Minggu, 01 Mei 2016

Musa vs Yosua dalam Pengintaian



Ketika saya sedang ada dalam suatu kelas pembahasan Alkitab, saya diingatkan bahwa Musa dan Yosua sama-sama mengirim pengintai untuk melihat tanah Kanaan.

Musa mengirim dua belas orang atas perintah Tuhan.  
Kedua-belas orang ini adalah para pemimpin suku, orang-orang yang natural-born-leader.
Yosua mengirim dua orang saja secara diam-diam, kemungkinan atas inisiatifnya sendiri.

Marilah bandingkan keduanya.

Saya temukan bahwa ke-12 pengintai Musa melihat negeri itu dari 2 sisi, 
Yaitu sisi keberlimpahannya dan sisi ancamannya.

Bil 13:27-33
Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.
Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. 
Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan." Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"
Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." 
Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. 
Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.

Di sisi lain, 
Pengintai Yosua malah mendapatkan kabar yang berbeda, yaitu kabar baik saja yang keluar dari mulut Rahab.

Yosua 3:9-11
dan berkata kepada orang-orang itu: "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.

Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas.
Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. 

Ternyata penduduk Kanaan sudah takut terhadap Israel sejak 40 tahun yang lampau.
Jika saja ke-12 pengintai Musa mendapat kabar tersebut 40 tahun yang lalu, bukankah mereka akan dikuatkan hatinya dan bertekad maju menggempur Kanaan?

Mengapa kabar ketakutan Kanaan baru diberitahukan pada ke-2 pengintai Yosua 40 tahun kemudian?

Pertanyaan saya,
Mengapa Tuhan (secara tidak kebetulan) barulah memberitahukan perihal rasa takut bangsa Kanaan kepada para pengintai Yosua, bukan pada para pengintai Musa?

Jika mau, bisa saja ketika 12 pengintai Musa berkeliling Kanaan maka ada seorang 'Rahab' yang memberitahukan kepada mereka perihal kegentaran penduduk Kanaan. 
Mengapa tidak demikian?

Saya yakin ada banyak penjelasannya.

Izinkan saya membagikan sebuah sudut pandang tambahan.

-----


Musa dan Para Pengintai

Musa mendapat firman Tuhan untuk mengirim 12 pengintai.
Nada suara Tuhan sangat mantap karena Ia sudah siap membawa Israel menduduki Kanaan.

Bil 13:1-2
TUHAN berfirman kepada Musa: 
"Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka."

Tuhan berbicara kepada Musa dengan penuh keyakinan,
Sama seperti seorang bos bicara pada anak buahnya dengan inspiratif bahwa mereka pasti akan memenangkan tender.

Apakah tujuan Tuhan mengirim 12 pemimpin ke Kanaan?
Mungkin karena mereka butuh melihat kualitas tanah itu. 

Israel selama ini menunjukkan tendensi paranoia terhadap Tuhan.
Mereka ketakutan.

Hal itu wajar saja mengingat selama ini mereka diperbudak dan ditindas bangsa lain.
Mereka mengalami krisis kepercayaan.
Mereka masih meragukan tanah perjanjian ini. Seperti apakah tanah tersebut? Benarkah subur? Benarkah baik?
Mungkin dengan melihat tanah itu dan hasil-hasilnya, mereka bisa diyakinkan dan termotivasi.

Bagaimana respon Musa?
Musa meneruskan firman Tuhan kepada rakyat Israel.


Inilah ucapan Musa: 

Bil 13:17-20
Maka Musa menyuruh mereka untuk mengintai tanah Kanaan, katanya kepada mereka: "Pergilah dari sini ke Tanah Negeb dan naiklah ke pegunungan,

dan amat-amatilah bagaimana keadaan negeri itu, apakah bangsa yang mendiaminya kuat atau lemah, apakah mereka sedikit atau banyak;
dan bagaimana negeri yang didiaminya, apakah baik atau buruk, bagaimana kota-kota yang didiaminya, apakah mereka diam di tempat-tempat yang terbuka atau di tempat-tempat yang berkubu,
dan bagaimana tanah itu, apakah gemuk atau kurus, apakah ada di sana pohon-pohonan atau tidak.
Tabahkanlah hatimu dan bawalah sedikit dari hasil negeri itu." Waktu itu ialah musim hulu hasil anggur. 

Perhatikan yang saya bold.

Andaikan ada bos yang berkata pada anak buahnya:
'Kita pasti menang tender.'

Lalu anak buahnya berkata kepada stafnya:
'Coba kamu cek ke sana apakah pesaingnya perusahaan besar atau kecil, apakah tendernya mudah atau sulit, apakah proyeknya profit atau rugi, apakah waktunya panjang atau pendek.'

Kira-kira si staf akan melaporkan apa?
Si staf akan melaporkan apa adanya, apa untungnya dan apa ruginya, apa kemudahannya dan apa kesulitannya, lalu si staf akan menyimpulkan apakah tender itu bisa dicapai atau tidak.

Itulah.

Terjadi perbedaan bahasa dan cara penyampaian yang menyebabkan perbedaan pesan.
Tuhan menyampaikan bahasa optimisme kepada Musa,
Tetapi Musa tidak menyampaikan bahasa Tuhan apa adanya.

Saya tidak melihat Musa menyampaikan kalimat penting dari pesan Tuhan kepada para pengintai, yaitu tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel.

Pada masa itu, Tuhan tidak selalu bicara langsung pada Israel,
Tuhan bicara pada Musa dan Musa yang meneruskan pesan kepada Israel.
Apa yang keluar dari mulut Musa, itulah yang dipegang Israel dan itulah yang diyakini Israel sebagai perintah Tuhan.

Dari cara Musa bicara kepada Israel pada kejadian itu, Israel tidak menerima bahasa optimisme dari Tuhan.

Bahasa Musa mengandung keraguan,

Saya pikir para pengintai menginterpretasikan isi pesan Musa sebagai salah satu bentuk keragu-raguan.
Musa seolah berkata kepada para pengintai: Cobalah kamu cek janji Tuhan itu benar atau tidak, benarkah berlimpah susu madu atau tidak, benarkah kita bisa menguasainya atau tidak

Para pengintai pergi dengan ketidakpastian, lalu mereka membawa kabar 2 sisi yaitu kabar baik dan kabar buruk.
Dengan latar belakang Israel yang seumur hidupnya mengenal perbudakan, wajar mereka langsung jatuh dalam pesimisme.
Hanya 2 dari para pengintai yang mengingat dan menyampaikan apa yang Tuhan firmankan saat membawa mereka keluar dari Mesir.

Sesudah Israel menangis dalam duka, Musa tidak kunjung berbicara secara inspiratif untuk mengingatkan Israel pada penyertaan Tuhan terdahulu. 
Ia pun sebagai pemimpin tidak menyampaikan firman Tuhan yang sudah ia dengar bahwa Tuhan siap menyerahkan Kanaan kepada mereka.

Benarkah Musa ragu?
Pertanyaan saya, apakah Musa tau seperti apa orang-orang Kanaan itu?
Apakah Musa sebelumnya sudah tau orang-orang Kanaan itu kuat dan kotanya berbenteng?

Musa tau.
Mertua Musa adalah seorang imam di Midian. Midian adalah salah satu kaum di Kanaan.
Rasanya mustahil jika Musa tidak tau bagaimana kondisi Kanaan. Sangat mungkin Musa pernah datang ke Kanaan selama ia tinggal di gurun atau setidak-tidaknya pernah mendegar seperti apa kondisi Kanaan dari mertua maupun isterinya.
Dengan gambaran mental seperti itu, maka tidak heran Musa menyimpan keraguan dalam dirinya.

Perhatikan pertanyaan pertama Musa kepada para pengintai:

Bil 13:17-20
Maka Musa menyuruh mereka untuk mengintai tanah Kanaan, katanya kepada mereka: "Pergilah dari sini ke Tanah Negeb dan naiklah ke pegunungan,

dan amat-amatilah bagaimana keadaan negeri itu, apakah bangsa yang mendiaminya kuat atau lemah, apakah mereka sedikit atau banyak;

Pertanyaan pertama Musa (yang dianggapnya paling penting) adalah kuat atau lemahkah lawan mereka.
Mengapa itu yang pertama? Karena Musa sudah tau sebelumnya bahwa Kanaan itu kuat.
Ia ingin memastikan apakah Kanaan sekarang masih tetap sekuat dahulu.

Mengapa pertanyaan pertama bukan soal kelimpahan tanah? Bukankah Tuhan selalu bicara mengenai kelimpahan susu dan madu? 

-----


Yosua dan Para Pengintai

Yosua juga sama, ia mengirim pengintai 2 orang. Tidak dicatat bahwa Tuhan memerintahkan pengintaian ini. Pendapat pribadi saya, Yosualah yang berinisiatif mengirim pengintai.

Yos 2:1
Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.

Mengapa ia melakukannya diam-diam? Saya tidak tau persis, Alkitab tidak memberitahukannya.
Yang saya tau, Yosua belum menerima strategi perang dari Panglima Balatentara Tuhan (yang menurut saya adalah Theofani dari Allah sendiri).
Kemungkinannya, Yosua ingin memastikan bagi dirinya sendiri bagaimana caranya mengalahkan bangsa Kanaan.

Yosua tidak mengirim pengintai untuk melihat apakah janji Tuhan benar atau tidak, melainkan untuk melihat bagaimana caranya merebut apa yang Tuhan sudah janjikan.

Sebelum mengirim pengintai, Yosua berkata pada bangsa Israel:

Yos 1:10-15
Lalu Yosua memberi perintah kepada pengatur-pengatur pasukan bangsa itu, katanya: 
"Jalanilah seluruh perkemahan dan perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sediakanlah bekalmu, sebab dalam tiga hari kamu akan menyeberangi sungai Yordan ini untuk pergi menduduki negeri yang akan diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki. "Kepada orang Ruben, kepada orang Gad dan kepada suku Manasye yang setengah itu berkatalah Yosua, demikian: 
"Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu, yakni: TUHAN, Allahmu, mengaruniakan keamanan kepadamu dan memberikan kepadamu negeri ini; perempuan-perempuan dan anak-anak di antara kamu dan ternakmu boleh tinggal di negeri yang diberikan Musa kepadamu di seberang sungai Yordan, tetapi kamu, semua pahlawan yang gagah perkasa, haruslah menyeberang di depan saudara-saudaramu dengan bersenjata, dan haruslah menolong mereka, sampai TUHAN mengaruniakan keamanan kepada saudara-saudaramu seperti kepada kamu juga, dan mereka juga menduduki negeri yang akan diberikan kepada mereka oleh TUHAN, Allahmu. Kemudian bolehlah kamu pulang kembali ke negerimu sendiri dan menduduki negeri yang diberikan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu di seberang sungai Yordan, di sebelah matahari terbit."

Perkataan Yosua ini konsisten dengan ucapan Tuhan kepadanya:

Yos 1:1-3
Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: 
"Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. 

Yosua menyampaikan bahasa Tuhan sebagaimana apa yang Tuhan maksudkan kepada Israel.
Tuhan optimis, maka Yosua juga optimis.
Bahasa optimisme Tuhan disampaikan Yosua kepada Israel, maka Israel juga optimis.

Apakah Yosua ragu?
Ya, ia ragu akan cara menaklukkan Kanaan.

Ia tidak ragu akan menduduki Kanaan, ia hanya tidak tau bagaimana caranya.
Maka ia mengirimkan secara diam-diam pengintai.

Ini ibarat seorang bos bicara pada anak buahnya:
'Kita pasti menang tender.'

Lalu anak buahnya berkata kepada stafnya:
'Kalian semua siap-siap ya, kita akan ikut tender dan kita pasti menang tender.'

Si anak buah ini kemudian bicara pada mandornya (kemungkinan orang kepercayaannya) secara diam-diam:
'Brur, kalian coba kesana dan temukan bagaimana cara kita memenangkan tender itu, coba lihat kelemahan pesaing kita.' 

Kira-kira si mandor akan melaporkan apa?
Si mandor akan melaporkan metode dan celah apa saja yang dapat memenangkan tender itu.
Di sisi lain, semua staf yang besok akan menjalani tender tetap datang kesana dengan hati yang mantap bersemangat juang membara.

-----


Inilah bedanya dengan Musa.
Musa berbahasa keraguan, Yosua berbahasa kepastian.
Musa tidak menyampaikan pesan Tuhan dengan penuh, Yosua menyampaikan maksud Tuhan dengan tepat.

Tentunya wajar Yosua ragu akan caranya, namun ia tidak ragu akan tujuannya. 

Ketika seseorang menerima firman Tuhan yang nyaris mustahil, adalah wajar jika ia bertanya bagaimana caranya supaya itu terjadi namun hatinya harus tetap yakin bahwa Tuhan sanggup mewujudkan sesuai janjiNya.
 
Keraguan yang ia miliki tidak ia sebarkan pada rakyat melainkan ia simpan pada golongan tertentu saja.

Tuhan menghargai sikap Yosua,
Pada saat pengintai Yosua mengarungi Kanaan, Tuhan berikan bonus pada Yosua:
  1. Para pengintai diambang maut namun diselamatkan Tuhan, yang mana menambah kepastian pada Israel
  2. Para pengintai menceritakan bahwa seluruh Kanaan sudah jatuh mental terhadap pasukan Israel

Mengenai caranya, Panglima Balatentara Tuhan kemudian memberitahukannya.

-----


Kisah ini mengingatkan saya pada alasan Musa tidak masuk tanah perjanjian.

Bil 20:12
Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

Mungkinkah peristiwa ini juga menjadi pertimbangan Tuhan? 

Dalam peristiwa ini, Musa ragu sehingga ia dan seluruh bangsa gagal masuk Tanah Perjanjian,
Dalam peristiwa Meriba, Musa tidak menghormati kekudusan Tuhan sehingga ia sendiri yang gagal masuk Tanah Perjanjian.

Kejadian di Masa-Meriba dan kejadian di pinggir Kanaan mengajarkan kita mengenai iman.

Musa, seorang pemimpin rohani gagal menyampaikan maksud Tuhan secara tepat kepada umat, umat kemudian jatuh imannya dan mengalami konsekuensinya.

Ketika kita menerima perkataan Tuhan bagi diri kita, bagaimana sikap kita?
Ketika kita menerima perkataan Tuhan bagi orang lain, bagaimana sikap kita?

Saat imam Zakharia melihat sendiri malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar bahwa isterinya akan mengandung, ia tidak percaya dan menolaknya padahal ia sendiri telah berdoa agar berketurunan.
Maka Zakharia menjadi bisu. 

Luk 1:13
Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.


Saat Maria melihat malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar bahwa ia akan mengandung ketika masih perawan, ia ragu bagaimana caranya Tuhan mewujudkan itu.

Luk 1:34
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?

Malaikat Gabriel lalu memberitahukan sebuah cara yang 'mustahil' bagi akal manusia, tetapi Maria menerimanya dengan iman.
Maka Maria dikenal sebagai tokoh besar kekristenan sebagai seorang yang sangat taat walaupun dalam kemustahilan, Maria dihormati sebagai seorang yang melahirkan Mesias.


-----

Apa yang saya tuliskan ini terutama bicara kepada diri saya sendiri.
Saya diberikan visi oleh Tuhan. Entah bagaimana caranya terwujud di hadapan segala kemustahilan yang terlihat, saya tetap harus meyakininya bahwa ini pasti terjadi

Anda pun demikian, janji Tuhan kepada Anda pasti terwujud.
Sikap Anda terhadap janji tersebut diperhitungkan di hadapan Tuhan.
Ia yang akan menyediakan caranya, Anda memegang optimismeNya.

Tuhan Yesus memberkati.


Tidak ada komentar:

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...