teori ini adalah Example Theory yaitu kematian Kristus adalah wujud ketaatan yang tertinggi pada Bapa sehingga kematianNya menjadi teladan moral unggul bagi semua orang yang percaya kepadaNya.
Dalam kedua teori ini, pengampunan dari Allah tidak bergantung pada kematian Yesus Kristus, Allah bebas memberikan pengampunanNya sepanjang manusia punya hati yang bertobat. Allah akan tetap menghakimi manusia berdasarkan kualitas moralitas mereka.

Ransom Theory.
Teori ini sempat populer pada masa-masa awal Gereja terutama abad 4.
Dalam teori ini, Kristus menyerahkan diriNya sebagai tebusan kepada Iblis untuk menukar manusia yang berada dalam genggaman Iblis. Aksi Allah ini adalah jebakan bagi Iblis, Iblis mengira jika ia membunuh Kristus maka ia bisa memenjarakanNya, namun ternyata Kristus yang adalah Allah tidak bisa seterusnya ditahan, Ia bangkit sehingga Iblis tidak lagi memiliki manusia dalam kuasanya.
Teori ini kemudian mengalami modifikasi dari tebusan kepada Iblis menjadi tebusan pada 'Maut' bahkan modifikasi modern menjadi tebusan pada Bapa sendiri.
Pembebasan manusia oleh tebusan ini mendatangkan berkat-berkat Bapa bagi manusia yang telah dimerdekakan.

Recapitulation Theory.
Dalam teori yang juga beredar di sekitar abad 5 ini, Kristus selama hidupNya melakukan dan menggenapi dengan sempurna apa yang Adam gagal lakukan. Kristus hidup dalam ketaatan sempurna sehingga Ia berhak menggantikan peran Adam dan membatalkan konsekuensi buruk yang didatangkan oleh Adam. Ia yang memimpin manusia menuju kesempurnaan menggantikan Adam. Kristus berinkarnasi mengenakan kemanusiaan sehingga manusia dapat menjadi solider dalam Dia dan berpartisipasi dalam Dia. Partisipasi manusia dalam Dia menjadikan manusia mampu mencapai kesempurnaan moral dan memasuki hidup yang kekal.

Christ the Victor.
Teori ini menggabungkan bagian-bagian dari ketiga teori di atas dan merupakan teori yang relatif baru (abad 20). 
Dalam teori ini, Kristus berinkarnasi sebagai manusia, Ia menjalani hidup yang benar di antara orang-orang berdosa, Ia menuruti Taurat dengan sempurna namun diperlakukan tidak adil oleh Taurat, Ia difitnah, dihukum mati dan disalibkan. Ia yang benar terhitung sebagai orang durhaka dan terkutuk, namun Bapa berkenan kepada Dia sehingga Ia dibangkitkan. KebangkitanNya menjadi bukti ketidakbersalahanNya sehingga Taurat kehilangan kuasanya untuk menjadi standar pembenaran maupun alat pendakwaan. KebangkitanNya menghancurkan kuasa dosa (karena Ia tidak berdosa), menghancurkan kuasa Taurat (karena Taurat gagal menunjukkan ketidakbersalahanNya) dan menghancurkan kuasa Iblis (karena Ia taat pada Bapa). Siapa yang percaya kepadaNya mengambil bagian dalam kemenanganNya terhadap dosa, kutuk, Iblis dan Taurat.

Satisfaction Theory.
Ini adalah teori yang populer mulai abad pertengahan. 
Kristus wafat dan disalibkan sebagai penebus/pengganti dosa manusia. Dosa adalah pelanggaran terhadap kehormatan Allah sehingga dosa harus diganjar. Untuk memulihkan hal ini, maka Kristus menyerahkan nyawaNya. Aksi ketaatan dan kerelaan Kristus ini mendatangkan kehormatan yang sangat besar kepada Allah karena Kristus melayani Allah jauh melebihi apa yang diwajibkan Allah kepadaNya. Kristus melakukan 'infinite merit'. Jasa-jasa yang sangat besar dari Kristus memulihkan kehormatan Allah dan kelebihannya (surplus of merit) digunakan untuk membayar dosa-dosa dari segala manusia yang beriman kepadaNya. Jadi jika seorang berdosa, ia minta ampun maka Allah akan mengampuni berdasarkan surplus of merit dari Kristus.

Penal Substitution Theory.
Teori ini merupakan turunan dari Satisfaction Theory dan populer hingga masa kini diantara gereja-gereja protestan konservatif. Dosa adalah pelanggaran terhadap keadilan Allah dan dalam keadilanNya, Allah harus menjatuhkan hukuman atas dosa. Kristus kemudian bersedia menjalani proses penebusan sebagai korban bagi Allah. Dosa manusia dipindahkan pada Kristus sehingga Allah menghukum Kristus karena dosa-dosa tersebut. Kematian Kristus menanggung dosa manusia menjadi dasar Allah mengampuni manusia.

Moral Influence Theory, Ransom Theory dan Recapitulation Theory diyakini diterima secara luas di abad-abad awal Gereja. Barulah pada abad pertengahan menjelang reformasi diyakini muncul Satisfaction Theory diikuti Penal Substitution Theory.
Kita bisa lihat tiap-tiap teori memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing terhadap ayat-ayat Alkitab. Ada teori yang tidak menekankan peran kematian Kristus di Salib, ada teori yang sangat menekankannya.

Jadi bagaimana?

Gereja dimana saya berjemaat meyakini Penal Substitution. Hal ini tidak mengherankan karena saya dari protestan. 
Marilah kita melihat beberapa nas.

Kol 1:14,20,22 
di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Ibr 9:13-14
Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Ibr 12:24
dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.

1Ptr 1:2
yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.

1Yoh 1:7
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

Why 1:5
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- 

Rm 6:3-4,11
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Gal 2:19
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus

Ef 2:5
telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan-- 


Dari nas di atas, ada beberapa hal yang saya jadikan catatan.
1. Korban pendamaian dan korban penebus salah
2. Tebusan
3. Percikan darah Kristus
4. Pengampunan dosa yang mendatangkan penebusan
5. Mempersembahkan diriNya kepada Allah
6. Dibaptis dalam kematianNya, disalibkan dengan Kristus, kita mati oleh kesalahan kita
7. Diselamatkan oleh kasih karunia

Di Taurat, kita bisa lihat di Imamat 16 sekilas praktek upacara pendamaian.
Dalam upacara pendamaian, lembu jantan disembelih untuk penebusan dosa yang mendamaikan Imam kepada Tuhan, seekor domba jantan untuk korban penebus salah seluruh bangsa dan seekor kambing jantan untuk proses pemindahan dosa dan pendamaian.
Semua hewan yang disembelih diambil darahnya untuk dipercikkan ke Tabut Pendamaian. Upacara ini wajib dilakukan setiap tahun. Sisanya segala dosa bangsa ditimpakan ke kepala kambing untuk dihalau pergi. Kedua prosesi ini untuk mendamaikan Allah dengan bangsa Israel selama 1 tahun ke depan.

Taurat mengajarkan kepada kita bahwa penumpahan darah adalah wajib untuk pengampunan dosa.

Im 17:11
Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.

Ibr 9:22 
Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

Nas ini menunjukkan keharusan penumpahan darah oleh Yesus Kristus sebagai dasar pengampunan dosa kita. Ya, Allah pun terlihat langsung mengampuni dosa tanpa upacara penebusan darah Taurat seperti pada kasus Yesaya.  

Yes 6:6-7
Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."

Atau seperti Niniwe yang diampuni Tuhan karena pertobatan dan puasa (Niniwe tidak hidup dalam Taurat).

Namun ini kasuistik. Secara prinsip umum yang Tuhan tetapkan bagi sebuah bangsa, pengampunan dosa membutuhkan penumpahan darah. 

Saya bersandar pada perkataan Yohanes Pembaptis bahwa Sang Anak Domba Allah adalah penebus dosa dunia. Begitu juga di Kitab Matius kita pelajari orang-orang kudus bangkit dan masuk Kota Kudus (sorga) sesudah Kristus bangkit. Paulus juga bersaksi bahwa oleh Kristus maka kebenaran oleh iman masuk kepada seluruh keturunan Adam.
 
Artinya, penebusan darah Yesus Kristus berlaku untuk seluruh manusia. Mekanisme yang berlaku adalah Tuhan mengampuni oleh korban darah Kristus yang berlaku surut (maksudnya korban darah Kristus juga diterapkan menghapus dosa orang-orang pra-Kristus, bahwa manusia pra-Kristus disempurnakan oleh penyucian darah Kristus). Taurat (yang merupakan bayangan) mensyaratkan penumpahan darah bagi penebusan dosa.

Jadi Ransom Theory, Satisfaction Theory, Penal Substitution Theory bisa diterima dari sudut pandang ini, sedangkan Moral Influence, Recapitulation & Christus Victor kurang memadai.

Ibr 9:13-14
Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Nas di atas bicara tentang persembahan Kristus kepada Allah, jadi setidak-tidaknya Ransom Theory for devil bisa digugurkan, kecuali untuk varian Ransom Theory for God the Father.

Rm 3:25
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Nas ini bicara tentang keadilan Allah. Saya belum berhasil menemukan ayat yang memadai tentang surplus of merit atau actions way beyond obligatory. Di sisi lain, Tuhan Yesus mengindikasikan bahwa cawan penderitaan yang harus Ia terima adalah dari Bapa. Dari situ rasanya Satisfaction Theory jadi kurang memadai.

Ada lagi ayat ini,

Yes 53:6,10-11
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.

Nas terkenal di atas, yaitu Mesias yang menderita membuat saya mau-tak-mau harus mengakui Penal Substitution Theory.

Anak Allah oleh kehendakNya sendiri, menyerahkan diriNya sebagai korban penebus salah kepada Allah. Dalam pengorbanan ini, Allah menimpakan kepadaNya kejahatan, dosa dan kesalahan umatNya sehingga Ia menerima kesakitan dan penghukuman. Hasilnya, hikmatNya dan kebenaranNya sendiri membenarkan banyak orang. 
 
Penal Substitution Theory diikuti Imputed Righteousness of Jesus Christ.

Apakah teori-teori lainnya bisa kita buang?
Jangan. 
Yang saya pahami selama ini, tidak ada teori yang 100% salah atau 100% benar selama itu bersifat penafsiran.

Masih ada poin ini:
Dibaptis dalam kematianNya, disalibkan dengan Kristus, kita mati oleh kesalahan kita

Poin di atas bersifat participatory.
Penal Substitution tidak bersifat participatory.

Saya meyakini hal ini berjalan dual-effect.
Penal Substitution untuk imputed righteousness dari Kristus kepada kita yang membenarkan kita untuk satu kali saja (kita jadi benar selamanya oleh kebenaran Kristus) dan mentransferkan dosa-dosa kita pada Kristus sehingga Kristus menumpahkan darah untuk penebusannya.
Yang ini untuk justification.

Di sisi lain, kita juga menjalani participatory dalam kehidupan Kristus dimana kita yang lama yang berdosa turut mati bersama-sama Dia dalam penyalibanNya, kita turut bangkit bersama-sama Dia dalam kebangkitanNya sebagai manusia baru, dan manusia baru kita turut menang bersama-sama dalam kehidupan Dia yang sempurna menggenapi Taurat, mengalahkan godaan Iblis dan kuasa dosa.
Yang ini bagian dari sanctification.

Rm 6:3-4,11
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Gal 2:19
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus

Ef 2:5
telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan--
 
Jadi kita juga hadir di sana bersama-sama Kristus berpartisipasi dalam:
  • KehidupanNya yang berkemenangan. KetaatanNya kepada Bapa adalah ketaatan kita, kekuatanNya menghadapi Iblis adalah kekuatan kita, kemenanganNya atas Taurat adalah kemenangan kita juga. Semua ini diimpartasikan dalam kehidupan kita secara nyata dari hari ke hari melalui iman.
  • KematianNya adalah kematian kita terhadap dosa, manusia lama, manusia yang berada dalam kutuk Hukum (hukum apapun yang menjatuhkan kita pada dosa).
  • KebangkitanNya adalah kebangkitan kita sebagai manusia baru, yang memiliki benih ilahi, gambar dan rupa Allah, anak-anak Allah.
Ef 4:24
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

2Kor 5:11
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Ciptaan baru akan memasuki proses pertumbuhan dan pengudusan (sanctification) bersama Roh Kudus dalam grace Allah.

Rm 6:22
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.

Sanctification mengikuti (bukan sebelum) justification.
Di sini bisa tercuplik sedikit dari Moral Influence-Example Theory, Recapitulation Theory dan Christ Victor (sedikit saja, tidak semuanya ya).
Pertumbuhan dan pengudusan hanya bisa berhasil jika kita setiap hari berpartisipasi bersama-sama Kristus, tidak bisa dengan kekuatan sendiri.

1Tes 5:10
yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.

Kehidupan dan persekutuan dinamis setiap hari bersama-sama Kristus memberikan impartasi kuasa kasih karunia dalam hidup kita (ingat perumpamaan anggur dimana Sang Pokok memberikan kehidupan pada cabang agar dapat berbuah).

Grace/kasih karunia adalah kuasa ilahi. Telah diberikan kepada kita untuk sanctification dalam takaran-takaran sesuai pengaturan Allah. Grace itulah kuasa yang memampukan kita melakukan kehendak Allah, bukan kekuatan kita sendiri. Maka itulah kita yang sudah diberikan grace tersebut layak menjalankannya dengan takut dan gentar.

Fil 2:12-13
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

Jika orang menginvestasikan uang 10 Milyar untuk kamu usahakan, bukankah kamu akan merasa takut dan gentar? Segan pada kepercayaan yang diberikan? Makin besar investasinya makin segan dan hati-hati kita, makin hormat kita pada orang tersebut?

2 Kor 6:1 
Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.

Apa rasanya kita sebagai manusia jika ada orang lain mempercayakan uang pada kita lalu bablas lenyap dalam waktu singkat? Grace itu power of God yang luar biasa, jauh lebih powerful dan useful daripada uang.

Kol 3:10
dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.

Kita tidak hanya mengingat korban penebusan Kristus saja, melainkan juga menyadari destiny kita yaitu hidup berkemenangan seperti Kristus. Kita punya tujuan hidup di dunia. Kita dikembalikan pada panggilan Allah untuk dominate ciptaanNya. Kita punya kekuatan untuk berbuah dan menggenapi panggilan Allah pada zaman kita. Kita berpartisipasi dalam kemenangan Kristus dan hidup bersama-sama Kristus. 
Ada kehidupan luar biasa yang menunggu kedatangan kita sesudah proses penebusan dosa. Kita tidak hidup setahun sekali untuk terus kembali pada upacara penebusan dosa.

Dalam justifikasi, kita ingat karya Kristus di kayu Salib yang telah membenarkan kita sekali untuk selamanya tanpa memperhitungkan personal righteousness kita,
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita ingat bahwa kita dalam Kristus sudah ditentukan sebagai pemenang dan kita on-the-way menuju kehidupan luar biasa yang Tuhan sudah sediakan.

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...