Pernah ada yang mempertanyakan kepada kami, mengapa Allah tidak berbuat apa-apa terhadap kematian anak-anak kecil.
Bukankah kasihan anak-anak itu, bukankah mereka tidak bersalah apa-apa dan apalah gunanya kematian tersebut bagi mereka?
Berikut adalah apa yang saya temukan di Alkitab.
Mungkin ini bukan sesuatu yang dapat sepenuhnya memuaskan pertanyaan orang, namun saya berharap semoga tulisan ini dapat memberikan penghiburan bagi mereka yang merasakan kehilangan.
Alkitab mencatat beberapa kejadian kematian anak-anak, namun saya akan membahas terlebih dahulu peristiwa yang menimpa anak Yerobeam.
1 Raja-raja
14:1-14
Pada waktu itu Abia, anak Yerobeam, jatuh sakit.
Lalu Yerobeam berkata kepada isterinya: "Berkemaslah!
Menyamarlah, supaya jangan diketahui orang, bahwa engkau isteri Yerobeam, dan
pergilah ke Silo. Bukankah di sana tinggal nabi Ahia! Dialah yang telah
mengatakan tentang aku, bahwa aku akan menjadi raja atas bangsa ini.
Bawalah sepuluh roti, kue kismis, dan sebuli-buli air madu, dan
pergilah kepadanya. Dia akan memberitahukan kepadamu, apa yang akan terjadi
dengan anak ini."
Isteri Yerobeam berbuat demikian. Ia berkemas, pergi ke Silo dan
masuk ke rumah Ahia. Ahia tidak dapat melihat lagi, sebab matanya sudah kabur
karena ia sudah tua.
Tetapi TUHAN telah berfirman kepada Ahia: "Bahwasanya isteri
Yerobeam datang untuk menanyakan kepadamu perihal anaknya, sebab anak itu
sedang sakit. Begini-begini harus kaukatakan kepadanya." Ketika perempuan
itu masuk, berbuatlah ia seolah-olah ia orang lain.
Tetapi segera sesudah Ahia mendengar bunyi langkah perempuan itu,
sementara melangkah masuk pintu, berkatalah ia: "Masuklah, hai isteri
Yerobeam! Mengapakah engkau berbuat seolah-olah engkau orang lain? Aku disuruh
menyampaikan pesan yang keras kepadamu.
Pergilah, katakan kepada Yerobeam: Beginilah firman TUHAN, Allah
Israel: Aku telah meninggikan engkau dari tengah-tengah bangsa itu, dan
mengangkat engkau menjadi raja atas umat-Ku Israel;
Aku telah mengoyakkan kerajaan dari keluarga Daud dan
memberikannya kepadamu, tetapi engkau tidak seperti hamba-Ku Daud yang tetap
mentaati segala perintah-Ku dan mengikuti Aku dengan segenap hatinya dan hanya
melakukan apa yang benar di mata-Ku.
Sebab engkau telah melakukan perbuatan jahat lebih dari semua
orang yang mendahului engkau dan telah membuat bagimu allah lain dan
patung-patung tuangan, sehingga engkau menimbulkan sakit hati-Ku, bahkan engkau
telah membelakangi Aku.
Maka Aku akan mendatangkan malapetaka kepada keluarga Yerobeam.
Aku akan melenyapkan dari pada Yerobeam setiap orang laki-laki, baik yang
tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel. Aku akan menyapu keluarga
Yerobeam seperti orang menyapu tahi sampai habis.
Setiap orang dari pada Yerobeam yang mati di kota akan dimakan
anjing dan yang mati di padang akan dimakan burung yang di udara. Sebab TUHAN
telah mengatakannya.
Tetapi bangunlah dan pulang ke rumahmu. Pada saat kakimu
melangkah masuk kota, anak itu akan mati.
Seluruh Israel akan meratapi dia dan menguburkan dia, sebab hanya
dialah dari pada keluarga Yerobeam yang akan mendapat kubur, sebab di antara
keluarga Yerobeam hanya padanyalah terdapat sesuatu yang baik di mata TUHAN,
Allah Israel.
Dan TUHAN akan membangkitkan bagi-Nya seorang raja atas Israel
yang akan melenyapkan keluarga Yerobeam--seperti kenyataan sekarang ini.
Kemudian TUHAN akan menghajar orang Israel, sehingga
tergoyah-goyah seperti gelagah di air dan Ia akan menyentakkan mereka dari pada
tanah yang baik ini yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang mereka; Ia
akan menyerakkan mereka ke seberang sungai Efrat sana, oleh karena mereka telah
membuat tiang-tiang berhala mereka dan dengan demikian menyakiti hati TUHAN.
Ia akan lepas tangan terhadap orang Israel oleh karena dosa-dosa
yang telah dilakukan Yerobeam dan yang mengakibatkan orang Israel berdosa
pula."
Sesudah itu bangkitlah isteri Yerobeam dan pergi, lalu sampailah
ia ke Tirza. Pada saat ia masuk melangkahi ambang pintu rumah, matilah anak
itu.
Mereka menguburkannya, dan seluruh Israel meratapi dia sesuai
dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan hamba-Nya, nabi Ahia.
Selebihnya dari riwayat Yerobeam, bagaimana ia berperang dan
bagaimana ia memerintah, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah
raja-raja Israel.
Lamanya Yerobeam memerintah ada dua puluh dua tahun, kemudian ia
mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya. Maka anaknya menjadi
raja menggantikan dia.
Dalam
kasus Yerobeam ini, meninggalnya anak Yerobeam karena sakit merupakan berkah
bagi anaknya tersebut, karena anak ini tidak akan mengalami nasib tragis yang akan kelak menimpa
keluarga Yerobeam.
Tuhan
melihat bahwa anak Yerobeam ini adalah seorang yang hatinya baik sehingga Ia meluputkannya
dari malapetaka di masa depan.
Dengan kata lain, Tuhan memilihkan bagi anak ini sebuah kematian yang lebih baik daripada cara kematian yang lebih tragis di masa depan. Anak
ini kemudian mendapat perhentian bersama-sama Tuhan dan diratapi oleh seluruh Israel.
Kasus
Yerobeam ini mungkin tidak sama persis dengan beragam kasus-kasus
kematian anak-anak lainnya.
Namun begitu, pada kisah ini kita melihat sebuah prinsip yang sangat mendasar.
Prinsip tersebut adalah:
Allah mengetahui dan Allah memegang kendali.
Nasib yang menimpa anak Yerobeam ini tidak luput dari pandangan Allah.
Allah kemudian merancangkan sebuah akhir yang lebih baik bagi anak itu berdasarkan pengetahuanNya akan masa depan.
Kadang kala, dalam kesedihan dan kekalutan kita, kita bisa lupa bahwa Allah tahu.
Dia tahu segala hal yang menimpa kita dan segala pergumulan kita.
Ya, dunia ini sudah rusak.
Ya, tidak semua yang kita alami itu adil dan tidak semua yang kita alami akan baik.
Ya, kita lihat ada anak-anak yang meninggal karena sakit, ataupun anak-anak yang meninggal karena perbuatan jahat orang lain.
Tapi apapun sebab dan kondisi kematian anak-anak, Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa Allah sesungguhnya memperhatikan mereka dan Ia punya tujuan yang sudah dipersiapkan bagi anak-anak itu.
Mari kita renungkan,
Bagaimana
jika ada seorang anak yang lahir sehat, bertumbuh normal lalu di masa depan terkena narkoba
dan meninggal karena overdosis? Kemanakah anak itu akan pergi?
Apakah
lebih baik jika ia meninggal ketika masih kecil sebelum ia cukup dewasa untuk
kenal narkoba?
Bagaimana jika ada anak yang bertumbuh hingga dewasa kemudian hidup dalam dosa dan mati dalam
dosanya?
Apakah lebih baik baginya jika ia meninggal pada usia muda sebelum ia
mengenal sukarnya lepas dari keterikatan dosa?
Atau
bagaimana jika ada anak yang bertumbuh hingga remaja kemudian ia meninggal dengan cara-cara
yang menyakitkan dan tragis di tangan orang lain, adakah menurut kita lebih
baik ia meninggal karena sakit saat masih kecil?
Pertanyaan
macam ini hanya Tuhan yang bisa menjawabnya dan hanya Dia yang pantas menetapkannya
karena Ia tau apa yang akan terjadi.
Kita melihat anak kecil yang meninggal dan kita merasa sedih karena kita membayangkan asumsi-asumsi masa depan yang cerah bagi anak ini,
Namun hanya sebatas itulah kemampuan kita, yaitu perkiraan-perkiraan. Kita tidak benar-benar tahu kelak akan seperti apa anak tersebut.
Kita tidak bisa mengetahui anak ini ketika sudah dewasa akan menjadi apa,
akan seperti apa nasibnya, akan bagaimana keadaannya, seperti apakah
kematiannya kelak.
Itu
semua Tuhan yang bisa tahu.
Apa yang Tuhan tetapkan bagi anak-anak adalah yang terbaik di mataNya dari segi ending.
Ya,
tidak semua anak-anak akan mengalami karunia istimewa yang sama, tetap ada anak-anak
yang bertumbuh hingga dewasa dan mungkin kelak hidup menderita di dunia.
Dan
kita juga akan mempertanyakannya.
Manusia selalu akan bertanya dan tidak akan puas.
Jika
ada anak meninggal dari kecil, kita pertanyakan kepada Tuhan;
Jika
ada anak yang tumbuh hingga dewasa lalu mengalami pelecehan, kita juga pertanyakan kepada
Tuhan;
Jika
ada anak yang tumbuh hingga dewasa namun kematiannya tragis, kita juga pasti pertanyakan kepada Tuhan.
Intinya,
manusia selalu mempertanyakan Tuhan.
Anak
Yerobeam ini mendapat karunia istimewa dari Tuhan karena ia tidak perlu
mengalami derita yang lebih pahit di masa depan.
Jika
kita melihat gambaran yang lebih besar, jauh dari yang bisa kita duga, maka
anak Yerobeam ini lebih beruntung daripada semua anak-anak Yerobeam lainnya
yang diberi kesempatan utk tumbuh dewasa.
Salomo
mengatakan:
Pkh 6:3-5
Jika orang
memperoleh seratus anak dan hidup lama sampai mencapai umur panjang, tetapi ia
tidak puas dengan kesenangan, bahkan tidak mendapat penguburan, kataku, anak
gugur lebih baik dari pada orang ini. Sebab anak
gugur itu datang dalam kesia-siaan dan pergi dalam kegelapan, dan namanya
ditutupi kegelapan. Lagipula ia tidak melihat matahari dan tidak mengetahui
apa-apa. Ia lebih tenteram dari pada orang tadi.
Iman Kristiani meyakini bahwa
anak-anak yang meninggal langsung mendapat tempat di sisi Tuhan karena
anak-anak ini belum dapat membedakan dosa dan belum dapat dituntut atas dosa.
Mereka sebenarnya hidup
lebih tenteram daripada kita semua yang diizinkan Tuhan mengenal pahitnya hidup
di dunia.
Mereka
langsung ke sorga sementara kita menghadapi pergumulan entahkah ke sorga atau
berujung ke neraka.
Daud berkata mengenai anaknya yang meninggal tidak lama sesudah lahir:
2 Sam 12:23
Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku.
Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku.
Kemanakah Daud pergi?
Ke sorga bukan? Maka anak ini yang belum sempat mengenal dunia ternyata sudah langsung berada bersama Tuhan di hadiratNya.
Justru kitalah yang masih harus berjuang untuk pergi ke tempat anak itu berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar