Senin, 14 April 2014

Apakah Allah Menciptakan Iblis dan Dosa?



Semua ciptaan Allah pasti memiliki 'signature' dari Sang Penciptanya,
Yaitu bagian-bagian dari sifat Allah agar kita belajar mengenal Allah dari ciptaan-ciptaanNya tersebut.

Ketika kita bicara soal akal-budi, maka ciptaan Allah yang diberikan akal-budi luhur adalah malaikat dan manusia.
Adanya akal-budi menjadikan malaikat dan manusia bisa 'nyambung' ketika berinteraksi dengan Allah.
Manusia dan malaikat mampu berhubungan timbal-balik dengan Allah, kapabel untuk ngerti apa yang Allah inginkan.

Karena diberikan akal-budi, maka malaikat dan manusia memiliki kemampuan/potensi untuk memikirkan dan menimbang 2 sisi dari sebuah perintah.

Ketika Adam diberikan perintah:
'Jangan makan buah pengetahuan, tapi boleh makan semua buah lain.'

Maka dari 1 saja perintah itu, di pikiran Adam akan muncul kesimpulan:
1. Adalah baik untuk tidak memakan buah pengetahuan
2. Adalah salah untuk memakan buah pengetahuan

Dengan hanya 1 perintah saja tanpa perlu diuraikan panjang lebar, maka Adam bisa berpikir, menganalisa dan menyimpulkan apa
yang baik dan apa yang jahat.

Artinya,
Seiring dengan pemberian akal-budi dan perintah pada manusia, maka manusia juga diberikan kemampuan/potensi untuk mengenali apa
yang baik dan apa yang jahat.

Paulus berkata:
Jika tidak ada perintah (Taurat), maka kita tidak mengenal mana
yang dosa dan mana yang tidak dosa.
Kenapa kita bisa mengenalinya? Karena kita punya akal-budi.

Buah pengetahuan baik dan jahat memperbanyak 'moralitas-moralitas' di benak Adam, maka Adam punya semakin banyak pertimbangan akan apa yang baik dan apa yang jahat
.

Hukum Taurat adalah salah satu wujud dari buah pengetahuan baik dan jahat.


Pada dasarnya,
Setiap kali kita berjumpa dengan seperangkat 'moralitas baik vs jahat', maka kita telah berjumpa dengan perwujudan buah pengetahuan baik & jahat.

Buah pengetahuan baik-jahat itu pada dasarnya baik karena menjabarkan moralitas.
Hukum Taurat itu baik karena menjabarkan kehendak-kehendak Allah.
 
Sayangnya, Adam belum mampu menanggung semua pengetahuan itu.
Bayangkan seorang anak kecil yang diberikan palu godam yang 2 kali lebih berat darinya, maka anak itu mudah sekali melukai dirinya sendiri saat mengayunkan palu godam tersebut.

Adam belum cukup kuat untuk mengelola pengetahuan baik & jahat, maka buah itu malah mendatangkan kematian baginya.
Di sisi lain, Allah sangat mampu mengelola pengetahuan baik-jahat.
Mengapa?
Karena Allah adalah KASIH.

Kasih dalam diri Allah memampukan Allah untuk melakukan yang baik walau Ia tau apa yang jahat.

Sekarang tinggal 1 pertanyaan,
Apakah Adam juga diberikan 'keleluasaan' untuk melakukan apa
yang baik dan apa yang jahat?

Jika ya, maka itulah 'kehendak bebas'.

-------
Kita sudah bahas Adam,
Bagaimana dengan malaikat?

Sistem
yang sama juga bekerja pada malaikat.
Malaikat diberikan akal-budi untuk memahami apa
yang baik dan apa yang jahat.
Malaikat juga diberikan keleluasaan untuk bertindak.
Malaikat tidak dciptakan sebagai robot yang otomatis akan patuh.

Si Bintang Timur (Lucifer) itu dari sejak penciptaannya sudah mengetahui bahwa menyembah, memuliakan dan tunduk kepada Allah adalah hal
yang baik.
 
Di sisi lain, ia juga otomatis tau bahwa kesombongan, keinginan menyamai Allah dan konspirasi untuk meninggikan diri adalah hal yang jahat.

Pada saat ia memilih melakukan apa yang jahat, maka ia langsung dihakimi karena ia berdosa dari dirinya sendiri (tidak ada yang menggoda Lucifer untuk berdosa selain dirinya sendiri).

Lucifer dibuang dan dipecahkan dari segala kemuliaan ilahi.
Dari sana lahirlah Iblis.
Segala apa yang 'diketahuinya' sebagai kejahatan, itulah yang menguasai dan memakan dirinya sampai habis.

Allah kita adalah KASIH, bukan karena Allah tidak tau apa itu kejahatan melainkan karena Allah memilih melakukan kasih.
Seorang
yang mengasihi akan tau apa itu perbuatan tidak mengasihi, tetapi memilih untuk mengasihi.

Iblis tau apa
yang jahat karena ia tau apa yang baik, tetapi ia melakukan yang jahat sejadi-jadinya.

Allah tidak menciptakan Iblis.
Allah menciptakan malaikat
yang bisa berpikir.
Ketika malaikat itu memilih melakukan apa
yang diketahuinya sebagai jahat maka disanalah lahirlah Iblis dan setan-setannya.

Allah tidak menciptakan dosa.
Allah menciptakan keleluasaan melakukan hasil olah-pikir akal-budi.
Ketika malaikat dan manusia memilih melakukan apa yang diketahuinya sebagai jahat, maka muncullah dosa.

Tuhan ciptakan akal-budi dan potensi bagi kita untuk mengenali apa yang baik dan apa yang jahat,
Jika kita tidak mempunyai akal-budi, kita tidak akan pernah tau apa itu kebaikan dan kejahatan. Kita tidak akan mengenal dosa maupun kasih.

Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 07 April 2014

Urapan



 
ROH KUDUS

Roh Kudus adalah Pribadi Allah.
Roh Kudus itu hidup: Ia berbicara, Ia memerintah, Ia berkehendak dan Ia bergerak.
Roh Kudus adalah Pribadi Allah yang mengalirkan kuasa Allah kepada manusia.
Ketika manusia bertindak menggunakan kuasa Allah, maka Roh Kudus yang mengerjakannya sehingga manusia dapat melakukannya.

Kis 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.


Perhatikan,
Manusia baru akan menerima kuasa jika Roh Kudus mengerjakannya
.

Melalui apakah Roh Kudus mengerjakan semua itu?
Melalui URAPAN.

Roh Kudus itu Satu, tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat ditakar-takar dan tidak dapat dipindah-pindah, tetapi Urapan Roh Kudus dapat dibagi-bagi, dapat ditakar-takar dan dapat dipindah-pindah sekehendak Roh Kudus itu sendiri.

----------

Untuk setiap pekerjaan Tuhan, dibutuhkan takaran urapan tertentu agar hal itu dapat terlaksana.

Saya mengilustrasikan urapan Roh Kudus itu seperti listrik yang mendatangkan daya.

Ada benda-benda
yang baru bisa berfungsi jika dberikan listrik sebesar 3 volt, ada yang butuh 10 volt, ada yang butuh 220 volt, maka baterai yang digunakan akan berbeda.

Ketika baterai dimasukkan, listrik dialirkan sehingga benda dapat berfungsi.
Begitupun ketika urapan diberikan oleh Roh, maka kuasa dialirkan sehingga pekerjaan Tuhan dapat diselesaikan.

Itulah urapan.
Ada beda-beda urapan untuk beraneka-ragam pekerjaan Tuhan, tetapi semua diberikan oleh Roh
yang sama.

Biasanya urapan disimbolkan dengan minyak.
Pada saat hamba Tuhan mengoleskan minyak (secara jasmaniah), maka urapan pun turun (secara rohaniah) - sama ilustrasinya seperti baterai dimasukkan.

Pengurapan tidak selalu harus didahului oleh tanda jasmaniah seperti perminyakan.
Pada dasarnya dengan imanpun sudah cukup, misalkan seseorang menerima urapan dengan iman, maka urapan itu bekerja.

----------

Ketika kita memahami konsep di atas, maka kita bisa membuka tulisan-tulisan Alkitab yang membedakan antara Pribadi Roh dengan Urapan Roh.

Misalnya :

Bil 11:25
Lalu turunlah Tuhan dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi


Bisakah Pribadi Roh Kudus dicabut sebagian lalu dipindahkah ke orang lain?

TIDAK BISA karena Pribadi Roh Kudus itu Satu.

Tetapi Urapan Roh Kudus bisa diambil sebagian dan diberikan pada orang lain.

Ketika urapan dengan takaran separuh itu dipindahkan ke orang lain, maka akan ada manifestasi kuasa
yang bekerja atas orang itu.

Ketika Roh Kudus memberikan urapanNya pada manusia, maka urapan
yang ada pada orang itu akan mengerjakan apa yang Tuhan kehendaki.

-----------

Pada jaman Perjanjian Lama, Urapan Roh Kudus dapat turun ke atas para nabi atau orang-orang
yang ditunjuk Tuhan, walaupun orang-orang itu belum memiliki Pribadi Roh Kudus di dalam hatinya.

Sekalipun di dalam hati belum bertahta Pribadi Roh Kudus, namun ketika Urapan Roh Kudus turun ke atas atau hinggap di atas seseorang, maka orang itu akan mendapat kuasa dan menjadi media bagi Tuhan untuk mengalirkan kuasaNya.

Bil 11:17
Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya.


--------

Di jaman Perjanjian Baru, setelah kebangkitan Tuhan Yesus, maka Pribadi Roh Kudus sudah berdiam di hati manusia.
Kapankah itu?
Yaitu ketika seseorang bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Ketika seseorang beriman pada Yesus Kristus, maka Roh Kudus masuk dalam hatinya dan bertahta di sana.

Setelah Pribadi Roh berdiam (kelahiran baru), maka kita akan dituntun masuk dalam suatu peristiwa bernama 'Baptisan Roh Kudus'.

BAPTISAN ROH KUDUS

Baptisan Roh Kudus adalah saat pertama kalinya Urapan Roh Kudus turun ke atas diri seseorang, memberikan orang itu suatu takaran kuasa yang lebih besar (sehingga ia dapat menjadi saksi) dan membuka jalan bagi orang itu mengalami karunia-karunia Roh.

Kis 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.


Sebelum kejadian Pentakosta itu, Roh Kudus (Pribadi Roh Kudus) sudah terlebih dahulu masuk ke dalam diri para rasul.

Ini ayatnya :

Yoh 20:22
Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus

 
Sebelum Tuhan Yesus terangkat ke surga, Ia mengembusi para rasul agar mereka menerima Roh Kudus dan mereka telah menerimanya,
Namun begitu Tuhan Yesus tetap menjanjikan suatu waktu dimana Roh Kudus akan turun ke atas mereka agar mereka menerima kuasa sebagai saksi.


Sekilas ini seolah kontradiktif.
Jika sudah terima Roh Kudus, lalu mengapa menunggu Roh Kudus lagi?

Kita sekarang dapat memahami bahwa pada awalnya yang diterima para rasul adalah Pribadi Roh Kudus yang masuk dalam hati mereka membawa iman dan pemulihan.

Tetapi mereka masih diminta menunggu Urapan Roh Kudus yang memampukan mereka menjadi saksi.
 

Setelah terangkatnya Tuhan Yesus, maka Roh Kudus turun ke atas atau hinggap di atas para rasul sehingga mereka diperlengkapi kuasa dari tempat mahatinggi.

Kis 2:2-4
Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.


Sebelum Tuhan Yesus terangkat, Pribadi Roh Kudus telah masuk dalam diri para rasul.
Tetapi pada saat pentakosta, Urapan Roh Kudus turun ke atas para rasul dan memperlengkapi mereka dengan kuasa Roh.

Pada saat Urapan Roh itu turun ke atas mereka dalam wujud seperti nyala api, maka mengalirlah kuasa Roh atas mereka dan mereka mulai bergerak dalam karunia-karunia Roh (di kasus itu adalah karunia berbicara dalam bahasa-bahasa lain).

Baptisan Roh adalah pintu masuk awal menuju karunia Roh karena karunia Roh membutuhkan takaran urapan yang lebih besar dari takaran urapan kelahiran baru.

Takaran urapan inilah yang membedakan pelayanan seorang hamba Tuhan dari hamba Tuhan lainnya.
Hamba Tuhan
yang diberi karunia menyembuhkan akan mempunyai takaran urapan kesembuhan jauh lebih besar daripada hamba Tuhan lainnya.

Setiap hamba Tuhan sudah diberikan takaran awal talenta, maka bisa saja ada hamba Tuhan yang mujizatnya terlihat lebih ekstrim daripada hamba Tuhan lainnya yang berkecimpung di bidang sama.
Semuanya itu adalah kasih karunia.

Takaran besar tanggung-jawab pun besar.
 

Peningkatan takaran urapan diberikan oleh Tuhan sesuai dengan panggilan dan/atau harga yang dibayar.

Seorang
yang dpanggil sebagai Gembala akan diberikan urapan penggembalaan.
Urapan itu akan bekerja melalui dia sekalipun dia tidak sedang menjalankan tugas penggembalaan.

Misalnya,
Urapan seorang gembala dapat menyebar ke sekeliling area penggembalaannya untuk memanggil domba-domba datang beribadah, menobatkan orang-orang baru dan membantu penyelesaian masalah jemaat sekalipun si gembala itu tidak dengan sadar sedang melakukannya.
Maka jangan heran jika gereja dari gembala
yang diurapi akan bertambah-tambah penuh sekalipun tidak ada 'metode' penginjilan yang spektakuler. Semua adalah kerja urapan.

Itulah ajaibnya pengurapan.
Urapan dapat bekerja sendiri sesuai dengan fungsinya.

Seorang
yang melayani tanpa urapan akan merasakan beban yang sangat berat. 
Urapan akan menghancurkan kuk perhambaan yang berat.

Mat 11:30
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan


Beban dari Tuhan itu ringan karena urapan.

Tuhan memanggil sekaligus mengurapi sehingga Dialah yang sebetulnya bekerja.
Jika seseorang benar-benar diurapi, maka ia akan sadar bahwa tidak ada jasa yang dapat dibanggakannya.

Selain panggilan, Tuhan juga membuka pintu pemberian urapan berdasarkan harga yang dibayar, yaitu seberapa jauh seseorang merindukan pengurapan.

Berikut penuturan Paulus:

1 Kor 12:31
Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi

1 Kor 14:1
Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat


--------

Beberapa denominasi mungkin menyamakan baptisan air dengan baptisan Roh, tetapi Alkitab mencatatnya berbeda.

Setidaknya ada 3 peristiwa di Perjanjian Baru
yang mencatat bahwa Roh Kudus (urapan Roh) belum turun ke atas seseorang walaupun mereka sudah percaya dan dibaptis air.

Baptisan Roh hanya terjadi satu kali, sebagai pintu masuk seseorang pada karunia-karunia Roh.

Setelah terjadinya baptisan Roh, setiap kali pengurapan Roh turun ke atas seseorang, maka peristiwa itu dinamakan 'kepenuhan Roh Kudus' atau 'Penuh Roh Kudus'.


KEPENUHAN ROH KUDUS

Setiap kali seseorang kepenuhan Roh Kudus, maka ia akan mengalirkan kuasa Roh atau karunia Roh.

Ef 5:18-19
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.

Kepenuhan Roh akan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tertentu bagi Tuhan.

Saya pernah alami saat mempersiapkan bahan sharing, maka saya merasakan seperti suatu selimut yang dingin turun ke atas saya lalu tiba-tiba saya merasa begitu 'ringan' dan bersemangat. Pada saat itu saya merasa ingin sekali menuliskan sesuatu, maka saya ambil pena, kertas dan mulai menulis, kemudian terdengarlah kata-kata untuk saya tuliskan. Keesokan harinya pada saat saya ucapkan kalimat yang saya tulis kepada teman-teman komsel, maka salah satu rekan mendapat penglihatan dan mengkonfirmasikan yang saya tuliskan itu.

Tentu saja semakin seseorang meluangkan waktu bersama Tuhan atau melayani Tuhan, maka semakin sering pula kemungkinan orang itu akan mengalami kepenuhan Roh Kudus.

Yang unik dari kepenuhan Roh Kudus adalah Roh Kudus tidak menyabotase.
Pada saat Anda kepenuhan Roh, ada dorongan yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan, bisa jadi itu menulis, bernubuat, menumpangkan tangan, berbicara, menghardik, mendapat penglihatan atau apapun, tetapi manusia dapat memadamkan dorongan itu dan menolaknya.

Roh Kudus itu bekerjasama, bukan menyabotase.
Iblislah yang mengambil alih dengan sabotase. 

Tuhan Yesus memberkati.

 

Minggu, 06 April 2014

Tritunggal part 2 - Ilustrasi Sederhana



Yeh 1:26-28
Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.
Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar.
Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.


Why 4:2-3
Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.


Begitulah kesaksian dari Yehezkiel dan Yohanes yang diizinkan melihat kemuliaan Allah.

Apakah Allah seperti itu pada hakekatnya?
Bukan.

Yang mereka lihat sebatas bagaimana Allah hendak menampakkan diri dalam wujud yang dapat dilihat mata mereka.

Hakekat Allah dalam kebesaran, kemuliaan dan kekekalan tidaklah kita ketahui dan sungguh jauh dari batas pemahaman kita.

Yang dapat kita pahami dan pelajari adalah sebatas bagaimana Allah menyatakan diriNya kepada ciptaan.

Namun penyataan Allah kepada ciptaan dapat memberi gambaran/cerminan terbatas dari hakekat atau keadaan Allah dalam kekekalanNya.

Dalam interaksi dan penyataanNya kepada ciptaanNya, kita memahami bahwa Allah yang Esa dalam hakekat adalah Tiga dalam Pribadi.

Tritunggal part 1 - Esa



Memang tidak mudah memahami ke-tritunggal-an Allah.
Di dalam kekristenan, ke-tritunggal-an Allah itu bukan semata konsep buatan manusia melainkan hasil kesaksian dari orang-orang yg telah melihat langsung Allah yang menuangkan apa yang mereka alami kepada kita melalui Alkitab.
Sebelum masuk dalam ilustrasi, ijinkan saya berbicara mengenai Esa (satu).

ESA

Sudah pasti Allah itu bukan materi jasmaniah fisik.

Kita dapat menghitung materi jasmaniah fisik dengan pasti.
Jeruk adalah 1 buah,
Anjing adalah 1 ekor,
Kertas adalah 1 lembar,
Baju adalah 1 helai.

Semua materi jasmaniah fisik itu dapat diukur.
Mengapa?
Karena kita memberi definisi yang pasti mengenai apa itu 'jeruk', 'anjing', 'kertas' dan 'baju'.

Sekarang coba saya pecah definisi itu.

Berapa liter air dalam 1 jeruk?
Ketika definisi berubah, maka hitungan pun berubah sekalipun masih sama-sama materi jasmaniah fisik.

Ada 3 mililiter air dalam 1 jeruk.
Lalu ada 4 kaki dalam 1 anjing.
Kemudian ada 1.000.000 serat dalam 1 kertas.
Ada pula 100.000.000.000 benang dalam 1 baju.

Semua itu bisa berubah hitungannya jika saya persempit lagi definisinya.

Definisi menentukan bagaimana kita menghitung materi jasmaniah fisik.

-----

Pertanyaannya, 
- Apakah Allah adalah materi jasmaniah fisik?
- Bagaimanakah kekristenan mendefinisikan 'Allah'?

Saya yakin semua orang setuju bahwa Allah bukan materi jasmaniah fisik.
Allah adalah Roh, tapi kadang kita mencoba memahamiNya seolah materi jasmaniah fisik.

Coba kita pikirkan.
Bisakah Allah muncul di 5 tempat yang berbeda pada waktu bersamaan?
Bisa.

Bisakah Allah muncul di 5 tempat yang berbeda pada waktu bersamaan dan menyatakan diri dalam 5 wujud yang berbeda kepada manusia?
Bisa.

Bisakah Allah muncul di 5 tempat yang berbeda pada waktu bersamaan dan menyatakan diri dalam 5 wujud yang berbeda dan berbicara dalam 5 suara yang berbeda kepada manusia?
Bisa.

Jika kita kumpulkan ke-5 kesaksian tersebut, bukankah 'seolah-olah' ada '5 Allah' karena wujud dan suaranya saling berbeda?

Ketika Allah mendatangi Abraham, maka Abraham melihatNya sosok manusia biasa.
Ketika Musa melihat Allah, maka Musa melihat api yang membakar semak.
Ketika Musa berada di Horeb, maka Musa melihat bagian belakang Allah,
Pada saat bersamaan Israel melihat Allah dibalik tiang api dan tiang awan.
Ketika Yehezkiel melihat Allah, maka Yehezkiel melihat Allah seperti permata yang berkilau-kilauan dilingkupi busur pelangi.

Jadi Allah itu seperti apa dan ada berapa?

Allah bukan materi jasmaniah fisik.

Allah adalah Roh.

Jadi ketika orang bicara mengenai "satu," jangan seolah seperti jeruk ada 1 biji yang warnanya kuning, bentuknya bulat dan harus seperti itu.

Mudah saja bagi seseorang berkata Allah itu satu Allah itu esa.
Tapi satu dan esanya bagaimana?
Tidak bisa dijelaskan.

Mereka tidak sekalipun pernah melihat Allah.
"Pokoknya esa ya esa, satu ya satu, begitu ya begitu!"
Itulah sebuah logika yang tidak menjelaskan apa-apa selain allahku yang benar dan allahmu yang salah.

Sebagai catatan kritis, hanya Alkitab saja kitab yang bersaksi tentang penampakan wujud Allah kepada manusia (theofani).
Kitab lain tidak ada dan tidak pernah.

---------

Kekristenan meyakini sepenuhnya bahwa Allah itu Esa (satu) dan satu-satunya.
Tidak ada yang lain seperti Dia.
Hanya Dia saja dari kekekalan sampai kekekalan.

Itulah hakekat Allah.
Hakekat Allah adalah satu, tidak terbagi-bagi, tidak terpecah-pecah, tidak terpisah-pisah, tidak merupakan bagian-bagian.

Hakekat Allah adalah sifat Ilahi dan atribut Ilahi yang menjadikannya unik dan jauh lebih tinggi dari manusia, malaikat, dan segala ciptaan lainnya.

Hakekat/kodrat/esensi adalah hal-hal yang menjadikan sesuatu sebagai sesuatu.

Allah adalah Allah karena sifat dan atributNya; dan Ia adalah satu-satunya, tidak ada yang lain, tidak ada yang setara, tidak ada yang sebanding.

-----

Kekristenan adalah agama kesaksian.
Pemahaman ke-Tritunggal-an Allah lahir karena Allah menyatakan diriNya kepada manusia.
 
Konsep Tritunggal bukanlah logika yang gampang.
Jika gampang, bukankah semua manusia dan semua pendiri agama mudah saja mencatutnya?

Jika tidak mudah dipahami logika, mengapa banyak orang percaya?
Karena Roh Kudus bersaksi dalam roh kita bahwa itu benar adanya.


Kesembuhan dan Firman Tuhan



Alkitab itu berisi firman-firman tertulis (graphe).
Kumpulan graphe itu ibarat kumpulan senjata: Ada pisau, ada pedang, ada golok, ada gada, ada tongkat, ada belati, macam-macam.

Semua senjata itu ada di Alkitab dan bisa diambil.

Tapi pertanyaannya, senjata mana yang pas digunakan untuk situasi tertentu?
Dalam kondisi A, apakah kita cocok gunakan pedang atau malah cocoknya gunakan tongkat?

Kita ambil contoh,
Firman tentang kesembuhan itu banyak macam.
- Ada firman mengenai mujizat penyembuhan
- Ada juga firman tentang pengobatan non-supranatural

1 Tim 5:23
Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah

Dan 8:27
Maka aku, Daniel, lelah dan jatuh sakit beberapa hari lamanya; kemudian bangunlah aku dan melakukan pula urusan raja. Dan aku tercengang-cengang tentang penglihatan itu, tetapi tidak memahaminya.

Obat untuk Timotius itu alamiah, bukan supranatural.
Obat untuk Daniel adalah istirahat.

- Ada juga firman mengenai sakit yang tidak disembuhkan Tuhan.

1 Raj 14:12-13
Tetapi bangunlah dan pulang ke rumahmu. Pada saat kakimu melangkah masuk kota, anak itu akan mati.
Seluruh Israel akan meratapi dia dan menguburkan dia, sebab hanya dialah dari pada keluarga Yerobeam yang akan mendapat kubur, sebab di antara keluarga Yerobeam hanya padanyalah terdapat sesuatu yang baik di mata TUHAN, Allah Israel.

2 Raj 13:14
Ketika Elisa menderita sakit yang menyebabkan kematiannya, datanglah Yoas, raja Israel, kepadanya dan menangis oleh karena dia, katanya: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!"

2 Kor 12:7
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.

Rupanya Tuhan bisa memutuskan untuk tidak menyembuhkan (ya, Tuhan adalah boss dan Dia berhak memutuskan demikian).

Jadi ketiga macam firman tentang kesembuhan itu semuanya benar, semuanya ada di Alkitab dan semuanya adalah senjata.
Mana yang kita gunakan saat bertemu kasus tertentu?

Ada kasus dimana Tuhan ijinkan suatu penyakit sembuh secara natural, ada yang melalui pengobatan medis, ada kasus dimana Tuhan turun tangan secara supranatural, ada lagi kasus dimana Tuhan putuskan untuk panggil pulang ke rumah Bapa.
Semuanya Alkitabiah. 

Intinya, Tuhan punya rencana dan selalu berencana.
Manusia tidak bisa 'memaksa' Tuhan (mengiman-imani sesuatu yang bukan khendak Tuhan).

----------


Alkitab adalah kumpulan senjata.
Jika kita hanya mengacu pada Alkitab (firman tertulis) saja, maka akan ada saat dimana kita bingung senjata mana yang hendak digunakan.
Pada saat itu, kita cenderung menggunakan keinginan dan pikiran kita sendiri untuk memutuskan senjata mana yang 'rasanya cocok' (ingin) kita gunakan.
Ketika senjata itu tidak bekerja dengan baik, kita mendapat malu dan mungkin protes pada Tuhan.

Firman tertulis tidak pernah dimaksudkan Tuhan untuk menggantikan persekutuan pribadi dengan Dia.

Tuhan Yesus pernah berkata kepada orang Saduki:

Mrk 12:24
Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah

Seseorang bisa tersesat karena ia tidak mengerti Kitab Suci (firman tertulis) dan Kuasa Allah.
Kuasa Allah itu dikerjakan oleh Roh Kudus.

Terkait Roh Kudus, Paulus menulis :

Rm 8:14
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.

Kemudian Tuhan Yesus berkata kepada 7 jemaat:

Why 2:7a,11a,17a,29, 3:6,13,22
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat

Kuncinya adalah 'mendengarkan'.

Beberapa orang menafsirkan 'pendengaran' sebagai 'pembacaan' atau 'mendengar akibat membaca'.
Sebetulnya tidak persis begitu.
Yang dimaksud dengan 'mendengar' adalah hasil interaksi dinamis seseorang dengan Roh Kudus yang menjadi Pemimpin.

Iman timbul karena 'mendengar' firman dari Allah, yaitu firman yang dinamis, yang hidup, yang diucapkan oleh Roh Kudus (sering disebut rhema untuk membedakannya dari logos walau artinya sama), bukan sekadar 'graphe'.

Rm 10:17
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus

Setiap anak Tuhan harus bertumbuh dalam pengenalan dan persekutuan dengan Allah agar mereka mengetahui senjata firman mana yang tepat digunakan untuk situasi tertentu.
Pengetahuan itu muncul dari pendengarannya akan suara Tuhan.

Hanya Roh Kudus yang paham bagaimana cara menggunakan 'Pedang Roh' dengan tepat sasaran.

-----------

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah:
Bagaimana jika seseorang belum bisa mendengar suara Tuhan?

Tuhan memandang umatNya sesuai porsi umurnya.
Jika itu petobat baru, maka di mata Tuhan dia masih bayi rohani.
Bayi rohani belum bisa dituntut banyak karena baru diberi sedikit.

Luk 12:48b
Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut

Bayi rohani silakan memilih ayat Alkitab mana saja yang mereka kehendaki lalu mengklaimnya dan mengimaninya, maka Tuhan memberikannya.

Tapi seiring pertumbuhan rohani atau 'usia pertumbuhan rohani yg seharusnya', maka bayi dituntut Tuhan untuk berkembang.
Mulailah pergumulan doa terjadi.
 Mungkin beberapa anak Tuhan akan mengalami doa-doa yang tidak dijawab, berbeda dengan masa lalu dimana hampir semua doa terjawab.

Kondisi tersebut adalah penanda bahwa anak Tuhan datang sudah waktunya untuk langsung mencari kehendak Tuhan.
Jika ia tidak mencari, maka Tuhan tidak ber-rhema.

Jika seseorang berdoa atas pengertiannya/keinginannya sendiri, makaTuhan tidak wajib menjawabnya.

Ams 3:5
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.


Ada doa iman dan ada doa pengharapan.
Doa iman adalah doa yang didasarkan pada rhema sehingga pasti terjadi.
Doa pengharapan adalah doa yang tidak didasarkan pada rhema.

Doa pengharapan adalah doa yang kita naikkan berkali-kali sampai kita tahu jawaban Tuhan.
Siapa yang meminta, dia akan diberi, siapa yang mencari, dia akan mendapat, siapa yang mengetok, pintu akan dibukakan baginya,
Tuhan tau yang terbaik bahkan lebih baik dari yang diharapkannya.

Jika kita mengharapan sesuatu, silakan doa terus dinaikkan sampai kita mendapat iman, yaitu saat firman Tuhan datang kepada kita.

Mungkin kita pernah lihat beberapa orang yang dengan yakin mengimani suatu doa namun akhirnya tidak terjadi. Tragis, bukan? Apalagi jika ia sudah sounding kemana-mana bahwa doa pengharapannya itu pasti akan terkabulkan.
Orang ini telah mencampur-adukkan antara doa pengharapan dengan doa iman. 
Kita harus menyadari bahwa pertumbuhan rohani itu penting.
Iman kita sekarang harus bertambah dibandingkan 10 tahun lalu.
Jika dahulu kita ambil ayat Alkitab, imani, klaim, perkatakan dan terwujud, maka 10 tahun kemudian metode itu belum tentu mustajab lagi.
Sekarang mungkin saatnya kita mengenal pikiran dan kehendak Tuhan dengan datang langsung mencari jawaban dariNya.

--------

Teman saya ada yang papanya sedang sakit dan terbaring di rumah sakit.
Lalu teman saya meminta bantuan saya untuk mendoakan dan saya menyanggupinya.
Pada saat saya berdoa, saya bertanya pada Tuhan:
'Bagaimana dengan papanya ini?'

Maka suatu Suara terdengar di hati saya, 'papanya akan dipanggil pulang.'


Tentunya saya tidak doakan agar papanya meninggal,
Saya doakan agar kehendak Tuhan yang terbaiklah yang terjadi.
Saya pun diam saja tidak menyampaikan apa yang saya dengar karena saya tidak ingin memadamkan semangat orang (sekaligus saya gunakan kasus ini sebagai test-case dalam mendengar suara Tuhan).

Kemudian tiba harinya papa teman saya dipanggil pulang ke rumah Bapa.
Setelah selesai urusan penguburan, maka saya datang ke teman saya dan menyampaikan kesan di hati bahwa memang sudah waktunya papanya pulang.

Pada saat saya share ini, dia berkata bahwa mereka kakak-adik sedang saling menuding mencari-cari kesalahan terkait upaya pengobatan papanya,
Maka saya katakan bahwa memang sudah waktunya dan tidak usah menuding-nuding lagi.
Saya bisa melihat bahwa teman saya terhibur dan saya sangat bersyukur kepada Dia.

---------

Kasus berikutnya,
Lagi-lagi papanya teman saya (teman yang lain lagi) sakit. Dokter memberikan diagnosa penyakit yang aneh, kondisinya pun lumayan parah. Teman saya minta kami doakan.
Lalu saya berdoa sambil bertanya pada Tuhan mengenai papa teman saya ini.

Suatu suara muncul di hati saya yang berkata:
'Dia akan sembuh dan keluar rumah sakit, tapi setelah itu harus langsung dilayani konseling.'
Maka saya sampaikan kepada teman saya kabar tersebut.

Sekitar beberapa hari setelah saya sampaikan, maka papanya keluar dari rumah sakit.
Saya ingatkan agar papanya dilayani konseling di Gereja.

Beberapa minggu berlalu dan saya tidak ingat lagi hal tersebut.
Suatu pagi saya tiba-tiba teringat dengan papanya teman saya, saya kaget dan spontan mengirim sms ke teman saya menanyakan kondisi papanya.
Ternyata saya dapat balasan bahwa papanya subuh itu juga telah meninggal.

Saya terkejut tetapi juga tidak tau harus berbuat apa.
Kematian adalah misteri Tuhan, saya bisa saja bertanya 'what if...' tapi percuma saja.

--------

Demikianlah beberapa pengalaman saya terkait kesembuhan.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. 


Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...